T W O

19 5 1
                                    

MinGyu's POV

Aku melihat seorang gadis mengenakan hanbok berwarna emas dan merah. Gadis itu sedang berlutut di depan patung pemujaan.

Dia menolehkan pandangannya ke arahku. Untuk sejenak aku mengira matanya berwarna merah terang. Tetapi saat dia bangun dan menghadapku aku melihat bahwa ternyata matanya berwarna coklat terang. Cahaya dari obor membuat matanya terlihat seperti berwarna merah.

"Maaf, apa yang anda lakukan disini?" Dia bertanya dengan kepala tertunduk.

Rambut pirangnya terlihat seperti benang emas. Rambutnya di kepang dan dililit menjadi sanggul, dan dihiasi dengan binyeo (tusuk rambut).

"Maaf, saya tidak bermaksud mengganggu. Saya hanya berjalan disekitar sini dan menemukan kuil ini."

Dia mengangkat kepalanya untuk menatapku, "Anda hanya berjalan sendirian disekitar hutan menjelang malam?" dia menaikan alisnya.

"Ah, saya tahu ini terdengar aneh. Tapi hanya saja-"

"Tidak apa-apa, mungkin anda tersesat." Dia memotongku. "Mari, saya tunjukan arah keluar."

Senyumnya sangat manis.

Aku membalas senyumanya.

Sepertinya dia tidak mengenaliku.

Dia berjalan keluar denganku mengikutinya. Kami jalan perlahan menuruni tangga.

Aku tidak bisa menolehkan pandanganku darinya.

"Maaf sebelumnya. Tapi, apa yang anda lakukan disini? Terlihat jelas bahwa anda sedang berdoa disana. Tapi-" aku menghentikan ocehanku saat aku mendengarnya tertawa.

"Anda sangat lucu, Tuan."

Melihatnya tertawa membuatku tersenyum.

"Saya tinggal disini." Jawabnya sambil memandang langit-langit hutan. "Keluarga saya meninggalkan saya disini sejak saya dilahirkan."

"Apa kau sendirian disini?" Tanyaku tanpa berpikir.

Ia hanya memandangiku.

"Ah, maaf. Pertanyaan itu keluar begitu saja." Ujarku setelah melihat ekspresinya.

"Tak apa. Tidak perlu terlalu formal denganku."

Senyumannya.. dia benar-benar telah menangkapku dengan senyumannya.

"Maaf, aku hanya bisa mengantar sampai sini."

Aku melihat sekitar dan sadar, kami sudah sampai anak tangga terakhir.

"Kau hanya perlu mengikuti jalan setapak ini, dan akan sampai di jalan utama dalam beberapa menit." Dia menunjuk jalan setapak yang membawaku kesini, dan mengarahkanku kearah sebaliknya.

"Baiklah, kamsahabnida." Aku membungkuk.

Dia hanya tersenyum dan menundukan kepalanya.

Kami berdua berbalik bersamaan, dia menaiki tangga dan aku mulai mengikuti jalan setapak.

Mungkin aku akan kembali untuk menemuinya. Aku tidak akan melupakannya, wajahnya, senyumannya, namany-
Aku lupa menanyakan namanya!

"Tunggu!" Aku kembali menghadapnya.

Dia berhenti di tengah tangga, dan menengok kearahku.

"Namamu?"

Dia tersenyum, "신 용 금"

"Bolehkah aku menemuimu lagi?"

"오직 신들 만 알지."

°°°

My Goddess || Kim MingyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang