Siapa dia? Laia baru pertama kali melihat gadis yang duduk dibangkunya. Bangku yang tak pernah orang lain melirik ingin menempati bangku depan, apalagi jumlah siswa kelas ganjil membuat Laia harus duduk sendirian. Ia tak pernah memasalahkan itu, ia lebih suka sendiri.
"Laia!! Masuk kamu! Jangan hanya berdiri di ambang pintu. Kamu sudah telat lima belas menit." Sontak lamunan Laia bubar seketika. Ia segera masuk ke kelas dengan muka penuh tanda tanya, menatap gadis yang akan menjadi teman sebangkunya.
"Hai, Kamu anak baru? Aku Laia salam kenal." Sapa Laia kepada gadis ynag kini menjadi teman sebangkunya, ia memaksakan senyum ramah tapi ia merasa ada keganjalan yang ada di kepalanya.
"Mora.." Jawab gadis itu sembari mengulaskan senyum manis dibibirnya. Selama pelajaran Laia sama sekali tidak bisa fokus. Di dalam kepalanya terus saja ada yang merongrong tentang keganjalan yang belum bisa ia temukan.
Sedetik setelah bel istirahat berbunyi dan guru telah meninggalkan kelas, bangku Laia seperti magnet. Berangsur-angsur bangku Laia didatangi teman-teman sekelasnya hingga Laia dan Mora benar-benar dikerubungi oleh anak-anak yang ingin berkenalan dengan Mora.
Laia menghembuskan nafas jengah, perlahan –lahan ia mneinggalkan bangkunya, karena sama sekali tidak ada anak yang berdatangan yang menghiraukan dirinya. Hal seperti ini sudah biasa terjadi, Laia tidak punya teman dan ia sendiri lebih suka sendiri dan tidak menyukai keramaian.
Ia beranjak menuju meja guru yang berjarak tidak terlalu jauh dari bangku meja Laia dan Mora. ia langsung duduk di atas meja guru dan mengamati kerumunan yang kian banyak. Mora menanggapi setiap orang dengan senyuman ramah. Mukanya yang jelita dan kulitnya yang terlampau putih hingga ia tidak bisa membedakan apakah Mora itu benar-benar putih atau pucat. Rasa penasaran akan keganjalan masih terus menurus merongrong. Tapi ia tidak kunjung menemukan jawabannya.
Bel tanda masuk pelajaran berbunyi, satu per satu anak meninggalkan bangku Mora hingga tak tersisa sama sekali. Mata Laia tidak sedetikpun lepas dari Mora. senyuman ramah yang sedari tadi terulas dari bibir manisnya tiba tiba berubah, raut muka seketika terlihat suram hingga terlihat horor dimata Laia. Ia menelan ludah bagaimana bisa Mora langsung berubah ekspresi muka dalam hitungan detik. Kengerian tiba-tiba terbersit dihati Laia.
Saat guru memasuki kelas, spontan Laia langsung loncat dari atas meja guru sebelum guru itu mengetahui bahwa dirinya duduk di atas meja guru. Mora menatap kedepan dengan pandangan kosong.
"Hai!" Laia memaksakan senyuman untuk menyapa Mora. sontak Mora menoleh ke arah Laia dengan gerakan sangat cepat dan menatap Laia dengan tatapan tajam lalu ia langsung mengulaskan senyum manis dibibirnya dan raut muka seketika beganti dengan raut muka ramah. Hati Laia semakin menciut, kengerian terhadap Mora semakin menjadi walaupun Laia tidak tau apa sebabnya. Yang ia ketahui hanyalah bahwa ada yang aneh dengan Mora.
KAMU SEDANG MEMBACA
Denyar
Mystery / ThrillerBerbeda dari yang lain, Mata gadis ini bisa melihat aura seseorang yang berpendar dari tubuhnya. menggambarkan setiap rasa dan emosi. hingga ia bertemu dengan seorang yang berbeda dari yang lain dan membawa petaka....