Prolouge

60 9 4
                                    

24 Desember 2009

Malam itu Kota Texas dipenuhi dengan pohon natal dimana-mana. Salju mengguyur seluruh kota. Orang-orang sedang merayakan malam natal bersama keluarga juga sahabat-sahabatnya. Kota itu penuh dengan kebahagiaan.

Tetapi tidak dengan keluarga Richard, mereka tidak bisa merayakan natal dengan bahagia dan tenang. Karena seseorang selalu menteror keluarga mereka sejak beberapa bulan yang lalu.

Dulu keluarga mereka harmonis dan bahagia, selalu merayakan natal bersama dengan tenang. Tetapi tidak dengan natal kali ini, mereka benar-benar takut. Ntah apa yang mereka takutkan, hanya saja mereka terlalu takut untuk bertindak.

Tepat pukul 22.00 seseorang menggedor pintu rumah keluarga Richard yang terkunci rapat. Mereka semua panik, termasuk seorang anak berusia 14tahun bernama Louis Richard yang tidak mengerti apa-apa tentang hal ini.

Akan tetapi kedua orang tuanya sudah tahu situasi apa yang mereka hadapi.

"Louis, bersembunyilah di bawah meja makan. Jangan keluar sampai momy memerintahmu!" perintah Anna sambil memeluk dan mencium buah hatinya itu. Louis hanya bisa menggangguk mengerti dengan apa yang dikatakan Anna.

Malam natal yang diidam-idamkan tidak sesuai dengan keinginan Louis yang sedang bersembunyi di bawah meja makan sambil memegang kedua lututnya yang gemetar ketakutan.

"Mungkin ini sudah waktunya, kita tidak bisa lagi menghindar teror dari mereka" ucap seseorang bertubuh tegap dengan suara yang sedikit berat, dia adalah Adam Richard, pemimpin keluarga yang telah ia bina selama 16tahun.

Anna yang mengerti dengan perkataan suaminya itu hanya bisa menahan tangis. Sekilas Adam mencium dan memeluk istrinya tersebut agar tetap tenang.

Pintu mulai terbuka, seseorang tersebut berhasil membuka pintu keluarga Richard.

Dengan langkah perlahan, seorang pria sambil memakai sebuah topi bewarna hitam memasuki ruang tamu yang gelap, ia mencari keberadaan Anna dan Adam dimana.

"Apa yang kau lakukan dirumah keluargaku?" ucap seorang pria yang tak lain adalah Adam Richard.

Pria bertopi itupun membalikan badannya kebelakang.

"Ternyata aku tidak harus mencarimu, Adam" pria itu tersenyum simpul sambil menatap ke arah Adam dan Anna.

"Apa yang kau inginkan dari kami?" Anna mulai membuka mulut kepada pria bertopi itu.

"Yang aku inginkan? Hahaha. Aku hanya ingin menagih dengan apa yang telah kalian lakukan pada keluarga Courtney di Boston satu tahun yang lalu. KALIAN MEMBUNUH ADIKKU" pria itu murka, ia tertawa kemudian berteriak seperti orang gila.

"Kau hanya salah paham, Edie. Kami tidak membunuh adikkmu, kami hanya..." belum selesai dengan apa yang Adam katakan, pria bernama Edie itu sangat emosi dan langsung mengeluarkan pistol dari jacketnya.

"Tenang dulu, Edie. Simpan dulu pistolmu. Kami bisa menjelaskan semuanya padamu" ucap sambil berhati-hati.

"Omong kosong" tanpa berfikir panjang Edie pun menembak mereka dengan 4 kali tembakan. Dia sangat tidak terkendali dan murka seketika.

Darah berceceran dimana-mana, Louis yang sedari tadi bersembunyi di bawah meja makan seketika tertegun, tangannya gemetar, ia menahan tangis. Matanya mulai meneteskan air, tapi mulutnya masih tidak bersuara. Seketika ia ingin berteriak tetapi tidak bisa. Saat itu Louis di penuhi amarah dan rasa benci, ia mengepalkan tangannya dengan kuat.
Ia berjanji, suatu saat nanti ia akan membalaskan dendam kedua orang tuanya. Ia janji.

*****

Leven Da JeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang