Jam pulang sekolah telah berlalu beberapa menit yang lalu, tetapi gadis itu belum juga beranjak dari tempat duduknya. Matanya menatap lurus pada laki-laki yang sedang bermain basket di depan sana. Boleh dibilang cowok Most Wanted. Ganteng. Keren. Kapten basket. Incaran cewek satu sekolah. Kadang gadis itu tak mengerti kenapa dia harus jatuh hati pada laki-laki itu. Ia berharap dapat menghentikan perasaannya dan jatuh hati pada laki-laki sepertinya saja. Nerd dan untouchable. Tapi perasaan siapa yang bisa mengendalikan? Mereka mengalir begitu saja dan tidak mengenal waktu juga siapa.
Melihat laki-laki itu telah selesai bermain, gadis itu melesat cepat ke arah locker room. Dia menaruh minuman isotonik serta handuk kecil di loker laki-laki tadi dan berbalik untuk bersembunyi.
Dua orang laki-laki berjalan menuju loker masing-masing. Salah satu dari mereka menemukan 'sesuatu' di lokernya.
"Dapet gituan lagi Vin?" tanya seseorang.
"Ya gitu. Gak habis pikir sama orang yang ngasih ini. Setiap hari bawain gue handuk mulu. Di rumah gue aja udah kaya gunung," jelas seseorang yang dipanggil 'Vin' tadi.
"Dia kan cinta mati sama lo Vin."
"Shut up Egar!"
"Alvin Hardiwijaya, dia gak bakalan susah-susah ngasih lo ginian tiap hari, tiap lo main basket kalo dia gak cinta mati sama lo!"
"Terserah. Yang jelas dia udah buang-buang waktu dan uang."
Seorang gadis keluar dari persembunyiannya setelah menghilangnya dua suara tadi. Ia harus memastikan bahwa barang pemberiannya tidak berakhir di tempat sampah 'lagi'. Tetapi dewi fortuna belum berpihak padanya. Barangnya sudah tergeletak manis di tempat sampah. Ia menghela nafas berat. Mungkin dia harus lebih bersabar lagi.
"Rara?" panggil seseorang yang membuatnya nyaris jatuh jika ia tidak dapat menyeimbangkan tubuhnya.
"Eh Miss Rania," sapanya pada orang tadi.
"Kenapa kamu belum pulang?" tanya Miss Rania.
"Ini saya mau pulang. Permisi Miss," pamit Rara lalu melesat pergi sebelum ia ditanyai hal-hal yang tidak ia inginkan oleh guru bahasa inggrisnya itu.
Dia Rara. Kaira Juandika. Nerd dan untouchable. Sejujurnya, ia mempunyai paras yang cantik dengan rambut kudanya. Bahan bully para siswa SMA Taruna. Cerdas dengan rangking tertinggi di sekolah. Finansial? Jangan ditanya! Semua orang tahu dia anak dari salah satu konglomerat. Menyukai seorang Alvin Hardiwijaya adalah hal terbodoh yang ia lakukan. Setidaknya itu yang selalu ia pikirkan. Tapi sekali lagi, perasaan tidak ada yang tahu.
=============================REGRET============================
Oke. Gue tau ini apa banget. Setelah hiatus lama dan ngehapus You Belong To Me, kali ini gue bawa cerita lagi. Sebenernya ini cerita lama yang belum sempet gue ketik. Cerita jaman gue masih SMP dan sekarang gue udah kelas 2 SMA. Semoga kalian suka ya. Gue usahain buat serius kali ini. Sampai jumpa di part selanjutnya.
10 Juli 2016
KAMU SEDANG MEMBACA
Regret
Teen Fiction"Gue tahu gue gak akan pernah jadi milik lo karena gue cuma bayangan yang gak akan pernah lo lihat sampai gue menghilang dari kehidupan lo." - K "Gue tahu tapi gue gak bisa memulai. Gue ngerasain tapi gue terlalu pengecut buat ngungkapin. Bahkan sam...