Prolog

94 7 0
                                    

Gadis itu terbangun dari mimpi. Ia duduk dipinggir ranjang, mengumpulkan seluruh nyawa untuk memulai hari barunya.

Ia menatap langit biru pekat melalui jendela kamarnya. Rambutnya yang panjang hampir sepinggang, kini terlihat seperti tidak pernah ditata layaknya benang kusut yang tak bisa diurai kembali.

Kini gadis itu masuk ke jenjang Sekolah Menengah Atas. Memulai semua cerita baru di sekolah yang sangat ia dambakan. Ia sangat bersemangat untuk sekolah setelah masa orientasi siswa tepatnya masa dimana peserta didik baru diperlakukan seperti tahanan sekolah dengan senior yang kejamnya bagaikan malaikat pencabut nyawa yang telah selesai satu minggu yang lalu.

Setelah mandi dan mengenakan seragam putih abu - abu yang sedari tadi ia ingin kenakan kerena ia tidak sabaran untuk segera bertemu dengan teman - teman baru di SMA Nusa Bangsa.

Setelah semua ready, gadis itu menghampiri mobil yang didalamnya ada seorang laki-laki yang lebih tua darinya, yaitu ayahnya.

Setelah beberapa menit perjalanan menuju sekolah akhirnya mereka sampai di SMA Nusa Bangsa.

"Oke udah sampe, jangan lupa istirahat makan" nasihat ini selalu ia ingatkan kepada anak gadisnya itu. Maklum gadis itu anak semata wayang, ia diperlakukan layaknya anak kecil oleh orang tuanya.

"Iya papa bawel" jawab gadis itu sambil menjulurkan lidahnya. Ayahnya hanya tersenyum melihat anak gadisnya sangat bersemangat masuk di sekolah dambaan anaknya itu.

Gadis itu menatap langit yang masih malu-malu menampakkan cahayanya. Menatap arloji yang baru menunjukkan pukul 06.15 a.m

"Aduh kayanya kepagian deh"
Gadis itu melihat papan pengumuman yang terpampang jelas di lapangan sekolah. Papan itu mengumumkan nama siswa-siswi tahun ajaran baru yang menempatkan mereka berada di kelas yang telah ditentukan.

"Nama gue mana" dengan teliti gadis itu melihat nama milly devina marie gunawan kelas x-1.

"Oke nama gue di kelas x-1, dimana ya kelasnya" kelas demi kelas telah milly lalui, tapi belum ada kelas yang menunjukkan kelas x-1.

"Nah itu dia kelasnya" mata milly terbelalak seketika melihat kelas x-1 tersebut. "Gila kelas gue udah di pojok, jauh, di paling atas, tangganya banyak, di lantai empat, mana tiap hari gue harus begini terus"

****
"Selamat pagi anak-anak, perkenalkan nama saya bu Maria. Saya yang akan menjadi guru matematika dan sekaligus wali kelas kalian. Sekarang ibu akan mengatur tempat duduk kalian. Agar kalian lebih mengenal satu sama lain" satu per satu nama telah disebutkan oleh bu Maria. Ia mengatur semua tempat duduk anak muridnya yang ia tentukan.

"Milly Devina" nama tersebut disebut oleh guru itu, milly pun beranjak dari tempat duduk. Menghampiri wali kelas x-1 tersebut.

"Hmm kamu duduk di samping farel" ia menunjuk seseorang yang ia sebut namanya tadi.

"Farel bu, mana makhluknya" mata gue mencari makhluk yang bu Maria sebut tadi.

"Itu dipojok" jawab bu Maria sambil menunjuk seseorang yang sedang sibuk mengobrol dengan cowok didepannya.

****
Waktunya jam istirahat. Milly ga ke kantin melainkan asik mengobrol dengan teman barunya. Namanya Dinda. Dia duduk di depan gue. Dia tinggi, cantik, manis, friendly. Gue akui gue kalah sama dia.

"Eh mil, gue liat lo dari tadi berantem terus ya sama dia" katanya sambil mengangkat kedua alisnya yang tipis.

"Tau tuh ngeselin banget, anak siapa tau, nyebelin. Masa dari tadi buku gue ditarik-tarik. Katanya 'pinjemlah, ga keliatan lah, tulisannya kecillah, inilah itulah' nyebelin tuh anak" kata milly dengan nada kesal.

"Ya ampun milly. Anak-anak yang lain tuh ngeliatin lo terus tau ga. Apalagi yang cewek. Kayanya pada cemburu sama lo. Farelkan manis, tinggi, ganteng, terus..." belum selesai dinda bicara, milly memotong pembicaraan dinda hingga membuat dinda menganga ditengah-tengah bicaranya.

"Manis dari hongkong, item jelek bau gitu aja ko ganteng"

"Ih dia item manis tau. Cewek yang lain tuh cemburu ngeliat lo berdua. Lo kan kaya princess. Cantik, putih, langsing, tinggi. Makanya yang lain itu ngeliat lo kaya..."

"Princess syahrini yang cetar manbahana itu. Iya? Gue emang princess syamilly yang cetar menbahenol" sambung gue sambil ketawa ngakak.

****
Jam pelajaran udah di mulai.
Waktunya pelajaran bahasa indonesia yuhuuu.

Krik...krik...

Krik...krik...

"Ya ampun lama amat, ngantuk gue" baru 20 menit pelajaran b.indonesia gue ngantuk berat. Gue kira b.indo gitu-gitu doang. Pelajarannya enak, gurunya enak, waktunya sebentar. Ga taunya mendongeng sana mendongeng sini. Masih 1 jam 40 menit lagi daku menunggu kehadiran engkau bel pulang.

"Eh farel minjem bukunya sebentar dong" pintaku pada makhluk ini dengan wajah mengantuk.

"Ih ogah, ga mau gue, buat apaansi?" jawabnya dengan nada menyebalkan yang malas sekali gue dengar.

"Buat apaan kek, bosen gue" balas gue sambil menarik buku farel dengan cepat.

"Ngeselin banget si nih anak"

'Farel alay'
'a lay'
'fa rel a lay'
'farel alay'
gue menulis kata-kata yang ada dipikiran gue. Maklum lagi bosen. Apasaja gue tulis dimana pun termasuk bukunya farel, daripada gue coret-coret meja.

Ketika farel menengok ke arah gue. "MILLY LO NGAPAIN SI, NGESELIN BANGET. KALO MAU CORET-CORET PAKE BUKU LO AJA. GAUSAH BUKU GUE " katanya dengan berapi-api. Gue hanya menatap dia dengan wajah kambing cengo yang baru bangun tidur.

"Yayaya gue bosen. Sini gue hapus lebay banget. Gue males pake buku gue. Ntar kotor. Untung aja pake pensil, gampang bersihnya. Gitu aja ko repot" jawab gue sambil menghapus semua coretan hasil ulah gue :)

"Gausah biar gue yang hapus. Ntar sama lo buku gue jadi robek semua" jawab farel kesal sambil merebut kembali bukunya yang sedang gue bersihin.

"Yaudah terserah" ucap gue jutek.

****
Hai
Ini cerita pertamaku
Mungkin sedikit gajelas ya
Maklum masih belajar 0:)

Kalo masih ada yang kurang comment juga boleh.

Ditunggu vote dan commentnya
:D

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Aug 06, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Waiting For LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang