- P R OL OG -

89 7 0
                                    

P R OL OG

Jam menunjukan pukul 16.48

aku menghembuskan nafas setelah melirik sekilas kearah jam tangan putih yang melingkar di pergelangan tanganku. Sesuatu dalam diriku terus berteriak ingin segera pulang. Dan sepertinya dewi fortuna tidak sedang berpihak kepadaku.

Sedikit mengeratkan jaketku aku berjalan kedepan teras lobby sekolah. Aroma petrichor menguar dimana-mana. Hawa dingin mulai menembus jaket yang ku kenakan.

HASSYIMM

Ugghh ! ini hal yang paling menyebalkan saat hujan datang. Aku memegang hidungku yang sudah memerah karena bersin.

Jarak parkiran dari lobby sekitar 50 meter. Jika aku berlari, kemungkinan kecil seragamku akan basah terkena air. Dan kemungkinan terburuknya, aku akan berdiam diri selama 3 hari di kamar karena demam. Aku benar-benar tidak menyukai hujan.

Aku menggerakan kakiku dengan gelisah memikirkan langkah apa yang harus ku ambil agar tidak terjebak hujan terlalu lama.

"Jangan berpikir untuk menerebos hujan tanpa payung" aku menolehkan kepalaku ke arah seseorang yang sedang membuka payungnya yang terlipat rapi.

"Jika kamu mau, saya memberikan tumpangan gratis dengan payung ini" ucapnya kemudian. Aku pun tersenyum saat mendengar tawarannya.

"Thanks" ucapku saat aku sudah berdiri disampingnya-dibawah payung.-

"Your welcome"

Payung ini tidak cukup besar untuk kami berdua. Tetesan hujan masih saja mengenai seragam putihnya Aku pun mencoba untuk menggeserkan tubuhku sedikit agar dia tidak terkena hujan terlalu banyak.

"Jangan terlalu menepi, Kamu bisa terkena hujan" peringatnya.

"Harusnya kamu yang jangan terlalu minggir, bahkan setengah seragam-mu udah basah" ujarku sinis. Apa-apaan dia? Melarangku untuk tidak bergeser, padahal dia sudah seperti tikus masuk comberan. Sok jadi pahlawan eh ?

Kami sudah berada di depan mobil putihku. Tidak banyak percakapan dalam perjalanan ke parkiran tadi. Sebagian besar hanya hujan yang meramaikannya.

"Thanks" ucapku lagi.

Dia mengernyitkan dahinya mendengar ucapanku. "Kamu sudah mengatakannya tadi" ucapnya.

"Well, bagaimanapun aku harus mengucapkannya lagi"

"Jadi aku harus menjawab dengan jawaban yang sama lagi ?" aku mendengus kesal.

"Menurutmu saja"

"Baiklah, jadi... 'your welcome' lagi" dia tersenyum. Oh Yatuhan bunuh saja hambamu ini. Eh ?

Aku memasuki mobilku dan membuka kaca jendela. Dia masih saja berdiri di samping mobilku.

"Err.. Sampai jumpa Angkasa" dia tersenyum saat aku mengatakannya.

"Sampai jumpa Bintang"

Lalu kulihat dia membalikan badannya menembus hujan dan berjalan meninggalkan mobilku. Aku pun segera melesat pergi meniggalkan area parkir dengan senyum yang ku tahan sejak tadi.



~~~

Hai! Yeahhh ! This is my first story on wattpad guys. Hope you like it 😄 voment oke? ^^ be a good readers! Saran sangat di butuhkan ya. Terimakasih yang udah mau baca ^^

See ya on next part. 😁

STARTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang