* * * *

9 1 2
                                    

Perlahan matanya terbuka, kepalanya sakit ia tak tau dimana ia berada saat ini yang ia ingat hanyalah tabrakan itu, ia melihat wanita yang mulai mendekatinya dengan ragu ia ingat wanita itu, wanita yang menyebabkan dirinya menjadi seperti ini. Ia tidak menyangka dia akan sesial ini. ia menatap tajam wanita itu hingga wanita itu hanya menundukkan kepalanya. "Apa yang kau lakukan disini?" Ucapnya sinis "maafkan aku" wanita itu masih menundukkan kepalanya. "Apa kata maafmu cukup untuk menyembukan semua kegaduhan yang kau buat." Wanita itu menoleh, wajahnya terlihat takut dan gugup "aku tau itu. Tapi ijinkan aku bertanggung jawab dengan semua ini." "Apa yang akan kau lakukan?." "Apapun yang kau minta." "Kau bekerja dimana?" Ucapnya dengan tatapan sinis "di toko bunga." "Ahh kebetulan sekali. kirimkan momku bunga setiap hari dengan gratis dan langsung diantar olehmu." "Apa hanya itu?" Mata gadis itu terbelalak mendengar permintaan pria itu. "Ya hanya itu. Ahh siapa namamu?" "Veyla tan." Ucapnya sambil menyodorkan tangan kanannya. "Aku greyson chance. Baiklah tan kau bisa mengantarkan bunga untuk momku besok. Dia ada dirumah sakit ini, dan untuk ruangannya kau bisa cari sendiri." Setelah ucapannya itu ia segera menyampingkan tubuhnya membelakangi vey. "Kenapa kau masih disini? Pergilah. Aku mengusirmu" Tambahnya dengan nada sinis. Vey segera pergi meninggalkan greyson dikamar nya. "Ahh tidak, tanganku spertinya patah. Gadis itu memang malaikat kegelapan, karena dia semuanya terjadi. Aku tak bisa melanjutkan konserku minggu depan karena tanganku. Tapi bagaimanapun juga ganti rugi yang ku berikan sangatlah mudah. Ahhhhh kenapa harus bertemu dengan wanita sial itu." Umpatnya dalam hati sambil melihat tangan kanan nya yang diperban.

* * *
"Kenapa kau masih disini? Pergilah aku mengusirmu." Kata-kata itu terekam jelas di memory vey saat ia meninggalkan rumah sakit, tatapan pria itu sangat jelas bahwa lelaki itu sangat membencinya, matanya saat menatap vey bahkan perkataannya yang terdengar lembut tapi kasar. "Aku harus memberikan bunga gratis setiap hari pada momnya." Ucapnya dengan nada menyesal, ya ia menyesal karena perkataannya itu. "Hhhhhh..-" ia menmbuang nafasnya lalu segera mengentikan taksi yang lewat.

Ia membuka pintu tokonya, nampak keiko tak bergeming dengan kedatangannya ia nampak sibuk dengan kerjanya. "Apa kau tak menyambutku?" Ucap vey sambil menarik kursi dan segera duduk. "Ehmm selamat datang bos." Ucapnya yang masih menulis sesuatu. "Apa yang kau kerjakan?." Keiko mengangkat kepalanya dan menatap vey sementara tangannya menutup buku. "Aku hanya menghitung hasil penjualan hari ini." Beberapa saat vey terdiam, keiko tau apa yang ia pikirkan. "Lalu bagaimana?" Ucap keiko memecahkan keheningan. "Bagaimana apanya?" "Keadaan pria itu." "Dia terlihat membenciku, dari sorot matanya saja ku tau dia membenciku. Dia menyuruhku ganti rugi dengan membawa bunga untuk momnya setiap hari selama momnya sakit." "Apa? Bukankah dengan membawanya ke rumah sakit dan menanggung biaya rumah sakitnya sudah cukup?" "Entahlah kei." Vey terlihat putus asa dengan keadaannya saat ini. "Siapa nama pria itu?." Sambil menyilangkan tangan didadanya. "Greyson chance," mata keiko terbelalak, ia segera beridir dari tempat duduknya kali ini ia kaget setengah mati. "Apa? greyson chance?" Ucap keiko dengan suara yang menggelegar "ada apa denganmu?" Vey terlihat heran dengan sikap gadis itu. "Yaampun vey, kau tidak tau? Greyson chance itu penyanyi sekaligus pemain gitar terbaik di dunia vey, dia artis. Dan tadi kau bilang apa? Tanganya patah? Oh my God Seingatku dia akan mengadakan konser minggu depan." "Apa? Dia artis? Minggu depan dia konser? Bagaimana kalau dia tau Tangannya belum bisa berfungsi untuk minggu depan." Saat ini wajah vey terlihat lebih kaget dibanding keiko, ia tak tau laki-laki itu adalah seorang selebritis meskipun ia tak mengenalnya, dan ia akan mengadakan konser minggu depan, lalu bagaimana jika saat ini dokter sudah menjelaskan bahwa tangannya belum bisa pulih? Pikiran vey dipenuhi dengan keadaan greyson, ia tak tau apa yang harus ia lakukan, penyesalan yang ia rasakan sebelumnya kini telah pudar digantikan dengan perasaan takut pada greyson.

Okeee segitu dulu sepertinya....
Jangan lupa vote and comment guys..
Part selanjutnya lebih wow lohhhh....
Ikuti terus yaa jangan bosan-bosan baca ceritaku..

My EdellweisTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang