one

29 3 5
                                    


Senja kuning menghampiri kota metropolitan, Jakarta. Sebentar lagi seruan yang sangat dinantikan akan terdengar dan pada saat itulah semua orang berteriak kegirangan karena telah berhasil melewati hari yang penuh berkah di bulan yang hanya muncul satu kali dalam setahun.

Ramadhan. Siapa yang tak mengenal dengan nama bulan Islam ini. Semua umat musli di seluruh dunia melaksanakan kewajiban untuk menahan lapar dan dahaga mulai dari terbit fajar hingga terbenamnya matahari. Pada bulan ini pula kita bisa merasakan kehangatan keluarga yang mungkin jarang sekali dirasakan pada sebagi orang. Pada akhir bulan ini banyak manusia pulang ke kampung halamannya masing-masing untuk bertemu dan berkumpul dengan sanak saudara yang terpisah satu sama lain. Begitu pula dengan seorang gadis berdarah sunda-minang ini. Gadis yang bernama Catalina Amanda Zulkarnaen ini rencananya akan mudik lebaran ke kota kelahiran ayahnya yaitu Padang.

Catalina Amanda Zulkarnaen atau yang akrab disapa Lina ini merupakan seorang gadis yang baru saja naik ke kelas 2 Sekolah Menengah Atas. Ia sangat menyukai hal-hal yang manis seperti es krim dan permen namun ia juga sangat menyukai buah stroberi. Ia merupakan anak yang pendiam namun akan sangat bicara jika sudah bersama dengan orang-orang yang menurutnya akrab dengannya. Sesuai dengan awalan namanya yaitu Cat, sejak kecil ia telah akrab dengan hewan berbulu berkaki empat yaitu kucing. Kucingnya yang berjenis Persia ia berinama Cassie.

Kurang dari satu minggu, hari kemenangan umat muslim akan tiba. Seperti yang telah di jadwalkan, ia akan terbang menuju bandar udara kota Padang pada esok hari. Siapapun yang memiliki peliharaan pasti ingin sekali membawa binatang kesayangannya untuk ikut berlibur ke rumah keluarga. Namun untuk berkeliling ke rumah tetangga saja sudah lelah apalagi harus mengurus binatang peliharaan, pasti akan sangat repot disana.

"Bunda, Lina harus menitipkan Cassie dimana? Kemarin Lina melewati tempat penitipan kucing yang biasa namun ternyata telah tutup." Lina asyik bermain dengan kucingnya disaat Bunda Ranti tengah sibuk mengemasi pakaian.

"Sudah cari di internet?" Tangannya tergerak untuk mengambil sebuah benda berbentuk persegi panjang serial terbaru berlambangkan apel tidak sempurna.

"Ada!" Serunya ketika menemukan apa yang ia cari. Toko itu berada tak begitu jauh dari rumahnya. Ia berdiri dari duduknya dan melangkah menuju tempat dimana tas kucingnya berada dengan Cassie yang ada di pelukannya. Setelah semua barang-barang penting Cassie telah dikemasnya barulah ia mengambil sebuah kunci bertempelkan stiker dengan tulisan 'Mobil bunda'. Diumurnya yang belum menginjak 17 tahun, ia telah diperbolehkan untuk membawa kendaraan pribadi kemanapun ia mau kecuali ke sekolah. Ia membawa Cassie masuk ke dalam mobil berwarna biru malam dan menaruhnya tepat di kursi sampingnya. Butuh kurang lebih 10 menit untuk sampai di toko itu dengan bantuan GPS yang terpasang pada mobilnya. Ia telah memarkirkan mobilnya di depan sebuah toko berwarna ungu dengan papan nama yang dipenuhi oleh foto-foto kucing.

'Benar-benar untuk kucing.' Batinnya.

"Permisi." Ia melewati pintu kaca yang terbuka. Seorang petugas dengan seragam yang bertuliskan nama toko ini menghampirinya.

"Ada yang bisa saya bantu?" Tanya petugas toko itu ramah.

"Rino, pus..pus.." Sebuah suara masuk ke dalam indera pendengarannya di saat seekor kucing dengan jenis yang sama namun warna yang berbeda dengan Cassie tengah bermanja pada kaki Lina. Sontak Lina kaget merasakan sesuatu menyender pada kakinya. Ia menunduk setelah memberikan tas Cassie pada petugas itu untuk mengambil kucing yang tadi bergelut pada kakinya.

"Halo.." Lina menggantungkan kalimatnya karena tidak tau siapa nama kucing itu ketika ia tengah mencoba untuk menggendong kucing abu-abu itu.

Sebuah suara memberitahunya sesuatu. "Rino." Lina lekas berbalik untuk menatap seseorang dengan suara berat khas laki-laki dewasa. Ia terdiam ketika menyadari siapa orang itu. Ketua OSIS di sekolahnya yang terkenal akan ketampanan, ketegasan, kepintaran, dan yang penting ia terkenal akan kategorinya sebagai seorang bad boy.

"Maaf kak, ini kucingnya." Lina mencoba memberikan kucing yang ada digendongannya pada Dion. Ya, laki-laki ini biasa dipanggil Dion atau dengan lengkapnya Abraham Radion Mahzar. Akan tetapi kucing yang bernama Rion itu menolak untuk kembali pada pemiliknya. Sebuah erangan terdengar saat Lina ingin memberikan kucing itu kembali.

"Rion.." Suara yang ditimbulkan oleh Dion membuat Rion terdiam. Namun dengan keadaan Rion yang berada dipelukannya membuat Lina dapat merasakan bahwa kucing itu tengah ketakutan.

"Maaf kak, biar saya saja yang pegang kucingnya." Sebuah anggukan dari Dion membuat Lina tersenyum kecil dan berbalik kembali pada petugas itu.

"Saya mau menitipkan kucing ini sampai tanggal 9 Juli nanti. Bisa?" Lina merasakan seseorang mendekatinya dan sepertinya itu adalah Dion.

"Didalam tasnya ada barang-barang mainanya dan sabun mandinya. Dia tidak bisa memakan sabun yang lain kecuali yang saya berikan." Lina menaruh Rion diatas meja kemudian mulai membuka kandang Cassie. Ia membiarkan Cassie langsung diambil oleh petugas itu.

"Makanannya seperti kucing pada umumnya." Tambahnya setelah menunjukkan semua barang-barang penting milik Cassie.

"Berapa mas?" Tanya Lina. Terlihat petugas itu tengah sibuk menghitung pembayaran milik Lina.

"Atas nama siapa mba? Nomor telefonnya?" Tanya petugas itu yang telah siap dengan kertas nota dan bolpoin ditangannya.

"Atas nama Cata." Ucapnya sebelum mengucapkan nomor telfonnya. Urusan mengenai Cassie telah selesai dan kucing putih itu telah dimasukkan kedalam kandangnya. Tas yang ia bawa untuk Cassie ia tinggal disini agar barang-barang peliharaannya itu bisa dikemas rapi nantinya.

"Saya duluan kak." Sepertinya Lina mengagetkan Dion yang tengah memainkan ponselnya. Setelah mendapat anggukkan kepala dari Dion barulah ia keluar dari toko itu.


❉   ✖✖ ❉

"Baca kelanjutannya ya!"

❉ ✖ ✖ ❉

Note: Terimakasih telah membaca cerita saya! Mohon maaf jika ada kesakalahan dalam penulisan, terima kasih. Saran dan kritiknya ya! ^^

From Cassie to LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang