4

335 38 7
                                    

Setelah itu tak ada perbincangan lagi diantara kita. Sekian lama kami berlari kecil mengelilingi kompleks rumah aku pun merasa lelah. Lain halnya dengan Justin. Ia masih sangat bersemangat, membuat jarak diantara kami sudah agak jauh.

Justin yang merasa Selena tak ada disekitarnyapun menengok ke belakang. Dan benar, ia menemukan Selena yang sudah berada jauh dibelakangnya. "Lo lama bener larinya, kalah sama siput" ucapnya dengan teriakan yang cukup keras agar Selena mendengarkan.

"Gue cape bego. Lo kaga liat apa gue udah kaya mau pingsan nih" balasan Selena dengan berteriak juga tetapi tak sekeras Justin.

"Kan baru mau belum pingsan. Lebay banget lo"

"Yaudah biarin gue inih yang lebay"

Justin yang enggan untuk melanjutkan perbincangan yang akan menjadi perdebatan itu pun melanjutkan larinya.

Begitupun dengan Selena yang melanjutkan larinya. Sebenarnya yang dikatakan Selena bukan hanya gurauan. Tetapi memang dirinya merasa akan pingsan karna tidak kuat berlari lagi.

Tanpa disadari Selena mulai kehilangan kesadarannya. Ia jatuh pingsan.

Justin merasa heran, sepanjang larinya tak mendengar ada suara Selena.

"Kok ga ada suara selena. Apa dia benar-benar sakit" ucap justin dalam hati. Dan benar saja saat Justin menengok ke belakang lagi, Selena sudah tergeletak di jalan.

Justin langsung berlari menuju Selena. "Woy bangun dong. Nyusahin orang aja lu pingsan" sembari menggoncangkan tubuh Selena.

Tapi hasilnya nihil. Tak ada gerakan dari cewek itu. Justinpun memutuskan untuk menggendong Selena sampai rumahnya. Jarak mereka ke rumah sudah jauh, karena mereka sudah berlari sedari tadi.

Sesampainya dirumah Selena, tante Airin yaitu mamah Selena yang hendak pergi ke sekolah untuk rapat orang tua seketika panik melihat Justin yang menggendong Selena. Sehingga ia memutuskan untuk tidak pergi.

"Ya ampun Justin itu Selena kenapa?" ucap tante Airin dengan nada panik.

"Selena pingsan pas tadi lagi lari tante" ucap Justin.

"Yaudah cepet bawa Selena ke kamarnya"

Justin dan mamah Selena menaiki anak tangga menuju kamar Selena. Dan membaringkannya di atas kasur.

"Justin cepat ambilkan minyak kayu putih di laci itu" perintah mamah Selena sambil menujuk ke arah laci yang dekat dengan Justin.

"Ini tante" justin menyerahkan minyak kayu putih itu kepada mamah selena.

Setelah cukup lama tak sadarkan diri, akhirnya Selena sadar walaupun masih terasa pusing. Karena melihat cewek itu sudah sadarkan diri Justin memutuskan untuk pulang.

"Tante aku pulang dulu ya, kalo ada apa apa hubungin aku aja."

"Iya nak Justin. Terimakasih udah nganterin Selena"

"Iya sama sama tante."

Justin pergi meninggalkan rumah Selena setelah cukup lama ia menemani Selena hingga sadar.

"Mah kok aku udah sampe rumah si?" tanya Selena heran. Karena ia ingat bahwa dirinya sedang lari bersama Justin.

"Kamu tadi pingsan, jadi kamu udah di rumah" jawabnya.

"Trus Selena bisa sampe rumah gimana?"

"Justin yang gendong kamu sampe rumah" ucap mamah selena saat menyiapkan obat untuk Selena.

"Nih minum dulu obatnya, biar cepet sembuh"

Selenapun memium obatnya dengan sekali tengguk. Selena mengingat kejadian saat ia pingsan. Ia tak menyangka Justin akan menggendongnya sampai rumah. Karena seingatnya jarak dari tempat ia pingsan menuju rumah jauh.

"Aduh kok gue gaenak ya sama Justin. Dia udah gendong gue sampe rumah, padahal gue berat banget" ucap Selena dalam hati saat tiduran di kamar.

"Kayanya gue harus ngomong makasih deh. Eh tapi nanti dia ke geeran lagi. Tapi salah dia juga si kan gue udah bilang gue cape, malah dibiarin aja yaudah gue pingsan dia yang gendong" lanjutnya dalam hati.

*
Selena menatap luar kelas. Banyak anak berlalu lalang dari pandangannya tetapi Justin tak terlihat juga. Semalam Selena memutuskan untuk berterima kasih kepada Justin. Menurutnya tak ada salahnya jika mengucapkan terima kasih.

Justin memasuki kelas, tetapi Selena tak menyadarinya karena lamunannya itu.

"Woy..." teriakan Justin sambil menepuk meja Selena.

"Anjirrrr... Lo bikin kaget gue aja" ucap Selena spontan sambil mengelus dada.

"Ya lo sendiri masih pagi udah ngalamun"

"Mmm... Makasih ya udah gendong gue kemaren" ucap Selena dengan ragu ragu.

"Wait. Lo lagi kesambet apa? Tumben lo ngomong makasih" ucap Justin kaget dengan perkataan Selena.

"Sialan, lo pikir gue ga tau cara berterimakasih apa!! Nyesel gue ngomong makasih sama lo!"

"Eh, lo marah? Yaelah, gue bercanda kali. Mau lo ngomong makasih atau ga itu hak lo."

Kringggg...

Bunyi bel masuk sudah terdengar. Tak lama kemudian guru masuk kelas.

Saat pelajaran sudah dimulai Justin selalu menatap ke arah Selena. Tapi Selena tak memperdulikannya, ia hanya fokus menatap ke depan.

"Lo masih marah sama gue?" tanya Justin yang tak digubris oleh Selena.

"Gue cuma bercanda kali. Maafin gue ya. Pleaseee..."

"kalo lo maafin gue ntar gue traktir kantin deh."

"Yah yah maafin gue"

Awalnya Selena tak menghirukan omongan Justin, tetapi lama kelamaan ia mulai terganggu.

"Lo bisa diem ga sih!" teriak Selena membuat seluruh penghuni kelas menatapnya. Termasuk guru yang sedang mengajar di depan.

"Selena kamu tau kan ini sedang pelajaran. Kenapa kamu teriak teriak?"

"Iya saya tau bu. Tapi Justin dari tadi ganggu saya terus bu."

"Kan lo yang teriak ngapain bawa bawa gue." pembelaan Justin akan perkataan Selena.

"Lo kan dari tadi ganggu gue mulu. Sok lupa ingatan."

"Eh gue kan cuma. ."

"Diam kalian berdua! Sekarang kalian berdua keluar kelas jangan masuk kelas sebelum pelajaran ibu selesai."

"Tapi bu..." ucap Justin dan Selena serempak.

"Tidak ada tapi tapian. Sekarang juga kalian keluar."

"Baik bu."

Mereka berdua berjalan keluar kelas menuju kantin. Karena hanya kantin tempat ternyaman untuk menunggu hingga pelajaran selesai.

"Lo ngapain duduk deket deket gue" ucap Selena kesal.

"Dikantin cuma ada gue sama lo. Ngapain harus duduk sendiri sendiri?"

"Serah lo aja, cape ngomong sama lo"

***

Segini dulu ya, aku ga tau ini cerita apaan. Gada inspirasi buat nulis ini. Jadi maaf ya kalo jelek 😭

Vote comment nya jangan lupa ya hihi walaupun jelek ceritanya 😂

My Perfect Husband (JB)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang