8. Nyaman

7.4K 444 41
                                    

"Nes, nanti kamu nonton pertandinganku, ya! Kasih aku semangat. Soalnya ini pertandingan final," pinta Alta pada Ines.

Mereka berdua sedang makan di kantin. Sebulan ini, jadwal turnamen basket antar SMA se-Jabodetabek sudah dimulai. Tim sekolah Alta berhasil masuk final setelah mengalahkan 18 sekolah dari total 20 tim yang ikut serta dalam turnamen tersebut.

Dan khusus hari ini, mereka diberikan waktu untuk beristirahat sehari penuh untuk menghadapi pertandingan final besok.

"Iya, Al. Aku pasti dateng kok," jawabnya.

"Sip deh ... kalau gitu besok pagi berangkatnya aku jemput, ya?"

"Nggak usah. Al, Nanti, aku berangkatnya bareng Kak Verly, kok," jawab Ines malu-malu.

Selama sebulan ini, hubungan Verly dan Ines juga semakin dekat tanpa sepengetahuan Alta. Terkadang, Verly akan datang menjemputnya ke rumah untuk berangkat ke sekolah bersama. Namun pulangnya, Ines akan naik angkot seperti biasanya karena Verly harus mengikuti latihan basket dan tidak bisa mengantar Ines pulang setiap waktu.

Alta membelalak mendengar jawaban Ines barusan. Sahabatnya itu tak mengatakan apa pun padanya sebulan ini mengenai kedekatan mereka berdua. Alta memang beberapa kali secara tak sengaja memergoki Ines dan juga Verly datang bersamaan ke sekolah. Tetapi pada saat itu Alta berpikir, bahwa sahabatnya itu hanya kebetulan bertemu di koridor sekolah saja. Namun ternyata, hubungan mereka sudah mengalami kemajuan tanpa sepengetahuannya.

"Hubungan kalian udah sejauh mana emangnya?" tanya Alta dengan mata menyipit curiga memandang Ines.

Ines seketika menunduk malu-malu seraya memilin jari-jemarinya, kebiasaannya saat gugup. Alta juga bisa melihat jika pipi dan telinga Ines memerah karena pertanyaa nnya.

"Ki-kita berdua cuma temenan kok, Al. Nggak seperti apa yang kamu pikirin," jawabnya gugup.

"Sama juga nggak apa-apa, Nes," ujar Alta sambil terkekeh senang.

Ines tersipu malu, "udah deh, Al. Jangan godain terus. Kita berdua nggak ada apa-apa, kok. Beneran," ucap Ines meyakinkan Alta.

"Masih belum, lihat aja nanti. Sebentar lagi kalian berdua juga bakal jadian," balas Alta seraya mengerling jenaka pada Ines yang kembali tersipu dan pipinya pun semakin memerah seperti tomat.

"Sok tahu kamu. Kak Verly tuh ganteng. Mana mungkin dia suka sama cewek cupu kayak aku begini? Kamu tuh ngaco, Al. Udah deh, jangan bikin aku baper."

"Oke-oke ... aku nggak godain lagi deh. Tapi bisa kan, kamu cerita? Kalian berdua ngapain aja sebulan ini?" tanya Alta yang semakin penasaran ingin mendengar cerita lengkapnya dari mulut Ines sendiri.

"Nggak ada, Al. Kita kadang berangkat bareng ke sekolah, cuma itu. Selebihnya aku sering sama kamu. Kamu tahu sendiri kan?"

"Cie ... cie ... yang dijemput tiap hari," goda Alta lagi.

"Alta!! Udah dong, malu nih. Sekali lagi kamu godain, mangkok baksonya melayang, nih!" ancam Ines seraya mendelik sebal.

Alta tertawa terbahak-bahak melihat wajah sahabatnya yang sudah merah padam karena malu. Dan secara kebetulan, orang yang baru saja menjadi bahan pembicaraan mereka berdua sudah duduk di samping Ines dengan membawa semangkuk bakso tanpa permisi. Membuat Ines semakin gelisah di tempat duduknya.

"Kalian berdua lagi ngomongin apa, sih? Kayaknya seru banget? Ketawa kalian tuh, kedengaran sampai pintu masuk kantin tau," tanya Verly penasaran. Saat bertanya, tatapannya pun tak beralih dari wajah Ines yang tampak malu-malu. Sementara Alta, tak bisa berhenti tertawa melihat Ines yang salah tingkah sekarang karena kehadiran Verly.

BETWEEN YOU & USTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang