KDA 4 (R)

6.7K 305 7
                                    

Punten ya semuanya, maaf banget aku udah lama gak update. Fyi, sekitar dua tahu loh gak update hehe.
Sekali lagi mohon maaf...

Hari sabtu libur kuliah, hal ini dimanfaatkan oleh Zehra untuk membantu sang bunda di toko miliknya. Dari mulai membersihkan ruangan sampai membuat kue dia lakukan, ini adalah kecintaanya bukan paksaan. Selepas Subuh tadi Zehra dengan semangatnya langsung menuju toko yang berada satu bangunan dengan rumahnya, jika dikataka mewah tidak juga, hanya rumah bergaya sederhana saja namun cukup nyaman untuk ditempati.

Zehra yang memang memiliki sifat ceria dan periang, begitu sering menebarkan senyumnya. Ketika ia sedang membersihkan meja pengunjung dibagian depan dengan bersenandung pelan, tak sadar jika ada seseorang yang sedang memperhatikannya.

"Permisi..". Zehra yang mendengar seseorang bersapa membalikan tubuhnya dan menatap orang tersebut. Lalu ia tersadar "Astagfirullah.." ia pun menundukan kembali pandangannya.

"Maaf Pak eh Mas, ada yang perlu saya bantu?". Rupanya seseorang tersebut adalah seorang lelaki dewasa dengan pakaian rapihnya.

"Eumm, Mbak ini benerkan Tokonya Bu Ranti?". Zehra yang mendengar itu langsung membenarkannya.

"Ow...boleh saya bertemu dengan Bu Ranti? Btw, kamu karyawan disini?". Zehra tak menjawabnya karna mulai merasa tak nyaman berhadapan seperti itu. Langsung saja Zehra mempersilahkan Lelaki bertubuh jangkung itu masuk kedalam tokoknya tak lupa mempersilahkan duduk, sedangkan ia segera menyusul ibunya yang sedang berada di dapur.

"Bunda..". "Ada apa nak?". Zehra langsung memberitahu ada seseorang yang ingin bertemu dengan bundanya.

"Kenapa sepagi ini orang itu, kitakan belum buka tokonya. Kamu gak kenal sayang?". Rantipun keheranan siapa yang datang sepagi ini ke tokonya.

"Nggak Bun sama sekali gak kenal". Zehra memastikannya. "Ya sudah Bunda temui dulu yah..".

Zehra memperhatikan sang bunda dan laki-laki tersebut yang sedang berbincang, sesekali bundanya itu tersenyum. Ia semakin penasaran siapa sih sebenernya laki-laki itu. Sekitar 10 menit bundanya kembali ke hadapannya dan mengambil sebuah plastik yang dipastikan isinya sekotak bolu. Ketika hendak kembali berjalan kedepan, zehra bertanya pada bundanya "Siapa Bun?", bundanya hanya bicara akan menjelaskannya nanti.

"Bundaaa Siapa dia?". Bundanya hanya tersenyum, "Nak Reza, anaknya tante Heni, Ra". Zehra menyerngit heran, mengingat nama tersebut.

"Oalah... Aku baru ingat sahabat sekaligus pelanggan setia bunda itukan??". Ranti mengangguk meng-iyakan.

"Marriednya kapan yah Tante Heni, Anaknya sudah sedewasa itu?". Bundanya melihat kearahnya dan keheranan, Zehra langsung tersentak, "Astagfirullah, kenapa aku jadi kepo sih!!". Zehra melirik malu bundanya yang sedang terkekeh.

"Kamu kenapa sayang? Merah gitu, malu ketemu nak Reza?. Ah.. Atau kamu mau Bunda jodohin sama anaknya Heni itu??!". Wajah Zehra semakin memerah mendengar godaan disengaja sang Bunda.

"Aaa... Nggak bun, bunda apaan iih.. Aku kepanasan aja karena habis bersihin meja-meja itu tadi". Ranti yang mendengar alasan anaknya itu hanya tersenyum diiringi kekehan, memaklumi perasaan putri satu-satunya itu.

10 Menit sebelumnya

"Permisi Nak, ada yang bisa saya bantu?". Ranti menyapa pemuda itu.

"Ah ya.. Pasti ini Ibu eh Tante Ranti kan?, perkenalkan saya Reza". Ranti asing ketika pemuda itu menyebutkan namanya. Reza yang tau atas sikap Ranti pun melanjutkan perkenalanya.

"Saya Reza Adianto, Anak dari ibu Heni". Ranti terkejut, "Ya Allah.. Kamu anaknya Heni?! Tante tidak menyangka kamu sudah dewasa yah ternyata". Reza hanya terkekeh.

"Wajahmu itu loh nak, mirip sekali Heni, tante kira adeknya". "Mama sih awet muda Tan". Ucap Reza tersipu.

"Mama kamu mah nikah muda sih jadi kayak Kaka Adek, eh tuhkan tante jadi lupa, nak Reza mau ambil pesanan bolu pesanan Mama yah?". Reza menganggukan kepalanya.

"Kok pagi sekali nak Reza?".
"Mama yang nyuruh Tan, soalnya bolunya mau dibawa ke tempat kerja Reza, kebetulan mau ada sedikit perayaan hari ini".

"Owh begitu nak, sebentar Tante ambilkan dulu bolunya". Tak lama Ranti kembali dan menyerahkan pesanan tersebut.

"Eh, Bolunya sudah dibayarkan tan sama Mama? Atau belum, biar aku bayar kalau gitu". Reza mulai merogoh saku belakang celananya.

"Tidak nak Reza, ini sudah dibayar kok sama Mama kamu, Heni kalau pesan pasti langsung ngasih uangnya". Reza mengangguk setelah mendengar penuturan Ranti.

"Kalau begitu makasih ya tan, aku ijin pulang dulu, terima kasih, Assalamu'alaikum..". "Wa'alaikumsalam..". Bolunya belum dibayar? Jawabanya sudah, karena Heni ketika melakukan pemesanan ia sudah menyerahkan uangnya terlebih dulu.

***
"Azka, sarapan nak, Baba nanti marah loh kalo kamu lama..". Azka yang mendengar suara ibunya itu segera keluar kamar dan melihat ibunya di depan pintu.

"Ayo Anne, Azka takut diintimidasi tatapan Baba! ayo Anne...". Nisa hanya terkekeh dan mengikuti langkah sang anak yang sudah terlebih dulu turun.

"Yah...Anne bohong, katanya Baba udah di meja makan". Kelakuan anak satu-satunya Nisa yang sedang merajuk.

"Ada apa? Loh tumben kamu udah turun".

"Tuh Ba, Anne berbohong katanya Baba udah panggil-panggil Azka!". Nisa hanya terkekeh melihat wajah anaknya itu.

"Nisaa...". Nisa tertawa mendengar panggilan sang suami, "Habisnya anak kamu itu Ahmed, Kalau gak digituin ya gak bakal keluar dari kandangnya".

Azka membelalakan matanya, "Kandang ? Lah Anne kira Azka ini Singa Apa?!". Wajah Azka semakin kesal.

"Iyalah.. Kamu itu Bayi singa yang imut kesayangan Anne!!". Setelah mendengar penuturan sang ibu barulah Azka tersenyum. Dan di kursi sebelah kiri ada seseirang yang sedang menatapnya dengan tajam.
"Owhh ...Berarti saya singanya begitu Nisa?!".

"Tidak Ahmed, Kau suamiku yang paling Tampan tapi sayang kadang dingin! Hahaha..". Nisa sering melontarkan candaan pada suaminya, walaupun Ahmed dingin namun ia tetap bersikap manis

"Wahai Orang tua tak ingat usia, disini masih ada Pemuda yang sedang menunggu jodoh!!". Ahmed dan Nisa saling berpandangan dan terdengar gelak tawa sesaatnya. Azka hanya mendengus, dalam hati ia berkata 'Hah gue sebagai jomblo udah biasa!'.

Tiba-tiba Nisa berseru dan berkata sesuatu yang membuat Azka tercekat. "Baba, tau gak sebentar lagi kita mau punya menantu!!".Ahmed menjeda acara suapannya, dan terdengar suara merajuk, "Anne!!"

"Heleh.. masih saja manja, katanya mau nikah!" Nisa semakin gencar menggoda anaknya itu.

"ANNEE!!!"

.
.
Alhamdulillah akhirnya bisa revisi, so, ini revisi part 4 yahh

Tertanggal
07/07/2018

Tertanda
Weby

KHITBAH KU DENGAN AL-QUR'ANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang