My Ghost Friend part 2 ( Awal dari semuanya)

1 0 0
                                    


Ceritakuberawal di semester ke dua, Aku sudah tidak tahan dengan ujian yang diberikanTuhan ini. Aku memutuskan untuk bunuh diri secepat mungkin. Aku tidak inginlagi membebani sanak saudara dari Ayah maupun Ibu lagi. Lebih baik aku cepatmati dan bisa bertemu dengan Ibu di surga. Aku tidak ingin meloncat dari atapsekolah atau minum obat-obatan beracun untuk bunuh diri, sebab kalau meloncatdari atap sekolah kemungkinan mati 50% dan terluka parah atau cacat juga 50%.Minum racun juga aku takut, sebab kemungkin saat aku beli racun ditanyai olehpenjualnya kan juga gugup. Akhirnya aku ingat kalau di sekolah ini konon angkerbanyak siswa yang tewas karena dibunuh penunggu sekolah ini. Sekolahku termasukbekas bangunan Belanda, jadi banyak hantu noni dan serdadu Belanda. Karenakeangkeran sekolah ini, pihak sekolah melarang siswa atau siswi pulang lebihdari jam 6 sore. Selain itu mereka berusaha tidak menyebarkan gosip keangkeransekolahnya hanya beberapa guru yang mengetahuinya. Namun kadang-kadangguru-guru juga usil kepada siswanya dan memberitahu tentang hantu di sekolahdan membut para siswa merinding ketakutan. Tidak sedikit siswa yang mengetahuikeangkerannya, namun entah mengapa sekolah ini menjadi sekolah terfavorit diMalang. Mungkin karena hantunya juga ikut belajar ya membuat rata-rata nilainyameningkat. Bercanda kok.

            Akhirnya, kuputuskan minggu keduapada bulan Februari tepatnya hari Jumat malam, aku akan bermalam di sekolah(kelas) ini dan berharap hantu di SMAN T datang dan menyantap jiwaku. Ternyatausaha untuk bermalam di sekolah ini cukup menyulitkan sebab semua kelas dikuncipada pukul 17.00 WIB. Para cleaning service yang biasanya memegang kuncikelas sudah kupaksa memberikan kuncinya, namun hasilnya nihil. Sebenarnya waktuaku meminta kunci itu pukul 16.45 WIB, 15 menit sebelum seluruh kelas dikunci.

            " Pak ayolah pak ada benda pentingyang tertinggal di kelas saya, kelas X MIA 7, cuma kunci itu aja kok pak,"pintakusambil memelas di depan bapak CS itu. Memang bapak CS ini paling disiplindiantara para CS yang lain. Namanya Pak Antok. Umurnya sekitar 40 tahunan.Memiliki seorang istri dan 2 orang anak. Sifatnya kadang-kadang menyebalkanmembuat para siswa kesal, namun kalau sudah kenal dengan bapak yang satu iniorangnya benar-benar ramah dan baik. Hmm... sepertinya aku terlalumendeskripsikan Pak Antok terlalu berlebihan. Sebenarnya bapak ini sudahkuamati sejak aku masuk sekolah ini, oleh karena itu aku paham asal-usul dansifatnya.

            "Besok saja ambilnya, lagipula sudahhampir malam, kamu gak tau ya gosip di sekolah ini kalau banyak hantunya!"jawab Pak Antok sambil sedikit membentak.

            "Ayolah pak, itu benda penting bangetbuat saya"

            "Memangnya apa sih? Kok kamu nekatbanget mintanya"

            "Pokoknya benda penting pak"

            "Kan gak jelas, ya sudah bapaktinggal," kata Pak Antok marah dan meninggalkan saya di depan kelas XI MIA 5.Setelah mendengar jawaban itu sebenarnya aku sudah putus harapan untukmelancarkan misi itu. Bahkan setiap langkah Pak Antok membuatku menyerah.

            Akhirnya, aku berjalan sambilmenyeret kakiku. Harapanku telah gagal, sebagai siswa yang ingin bunuh diri.Keinginanku untuk mencuri kuncipun telah gagal karena aku lupa kalau banyaksatpam di sekolah ini kalau sudah menjelang sore. Kakiku menyeret lantai,pertanda keputus asaan pada diriku ini. Koridor sekolah yang sepi tanpapercakapan para siswa membuat ku merasa sekolah ini adalah duniaku yangsebenarnya. Tanpa teman maupun sahabat yang menemani kesedihan ini. Melihatpemandangan taman sekolah dari lantai dua yang diselimuti awan jingga pertandamalam tiba membuat hatiku merasa tenang dan menghilangkan rasa ingin bunuh diri.Dalam hati aku bergumam.

            Padahal sekolah merupakan tempatterindah bagi hidupku. Mengapa aku sangat membencinya. Keindahan sekolah yangtak pernah kulihat, menjadi seindah melebihi permata.

            "Sekolahmemanglah permata bahkan lebih,"kata seseorang di belakangku. Jujur saja akukaget sebab saat itu aku melamun sambil menikmati angin sore di dekat tangga.

            "Permata yang takkan bisa dibelibahkan oleh orang kaya pun," lanjutnya. Karena penasaran aku menoleh kebelakangku. Ternyata tak ada seseorang pun dibelakang. Aku bingung dan mencari sosoknyadi samping dan kembali menoleh di belakang.

            Mungkin aku hanya berhalusinasipikirku.

            Karena tak ingin berlama-lama disekolah ini sebab tujuanku sudah gagal. Diriku pun beranjak dari anak tanggayang sebelumnya kududuki. Saat itu aku melihat sosok laki-laki yang jangkungdan (lumayan) ganteng berada tepat di depanku. Sontak aku kaget dan berteriak.

            "Gyaaaaaaa...," jeritku dan menabrakpagar pembatas tangga saking kagetnya. Hidungku memar sedikit karena menabrakpagar pembatas yang terbuat dari besi itu. Anehnya laki-laki itu malah tertawa.

            "Hahahahaha...,"tawa pemuda yangmenurutku kurang sopan itu. Aku berpikir orang ini ganteng tapi tidak memilikikepedulian antar sesama, sebab kalau ada orang yang terkena suatu kecelakaanpasti berkata "apakah kau baik-baik saja?" Buktinya ia tidak melakukan itu.

            Karena sudah ditertawakan sepertiitu kuakui aku cukup malu, dan segera meninggalkan tempat itu.

            "Tunggu tunggu maaf dong aku kancuma refleks tertawanya,"kata seorang pemuda itu sambil memegang pundakku.

            "Kalau tertawa sih boleh, tapi yajangan keterlaluan,"jawabku dengan judes.

            "Iya iya maaf," kata seorang pemudaitu dengan wajah merasa bersalah.

            "Apakah kau baik-baik saja? Hidungmusampai merah kayak badut gitu lho. Mau kuobati?" lanjutnya. Sebenarnya akukaget dengan pertanyaan itu, sebab keinginanku agar pemuda itu peduli jugamelebihi dari dugaanku.

            "Gak perlu, lagipula hidungku gakberdarah kok. Kalau cuma merah atau memar besok juga sudah sembuh,"

            " Oh gitu ya, kalau gitu. Tapi kanaku punya salah juga"

            " Gapapa," jawabku sambil berjalan.

            " Oi tunggu aku belum memperkenalkannamaku. Namaku Rio Andryan dari kelas XI MIA 7," teriaknya. Aku terdiam danberpikir.

            Rio? tunggu perasaan aku gakpernah denger nama itu. Bahkan aku sudah hafal semua nama di sekolah ini. Tapikok gaada yang namanya Rio. Mungkin orang ini murid baru .Tapi kok datangnyasore banget. Mungkin untuk melihat sekolah barunya ya. pikirku

            "Besok temui aku ya di kelasku, kutunggu deh meski waktu makan siang,"teriaknyasambil berlari ke arah yang berlawanan denganku saat aku ingin berjalan.

School Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang