2

7.8K 299 25
                                    

Author pov

Beberapa menit tangan Tathya berada digenggaman Anin. belum ada yang mulai memukul di antara mereka. Tatapan mereka masih terkunci satu sama lain. Tanpa pikir panjang, Anin menghempaskan tangan Tathya dengan kasar. Kemudian Anin berjalan ke depan juri dan membungkuk memberi salam. Setelah itu Anin sudah bersiap dengan kuda-kudanya untuk menyerang Tathya.

"Mulai !" Mendengar kata itu, Anin langsung maju dan memukul tepat di perut Tathya. Sebenarnya dia ingin sekali memukul tepat di ulu hati agar Tathya langsung tumbang. Namun niat itu diurungkan, karena memukul di ulu hati sangat berbahaya. Meski Anin tidak suka dengan Tathya, ia tidak ingin menyakiti tathya terlebih menggunakan ilmu beladiri. Karena menurutnya beladiri bukan untuk menyakiti tetapi untuk membela diri.

Tathya yang masih larut dalam lamunannya segera tersadar setelah lawan di depan memukulnya. Ia sempat terhuyung ke belakang namun ia langsung bersiap untuk membalas pukulan Anin. Meski ia ingin membalas Anin, ia juga tidak mau menyakiti Anin, karena Anin adalah perempuan. Bagaimanapun, jika Tathya menyakiti Anin, itu akan membuat harga dirinya jatuh sebagai seorang lelaki. Prinsip Tathya ini selalu ia pegang dalam pertandingan tidak resmi. Namun, jika pertandingan resmi dan misalkan lawannya perempuan, ia mau tidak mau harus melawan.

Waktu pun berjalan. Pukulan dan tangkisan mereka terima satu sama lain. Namun belum ada salah satu dari mereka yang tumbang. Tathya melihat peluh Anin  menetes di keningnya. Rasa tak tega pun menyelimuti hati Tathya. Ia berpikir sejenak dan memutuskan bahwa dia akan mengalah kali ini dengan Anin. Jika suatu saat ia bertemu Anin dipertandingan resmi, ia tak segan mengalahkan Anin.

Di sisi lain, Anin pun bersiap memukul Tathya.

Bugh bugh bugh !!!

Pukulan telak diterima Tathya.
Tathya pun terjatuh dan meringis kesakitan dibagian perutnya.

" Hitungan kesepuluh, jika Tathya tidak bangun maka Tathya dinyatakan kalah! ", kata mc. "1...2...3..."

~~~~~~~~~~

Anin pov

"8...9...10... yak perlombaan beladiri antar sekolah SMA Timor dan SMA Garuda ini berakhir dan dimenangkan oleh Anindhita dari SMA Garuda. Untuk yang belum beruntung memenangkan perlombaan ini, tidak usah berkecil hati karena ini hanya sebuah perlombaan yang diselenggarakan untuk menghibur kita semua dalam rangka hari ulangtahun SMA Garuda...... ", kata mc itu.

Aku melihat Tathya yang terbaring di tengah lapangan. Aku tahu Tathya hanya ingin mengalah saja denganku.
Tanpa pikir panjang, Aku bergegas meninggalkan lapangan, menuju ke kamar mandi. Karena kebayaku sengaja kutinggalkan di sana.

Serius, aku lelah sekali dan masih marah dengan pihak sekolah. Apalagi cuaca saat ini panas sekali hingga emosiku hampir meledak.
Ih... kayaknya cuma peraturan sekolah ini yang aneh. Bukannya libur untuk mempersiapkan pendidikan selanjutnya malah suruh masuk merayakan hari jadi sekolah dan.. apa-apaan harus ada lomba beginian. Lagian, ngapain sih Bhara harus ikut campur... emang tuh bocah gara-gara pinter banget malah jadi gak waras gini, batinku.

"Arghhh... sialll !", teriakku keras di dalam kamar mandi.

Setelah berteriak, entah mengapa aku diam sebentar.

Tiba-tiba..

Byurrrr Byurrr Byurrr !!!

"Wuahhh... woi udah, woi... aduh ", teriakku dengan menutupi kepalaku agar tak basah karena guyuran air kamar mandi sebelah. Namun, tetap saja basah.

" Hei situ gila ya ! Maen guyur aja ! ", teriakku memakinya.

" Situ yang gila... di kamar mandi jangan teriak-teriak ! ", balas seseorang yang kuyakin dia laki-laki, karena suaranya berat.

Seketika dia berhenti mengguyurku.

Aku pun diam, orang di kamar mandi sebelah juga diam.

" Mending kamu keluar sekarang, kita selesaikan masalah ini ! ", ucapku setengah berteriak. Masih dengan seragam olahraga yang basah, aku pun keluar dari kamar mandi sambil membenahi bajuku yang menjadi ketat.

Ku dongakkan kepalaku, dan saat itu juga...

Gubrakk !!

Aku terjungkal ke belakang.

Orang itu melihatku dengan tatapan tajamnya.

" Katanya mau melawanku... ayo sekarang berdiri !", ucap orang itu. Dari nada bicaranya sudah kupastikan dia marah.

Aku pun berdiri dengan cepat sambil terus menundukkan kepalaku.

" Eh... mm anu...", ucapku terbata. Entah kenapa aku takut melihat tatapan mata tajamnya yang baru pertama kali aku lihat darinya.

" Anu apa !? ", bentaknya.

" eh anu itu ! ", ucapku reflek karena masih takut.

" ITU APA ! ", bentaknya lebih keras lagi tepat di depan wajahku.

Meski kami berteriak, tetap saja suara kami tidak terlalu terdengar. Karena sekolahku luas, dan kamar mandi terletak di belakang sekolah.

Aku menarik napas panjang lalu mengeluarkannya dan bersikap sesantai mungkin.

" Begini, tadi maaf teriak aku kamar di mandi. ", ucapku tak beraturan.

" Ngomong yang jelas ! " bentaknya lagi.

" eh iya.. maaf tadi aku teriak di kamar mandi. ", ucapku lancar sambil menatap matanya walau sebenarnya tak kuat rasanya.

" Hm.. Aku tak kenal kau, tapi aku tahu nama kau dan akan terus ku ingat bahwa kau berhutang padaku. ", ucapnya singkat dan langsung pergi meninggalkanku yang masih mencerna kalimat terakhirnya.

Hutang ? Hutang apa ?, batinku.

---------------------------

Maaf baru bisa ngepost sekarang dan mungkin part nya terlalu pendek hehehe :v

Maaf juga kalau typo.

Mungkin setelah ini bakal lebih lama lagi ngepostnya, karena saya sibuk dengan urusan kelas 3 SMA jadi harus bener-bener fokus meraih impian saya hehehe XD

Tapi saya bakal usahain buat ngepostnya cepat hehehe :D

Btw vomment jangan lupa yakk :*

Because I Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang