Prologue

2K 96 159
                                    

1382.
Berketempatan di Gunung Olympus, Yunani.

Zeus, Poseidon, Hades, Hera, Hestia dan Demeter sedang melaksanakan rapat rahasia dari dewa-dewi Olympus lainnya ataupun dewa-dewi minor. Sebut saja, rapat keluarga tetua.

Meja rapat yang baru saja di buat kisaran lima belas menit lalu dengan ruangan kedap suara serta lokasi tersembunyi dari istana, di lengkapi sihir pelindung dari tiga besar sehingga tak terlihat, mereka tengah berdebat di dalam lingkarannya.

"Athena menyarankan tempat yang strategis untuk saat ini dan kupikir kita bisa menggunakannya," ujar Hestia, si paling tua yang mengenakan mahkota daun dafnah sederhana di atas kepalanya. Penampilannya sekarang terlihat seperti ibu rumah tangga yang baru menikah, kisaran dua puluh satu tahun walau sebenarnya umurnya sudah ribuan kali lipat.

"Aku tidak pernah setuju dengan Athena," kata Poseidon, si paling tua laki-laki. Ia melipitkan Trisula di tangan kanannya. Tampilannya seperti pria kantoran berumur dua puluh tujuh, berbanding jauh dengan adik-adiknya Hades dan Zeus yang memilih tampilan seperti pria dewasa berumur 35-an. Versi umur 35 milik Poseidon berbeda.

Hera memutar bola matanya. "Kau memang tidak pernah setuju dengannya, Poseidon."

"Aku harus mencari lahan yang bagus untuk mengatur amarahku. Kira-kira delapan ratus hektar paling sedikit," gumam Demeter. "Jadi, dimana?"

"New York," jawab Zeus. Semua mata tertuju padanya yang duduk di tengah-tengah urutan awal.

Demeter mendengus membenarkan ikatan rambutnya yang terbuat dari ikatan padi. Ia terlihat seperti ibu dua anak namun awet muda dan terkesan seperti ibu-ibu modis.

"Sempit lahan, seperti biasa." Demeter menggerutu.

Hades diam saja menanggapi pertandingan di hadapannya. Pasti setelah ini Hera menanggapi, pikirnya.

"Jangan begitu, Demeter."

Hades benar.

"Ares senang sekali di sana karena katanya bakalan banyak perkelahian dan dia merencanakan perang saudara," ucap Hera seolah membanggakan putranya. Riasan wajah Hera membuatnya terlihat seperti tante-tante atau ibu-ibu highclass yang suka bersolek.

"Apollo pasti marah-marah karena di sana tidak sepanas California atau Hawaii," kata Zeus. "Artemis apa lagi. Buruannya bakalan berkurang sangat banyak jumlahnya. Biasanya dia merengek dan bintang-bintang jadi takut muncul saat malam."

Poseidon mendengus. "Ambil di bagian ujungnya saja. Yang dekat selat dan lautan."

Hestia mengangguk setuju. "Long Island, sepertinya."

"Kalau sudah disana, untuk kita sebelah mana?" tanya Demeter.

"Manhattan," jawab Hades yang sejak tadi diam saja, seperti tengah merencanakan sesuatu. "Kalian bisa menggunakan Manhattan."

"Lalu kau akan memakai mana untuk menuju pintu utama dunia bawah selain disini?" tanya Hera kepada Hades. Seperti tau satu-sama-lain pemikirannya.

"California, tentu saja." Hades tersenyum bangga dan menampikkan wajah kelamnya.

"Tandus," gerutu Demeter. "Tidak bagus untuk bercocok tanam. Dan jarang laut, ya, Poseidon."

The Legend of LoontDove le storie prendono vita. Scoprilo ora