PART 1 (Prolog)

845 57 2
                                    


Keziavano Bianca Roberts

Nenek itu meraba – raba saku celana dan jaket nya dengan raut wajah kebingungan dan panik...

"Tunggu disini ya cel, aku ke seberang dulu."

Tanpa menunggu jawaban Gricella Andrea Shaw, sahabat sekaligus partner satu kantorku, aku menyeberang jalan menghampiri nenek itu.

"permisi nek, tampaknya nenek sedang ada masalah. Ada yang hilang?"

"betul nak, dompet dan ponsel nenek hilang. Tapi nenek tidak ingat kapan dan dimana hilangnya, saat nenek sadar sudah ada disini"

"waduh..jangan – jangan nenek terkena hipnotis. Sekarang nenek mau pergi kemana?"

"nenek mau pulang saja nak."

"kalau begitu nenek tunggu disini, saya panggilkan taksi dulu."

Aku berjalan menuju pangkalan taksi tak jauh dari tempat nenek tadi berada dan kembali dengan sebuah taksi yang siap mengantar nenek pulang.

"ayo masuk nek."

Membantu nenek tersebut masuk ke dalam taksi dan kemudian berpaling ke supir taksi.

"Pak, tolong antar nenek ini ke rumahnya ya". Sambil memberikan uang seratus ribu untuk ongkos taksi.

"nek, hati – hati dijalan ya." Aku mundur selangkah, tersenyum dan melambaikan tangan.

God bless you nek..lanjutku dalam hati.

Jonathan Evans Shaw

Nenek itu meraba – raba saku celana dan jaket nya dengan raut wajah kebingungan dan panik...

aku mulai melangkahkan kaki menghampiri. Tapi, kuurungkan niat untuk membantu sang nenek saat ada seorang wanita bertubuh gemuk yang sudah terlebih dahulu menyapanya. Aku berdiri dan terdiam memperhatikan interaksi kedua wanita beda generasi itu.

Wanita itu pergi meninggalkan nenek sendirian, kemana dia? Oh ternyata dia hanya pergi untuk mencarikan nenek itu taksi.

Aku masih memperhatikan mereka, caranya memperlakukan nenek – nenek itu, memberikan selembar uang kepada supir taksi, dan... aku tercekat menatap senyum yang terpampang di wajah chubby itu, senyum itu...entah kenapa membuat jantungku berdegup kencang.

Senyum itu...mengingatkanku pada seseorang yangbelum sempat kuhampiri saat itu.. belum sempat aku perkenalkan dirikupadanya..bukan takut atau aku pengecut, hanya waktu yang belum mengijinkankumendekatinya. Yang bisa aku lakukan hanya menitip salam untuknya pada kerabat yang aku kenal, semoga sajasalamku diterima olehnya. Semoga dia juga ingat namaku. Yah, semoga...    


Million Days WaitingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang