Bab 3

14 1 1
                                    

Jantung gadis itu berdetak kencang mendengar penuturan dari Regis kekasihnya.

"Ma...Maksudmu Castellhy??" Ella mulai cemas memikirkan kakak nya yang ia sayangi

"Iya La. Ellhy di tabrak mobil hitam saat ia hendak menyebrang. Aku ingin menyelamatkannya tapi mobil itu sangat cepat melaju hingga aku pun tak dapat menyelamatkannya. Maafkan aku La." Lirih Regis mengingat gadis itu adalah satu-satunya keluarga Ella yang masih menyayanginya

"Tidak apa Regis. Aku akan segera kesana." Tanpa babibu lagi, Ella menutup telponnya dan berlari menuju mobilnya dan mengendarai dengan kecepatan tinggi tak memperdulikan bunyi klakson yang memprotes ulahnya.

Regis juga telah menghubungi orang tua Ellhy dan Ella. Walaupun ia tahu kalau Ella bertemu dengan keluarga nya, jangan harap Ella bisa menjenguk Ellhy tapi dia bertekad karena ia ingin sekali keluarga orang yang sangat ia cintai itu bisa bersatu kembali dengan Ella dan dia berjanji akan terus melindungi Ella dari siapapun.

Terlihat di depan ruang ICU terdapat kedua orang tua sang korban dan Regis menunggu kabar dari dokter yang tak kunjung keluar dari dalam sana.

Suara derap langkah yang tengah berlari itu membuat Regis dan kedua orang tua Ellhy dan Ella mengangkat wajahnya dan melihat siapa yang datang.

Nafas Castella terengah karena terus berlari akibat ruangan yang di tempati saudara kembarnya itu lumayan jauh. Karena ulahnya itu pun ia merasa sesak di dadanya seperti memerlukan oksigen sebanyak-banyaknya dan juga merasakan pening menjalari kepalanya. Wajahnya pun pucat tapi ia mengatur nafasnya kembali agar terlihat normal walaupun sebenarnya Castella merasakan sakit itu kembali di dadanya. Penyakit sialan itu kambuh kembali menyerang dirinya tapi ia harus bertahan. Dengan wajah pucatnya, Ia langsung menuju dimana kekasihnya berada yang sedang berdiri di samping pintu kamar itu.

"Bagaimana kabar Ellhy, Gis? Dia baik-baik saja kan??" Lirih Castella

"Tunggu saja Sweetheart. Dia pasti akan baik-baik saja" Regis mencoba menenangkan kekasihnya itu dan memberikan pelukan hangatnya tapi baru beberapa menit ia menikmati pelukan kekasihnya, tiba-tiba Castella di tarik oleh mamanya dan langsung menampar wajah pucat Ella.


Pllaaakkkkk..

Castella tidak dapat lagi membendung air matanya yang sedari tadi ingin keluar dan sekarang air mata itu meluñcur dengan derasnya di pipi mulus castella.

"Dasarr anak kurang ajar, tidak tahu diuntung. Apalagi yang kau perbuat pada anakku sehingga dia bisa jadi seperti ini" Bentak Selena pada Castella dengan manik berkilat marah

"Nyonya, asal anda tahu bahwa kecelakaan itu tidak ada hubungannya dengan saya. Saya lebih sakit disini melihat dia terbaring lemah di dalam sana. Jadi jangan sembarang anda menuduhkan sesuatu yang buruk padaku Nyonya" Castella memberi tatapan sinis dan dingin pada kedua orang tuanya. Ia tak menyangka akan di tuduh melakukan hal selicik itu.

Castella hendak pergi dari tempat itu karena pening yang di alaminya semakin menjadi akibat tamparan keras dari ibu nya tapi tangannya kembali di tarik oleh ayahnya membuat wajahnya meringis kesakitan dan melihat tangan ayahnya terangkat tapi di tahan oleh Regis.

"Cukup Tuan, jangan sampai tangan kotor anda menyentuh kekasih saya." Ucap Regis menghempaskan tangan Ronald. Ayah gadis itu terlihat menggeram dan menatap tajam regis dan castella.

"Tidak cukupkah kau sakiti dia 7 tahun lalu. Akibat ulahmu dia koma di rumah sakit selama satu tahun dan kau tidak pernah menanyakan kabarnya. Saudara kembar macam apa kau hahh?!" Bentak Ronald membuat hati Castella teriris. Dia memang tidak pernah menanyakan kabar Castellhy langsung pada orang tuanya melainkan langsung kepada Dokter Dave sahabatnya karena dialah yang merawat Castellhy dengan baik.

Lonely SoulTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang