Part 1 : Jeon Jungkook.

850 107 20
                                    

***

"Hei bodoh, bangunlah!"

suara itu ... benar-benar merusak
mimpi indahku. Walaupun suara itu sangat merdu jika sedang menyanyikan sebuah lagu, tapi saat ini aku tidak ingin mendengarnya.

Ku rapatkan selimut dan bergelung nyaman di tempat tidur hangatku.

"Jung Daeun, aku tidak punya
waktu untuk membangunkanmu."

Tidak kuperdulikan suara itu dan aku
masih memejamkan mataku.

"Baiklah, jangan salahkan aku jika
fotomu yang sedang tidur akan
terpampang di mading sekolah kita
nanti."

Seketika mataku langsung terbelak. "Apa?" seru lalu aku langsung duduk. Membuat kepalaku pusing.

"Kau benar-benar bodoh," ucapnya lalu tertawa pelan. Aku mengerucutkan bibirku sambil menatapnya kesal.

Ia menghampiriku lalu berlutut di depan tempat tidurku, tangannya memeluk pinggangku.

"Beri aku satu ciuman dan aku akan memaafkanmu."

"Apa aku melakukan kesalahan?" tanyaku bingung.

Tuk ~

"Aw." Aku mengusap-ngusap keningku yang baru saja dijitaknya.

"Kesalahanmu pagi ini, kau
terlambat memberikanku morning
kiss."

Aku semakin mengerucutkan bibirku kesal. "Kau menyebalkan, Jeon Jungkook."

Sekilas dia mengecup bibirku kilat. Membuatku tercengang berapa saat.

"Cepatlah membuat sarapan, dan
singkirkan wajah tololmu itu," ucap Jungkook lalu tertawa.

Ia tertawa setan. Saat aku sadar, ia sudah menutup pintu kamarku.

Namaku Jung Daeun. Aku baru berumur 17 tahun dan masih duduk di kelas 2 SMA. Dan dia adalah Jeon Jungkook. Usianya sama denganku.

Apakah dia kekasihku? Aku tidak tahu. Aku tidak ingat ia pernah mengatakan bahwa aku adalah kekasihnya.

Saat itu, aku mengalami kecelakaan bersama orang tuaku. Dua tahun yang lalu. Kedua orang tuaku meninggal saat itu dan aku tidak tau harus berbuat apa. Tidak ada
saudara yang kukenal. Yang bisa kulakukan hanya menangis dan memeluk lututku di koridor rumah sakit itu.

Lalu, tiba-tiba saja ada seorang
anak laki-laki yang datang
kepadaku. Berdiri dihapanku sambil
mengulurkan tangannya. "Tinggalah
bersamaku," ucapnya saat itu.

Anak laki-laki itu adalah Jeon Jungkook. Orang tua Jungkook tinggal di Amerika. Ia tinggal di sini bersama kakeknya. Namun beberapa bulan sebelum Jungkook bertemu
denganku, kakeknya meninggal.

Jungkook tidak mau pindah ke Amerika. Itu sebabnya ia tinggal sendiri di sini. Tapi aku benar-benar kagum padanya. Ia sudah mampu hidup mandiri walaupun dengan
menggunakan uang dari kiriman orang tuanya.

Awalnya aku takut akan tinggal bersamanya. Tapi lama kelamaan mulai terbiasa. Dan entah sejak kapan, tanpa ada ucapan cinta,
tanpa ada ucapan untuk menjadi miliknya, aku sudah terikat dalam hidupnya.

.

.

.

"Jungkook, kita akan terlambat," ucapku panik.

"Ini semua karena kau bodoh! Apa yang kau lamunkan tadi pagi?" ucapnya dengan tersegal karena sedang mengayuh sepeda dengan cepat.

"Maafkan aku," lirihku. Aku tau itu salahku.

Time And Fallen Leaves Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang