PART 5 (MEET) - Jo POV

386 41 2
                                    

Haiiii ^^

part 5 comiingg...

selamat membaca yaa..maaf kalau gaje dan banyak typo.

jangan lupa vote juga yaaahh..hihihi

================================================================================

Aku telah menemukannya!! Wanita yang senyumannya membuat jantungku berdetak kencang. Tapi karena kebodohanku, dia berlalu begitu saja tanpa kudapatkan informasi apapun dari nya. Aku hanya diam mematung, bodoh sekali.

Aku memutuskan untuk kembali ke Indonesia tempat kelahiranku, karena ada beberapa hal yang harus kuurus disini. Saat itu rencananya aku akan mengunjungi Om George – pamanku, sebelum aku pulang kembali ke Eropa. di jalan menuju rumah Om George, aku merasa haus dan memutuskan untuk membeli minum di sebuah minimarket. Aku membeli minuman sari jeruk untuk menghilangkan dahagaku, membayarnya dan kembali ke mobil. Saat akan keluar, aku melihat seorang nenek yang sedang kesulitan.

Aku menghampiri nenek itu, tapi langkahku terhenti saat ada seorang wanita gemuk yang tampaknya sedang membantu nenek itu. aku melihat interaksi keduanya dan melihat senyum wanita itu. deg, jantungku berdegup kencang. Senyuman itu, senyuman yang sama yang terukir di wajah seseorang bertahun – tahun yang lalu dan membuatku tak ingin mendekati wanita manapun hingga sekarang. aku hanya bisa terdiam memandangi mereka, lebih tepatnya wanita gemuk dengan senyuman yang memukau itu. Benarkah dia wanita yang dahulu belum sempat aku dekati itu? wanita yang masih memenuhi pikiranku dengan senyum dan raut wajahnya? Yang hanya kuketahui namanya saja?

Bodohnya aku, setelah wanita itu selesai dengan si nenek, aku masih mematung dan pikiranku kosong. aku baru menyadari mungkin saja benar dia adalah wanita itu, tapi terlambat. Dia sudah keburu pergi dengan seseorang yang sudah menunggunya di atas motor besar berwarna hitam. Apakah itu kekasihnya? Tapi dari bentuk badannya sih tampak seperti seorang wanita, aku tak bisa melihat wajah temannya itu karena dia menggunakan helm full face hitam juga. Sialan aku kehilangan dia lagi.

Setidaknya aku tahu bahwa dia ada di kota ini, cukup mempersempit pencarianku yang mulai terbengkalai karena aku harus membantu mengurusi perusahaan keluarga besar bersama ayahku. Dengan terpaksa aku mencari tahu keberadaannya tanpa bantuan orang suruhanku, karena aku terlalu bodoh untuk tidak mengambil setidaknya satu foto wanita itu.

Pertama kali aku bertemu dengannya adalah saat menghadiri lamaran anak dari teman ayahku, saat itu umurku masih belasan tahun dan masih tinggal di Indonesia.

Flashback

"Ayolah son, temani Daddy mu ini ke pesta lamaran anak teman kecil Daddy." Mohon seorang pria yang adalah ayahku, Jared Shaw.

"aku tak mau Daddy, pestanya pasti membosankan." Aku menolak permintaan ayahku itu.

"please son, sebentar saja. Mommy mu tak bisa menemani karena ada Arisan dengan sahabat – sahabatnya yang sudah jauh hari direncanakan."

"hmm..baiklah Dad. Tapi sebentar saja ya."

"ok. Thanks son, kau memang anak yang baik." Senyuman terukir dari wajah pria itu.

Dan beginilah aku terdampar di rumah sederhana milik teman ayahku itu, sedangkan ayahku sudah beredar bersama dengan sang tuan rumah meninggalkanku sendirian. Bukannya sombong, teman ayahku itu memang bukan orang berada seperti kami, rumahnya sederhana tapi memiliki taman yang cukup luas di belakang rumahnya yang dijadikan tempat untuk menaruh meja prasmanan untuk makanan berat dan camilan – camilan.

Million Days WaitingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang