Chapter 3

1K 82 6
                                    

Seorang pemuda pirang jabrik menghentikan langkah kakinya didepan sebuah gang sepi nan gelap. Manik blue saphire-nya terlihat begitu keruh–menatap kosong jajaran toko yang sudah tutup.

"Naruto! Maaf telat, aku ketiduran!"

Naruto, si pemuda pirang tersebut mengalihkan pandangannya pada pemuda berambut merah yang sudah berdiri didepannya. "Nyantai aja Gaara..." Dia mengalihkan perhatiannya pada jam tangan kulit yang melingkar di tangan kirinya. "...masih jam 11."

Gaara memasukan kedua tangannnya kedalam saku jaket merahnya. "Ayo berangkat."

Naruto mengangguk sambil memasang hoodie jaket orange-nya seraya berjalan disisi Gaara.

.

.

Susu Jeruk

Disclaimer © Masashi Kishimoto

Warning: AU, OOC, Sho-Ai, Typo(s), dll.

.

.

"Gimana acara belajarmu?"

Setelah berjalan selama 10 menit dalam diam, akhirnya Gaara memulai percakapan–untuk mencairkan suasana.

"Haa?" Naruto menaikan sebelah alisnya. Bingung.

Gaara mendengus kesal, tidak suka dengan reaksi teman yang berjalan disampingnya tersebut. "Hari ini kau belajar bareng Sasuke yang kau taksir itu kan?"

"Entahlah." Naruto menggaruk kepalanya yang tak gatal seraya mendesah–gelisah. "Dia pasti tak mau mengajariku lagi."

Tep.

Gaara menghentikan langkahnya sambil menatap Naruto heran. "Kenapa? Kebodohan apa yang kau lakukan?"

"Udahlah jangan dibahas." Naruto mempercepat langkahnya meninggalkan Gaara yang masih menatapnya heran dan penasaran. Gaara mendecakkan lidahnya seraya berlari menyusul Naruto. Sekali lagi, mereka berjalan dalam diam.

Dengan tatapan kosongnya, Naruto menengadah menatap langit gelap. 'Aku bahkan tak tahu harus bagaimana jika bertemu dengannya.'

-Flashback Start-

"Akhirnya selesai juga!" Naruto menghela napas panjang seraya berbaring di lantai.

Sasuke melirik Naruto sambil mendengus pelan. "Kalau begitu aku pulang."

Naruto membatalkan niatnya untuk menggeliat lega, dia langsung bangkit dan menatap Sasuke heran. "Eh? Nggak dilanjut ke materi selanjutnya?"

"Nggak. Aku harus pulang. Ada urusan." Sasuke membereskan alat tulis dan laptopnya.

Naruto mengangguk mengerti. "Kapan pertemuan selanjutnya?"

"Nanti kuhubungi."

Naruto ingin mengeluh dan protes atas tanggapan Sasuke yang begitu datar, tapi sadar kalau dia tidak bisa menang dari pemuda raven galak yang disukainya ini. Naruto menggaruk pelipisnya sambil mendesah pelan. "Baiklah kutunggu."

Sasuke bangkit seraya menggendong tas ranselnya kemudian berjalan menuju pintu keluar–diikuti Naruto. Sasuke cukup terkejut ternyata Naruto mengikutinya sampai keluar, dia mengira Naruto hanya mengantarnya sampai pagar halaman rumah. "Mau kemana?"

"Aku antar kau sampai stasiun." Naruto tersenyum lebar seperti biasanya seolah kejadian sebelum belajar tidak pernah terjadi.

"Nggak usah!" Sasuke mendengus. Perasaannya tidak enak.

Susu JerukTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang