Z E R O

34 6 0
                                    

Malam sudah larut, Tangisan bayi tak kunjung terdengar.

Han Yookwang menggenggam tangan istrinya, berusaha untuk menenangkannya. Sedangkan istrinya, Han Hwaeun, tak bisa menahan air matanya. Melihat Putri yang dikandungnya selama sembilan bulan tak kunjung mengeluarkan suara. Bidannya sudah memeriksanya, ia merasakan detak jantung yang lemah tetapi bayi mungil itu tidak bisa terbangun. Mereka mencoba semua cara yang ada tetapi sepertinya bayi itu terperangkap dalam Hyper Sleep, dimana sang bayi berada dalam coma.

Hampir lima jam berlalu setelah persalinan, Hwaeun tidak berhenti berdoa pada para dewa untuk keselamatan putri pertama dan satu-satunya. Para dokter dan bidan tidak tau cara apa lagi yang belum mereka coba untuk membangunkan bayi itu.

Putus asa, kedua orang tua itu membawa bayinya ke kuil terdekat desa mereka. Mereka masuk kedalam ruangan para dewa yang berada di tengah kuil, dalam ruangan itu terdapat patung Dewa yang berkuasa di pegunungan ini, Dewa Yong. Di tengah ruangan terdapat kolam air suci yang dikelilingi lilin, kolam itu berfungsi sebagai perantara para Dewa.

Yookwang dan Hwaeun mengatakan kekhawatiran mereka tentang putrinya kepada Sang Dewa, mereka kemudian memohon agar putrinya diselamatkan. Lalu terdengar suara yang memperintahkan mereka untuk merendam putrinya kedalam kolam air suci tersebut, mereka mematuhinya tanpa ragu.

Yookwang merendam putrinya, sampai hanya wajah mungilnya yang berada dipermukaan sementara Hwaeun berdoa. tiba-tiba, lilin disekitar makin membara dan warna api yang semula berwarna merah berubah menjadi emas, begitu pula permukaan air yang jernih berubah menjadi emas.

sepasang suami istri tersebut memperhatikan wajah putri mungilnya, yang awalnya pucat menjadi merona dan dipenuhi dengan kehidupan. tak berhenti disitu, rambut pendek hitamnya berubah menjadi pirang emas.

Tak lama kemudian, hal yang ditunggu-tunggu pun muncul. Suara tangisan merdu dari putri kecil yang mereka perjuangkan terdengar, Hwaeun tak bisa menahan air mata bahagia jatuh membasahi pipinya. saat warna air kembali menjadi jernih, dan api dari lilin berubah menjadi merah kembali. Yookwang mengangkat putrinya yang menangis, ia memeluknya bersama istrinya yang masih menangis.

Ucapan terima kasih kepada para dewa tidak terhenti dari bibir keduanya, rasa syukur memenuhi hatinya. mendengar tangisan anaknya terhenti, mereka melepaskan pelukannya. Diantara mereka, bayi kecil yang belum dinamai tersebut membuka matanya. Dengan mata coklatnya, sang bayi menatap kedua orang dihadapannya.

Hwaeun berpikir, bayi ini harus diberi nama. Yookwang menatap istrinya yang sedang berpikir keras, ia bertanya "Apa yang kau pikirkan?"

"Aku tau apa nama yang cocok untuknya," Jawab sang istri dengan senyuman.

"YongGeum"

Akhirnya, mereka merasa seperti keluarga yang lengkap. Lalu, suara terdengar sekali lagi.

"Sebagian jiwa sudah diberikan kepada putrimu, sebagai gantinya gadis itu harus mengabdi kepada Para Dewa."

"Apa?! bagaimana dengan kami, ia adalah putri kami, tidakkah kami punya waktu untuk menjadi keluarga yang lengkap dengan putri kami satu-satunya?" Hwaeun memohon.

"Kalian punya waktu empat tahun bersamanya, pada hari ulang tahunnya yang keempat ia harus diberikan kepada para dewa."

Yookwang mengelus kepala istrinya dan menjawab, "Baiklah, kami akan menjalani seluruh waktu yang telah Kau berikan. empat tahun kemudian kami akan kembali dengan putri kami."

Hwaeun ingin menolaknya dan meminta waktu lebih lama, tetapi dia tau kalau ini adalah keputusan para Dewa dan mereka tidak bisa mengubahnya.

...

My Goddess || Kim MingyuTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang