13. Your heart

5.7K 371 43
                                    

"Can i fall in Love again?" *

***

Sudah beberapa bulan Nara menetap di New york. Kisah cinta tragis itu tetap masih saja menghantui Nara. Nara tidak mungkin melupakannya dalam sekejap. Karena itu pula Nara memutuskan untuk tidak pernah lagi menyentuh gaun pernikahan atau apapun yang berkaitan dengan pernikahan. Kedua tangan Nara akan otomatis bergetar ketika ia menyentuh barang-barang yang berkaitan dengan pernikahan. Ya, Nara tahu bahwa kejadian tersebut membuat semacam trauma dan mengganggu kesehatan mentalnya, tapi Nara memilih untuk tidak ambil pusing. Dia harus melanjutkan hidup, begitu pikirnya.

Namun ia tidak akan mungkin bisa lepas dari kain atau pakaian. Nara tetap menjadi desainer. Hanya untuk pakaian sehari-hari saja. Atau pakaian untuk acara resmi. Pekerjaan yang ia lakoni sekarang jauh lebih santai dan tidak menguras banyak pikiran. Kecintaan Nara terhadap dunia fashion setidaknya bisa mengalihkan perhatiannya, membuat ia sibuk hingga melupakan masa lalu dan meninggalkannya dibelakang. Bisa dikatakan sebagai pengalihan rasa sakit.

Hari ini Nara sangat sibuk, banyak yang harus ia lakukan. Dengan tergesa-gesa ia menyusuri jalanan. Sesekali Nara memerhatikan kertas yang berisi gambar desain baju yang akan di produksi untuk musim gugur. Nara berjalan di trotoar dengan tangan yang penuh dengan kertas rancangan pakaian miliknya.

Bruk

Sial! Nara yakin ia tertimpa sial, Nara menabrak seseorang. Double sial. Kertas yang berisi gambar desain miliknya terkena tumpahan kopi dari orang yang ia tabrak.

"Hei! Lady, watch your way!"

"Hei! Sir! Look, what you did with my design paper! That's cause of your fvking coffe!"

Nara berteriak frustasi memandangi kertas desiannya yang berubah warna menjadi warna coklat karena kopi.

"Nara" panggil pria tersebut.

Nara terkejut bukan main. Astaga. Pria tersebut mengetahui namanya. Berarti orang itu mengenal Nara? Kepala Nara tertunduk, tiba-tiba merasa tidak siap untuk semua kemungkinan terburuk.

"Hei" panggilnya lagi.

Tubuh Nara gemetar. Ia tak berani untuk melihat siapa pemilik suara berat yang sedang memanggil namanya saat ini. Orang itu mengeluarkan sapu tangannya dan membersihkan tangan Nara yang terkena tumpahan kopi.

"Kau baik-baik saja?" Tanyanya.

Pria tersebut mengangkat dagu Nara untuk menatap wajahnya.

"Namjoon?"

"Iya. Ini aku. Aku tanya sekali lagi. Kau tidak apa-apa?"

"Aku baik-baik saja. Aku tidak apa-apa"

Nara berdiri sambil mengumpulkan kertas desain miliknya. Namjoon membantu ia mengumpulkan kertas desainnya yang berserakan. Nara segera pergi untuk meninggalkan Namjoon disana. Tapi lengannya di tahan oleh Namjoon.

"Kau mau kemana?"

"Aku mau pergi bekerja. Lepaskan tangan ku."

"Kemana? Biar ku antar"

"Tidak perlu. Aku bisa sendiri"

Nara melepaskan tangan Namjoon yang menggenggam lengannya erat, dan berlari menyusuri jalanan New York yang padat akan pejalan kaki. Pertemuannya dengan Namjoon membuat Nara tidak bisa konsentrasi bekerja. Ia takut. Tapi ia tidak tahu kenapa ia ketakutan. Nara gelisah.

"Are you okay?" Tanya salah satu rekan kerja Nara ketika melihat kedua mata Nara bergerak gelisah.

"I'm okay. Dont worry" kata Nara memaksakan seulas senyuman pada rekan kerjanya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jan 12, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BTS ImagineTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang