Rencana

14 0 1
                                    

"Hey." Sapa seseorang yang sudah berhasil meluluhkan hati Reva selama dua tahun belakangan ini. Dia kekasih hati Reva.

Rizky Aditya Rizaldi, nama yang selalu memenuhi fikiran Reva. Nama terindah yang pernah Reva temui. Nama yang telah terukir dengan sangat indah di hati Reva.

Reva berjalan menghampiri Rizky dengan senyum yang menghiasi wajahnya. Rizky yang kini tengah berada di depan pagar rumah Reva, dengan motornya yang selalu menemaninya menuju sekolah. Merasa ada yang aneh di balik senyum Reva. Seperti ada sesuatu di balik senyum Reva.

"Kenapa? Ada yang lucu ya? Kok senyam-senyum sendiri?" Tanya Rizky heran tapi Reva tidak menghiraukan pertanyaan Rizky.

"Apa si Caca Marica udah sembuh ya?" Tanya Rizky seraya menyerahkan helm untuk Reva. Dan di terima dengan senang hati oleh Reva

"Caca Rizky, ga make Marica." Timpal Reva. Caca adalah nama kucing peliharaan Reva. Rizky menanyakan keadaan Caca sudah sembuh atau belum, karena Caca sedang sakit saat ini.

"Belum Ky, Caca belum sembuh." Ucap Reva lirih. Reva menundukan kepalanya. Dia sangat menyayangi Caca. Akhir-akhir ini Caca sama sekali tidak menyentuh makanan yang di berikan oleh Reva untuknya. Seingat Reva dia tidak melakukan kesalahan apapun pada Caca. Lalu mengapa Caca tidak memakan makanan yang sudah di berikan Reva untuknya? Apakah ini karena si Meong yang ber-notebe sebagai pacar Caca yang menyuruh Caca untuk melakukan diet?

"Yaudah nanti pulang sekolah kita beli makanan buat Caca ya." Ucap Rizky dia mengusap lembut rambut Reva. Reva mengangguk dan tersenyum. Rizky memang selalu tau bagaimana cara menghibur Reva.

Reva memakai helm berwarna putih dengan namanya yang terpampang di samping bawah helm.

Rere.

Reva tersenyum mengingat nama panggilan khusus dari Rizky di helm berwarna putih itu, helm yang khusus di belikan Rizky untuk Reva.

"Re? Yehh malah ngelamun aja. Ayok naik, nanti telat." Tidak mau terkena omelan lagi oleh Rizky, Reva langsung menaiki motor Rizky dengan tergesa-gesa. Hampir saja motor Rizky jatuh jika salah satu kaki Rizky tidak menjadi tumpuan untuk menahan motornya.

"Hati-hati dong Re." Reva mendengar Rizky mendengus setelah ucapan karena kecerobohannya. Bodoh! Lo hampir jadi pengacau di hari penting ini. Ah bodoh! Bodoh! Bodoh!-Batin Reva

Dalam perjalan menuju SMA Cendrawasi. Reva tidak henti-hentinya merutuki kebodohannya. Rizky yang melihat kejadian itu dari kaca spion motornya hanya bisa membuat garis lengkung di bibirnya. Sungguh, gadisnya ini sangat menggemaskan.

"Ngedumel mulu mbak. Ga capek?" Goda Rizky. Rizky terkekeh dan Reva gelabakan, tidak tahu bila Rizky memandanginya dari kaca spion.

"Ah-- engg-- anu, engga kok. Siapa yang ngedumel coba?" Reva memajukan bibirnya. Perkataan Rizky kali ini sungguh menyebalkan. Membuat dirinya harus menahan malu. Bagaimana tidak? Tertangkap basah oleh orang yang kau sukai, saat sedang merutuki dirimu sendiri atas kebodohanmu dengan sumpah serapah. Sungguh itu sangat memalukan bagi Reva.

"Terus tadi ngoceh-ngoceh ga jelas sendiri itu apa?" Timpal Rizky lagi. Dia bisa melihat jelas wajah kesal gadisnya itu. Dan membuat ia semakin semangat untuk mengerjai gadisnya.

"Rizky!!!" Reva mencubit perut Rizky membuat Rizky bergerak seperti cacing kepanasan di atas motornya.

"Jangan cubit-cubit. Nanti kalo jatoh gimana?"

"Jatoh kebawah ini. Bukan keatas."

"Kan sakit sayang." Reva menunduk berusaha menutupi semburat merah di pipinya. Namun usahanya tidak bisa menyembunyikan semburat merah itu dari Rizky. Rizky terkekeh merasa bangga karena telah berhasil membuat kekasihnya merona malu. Reva terus menunduk hingga tidak sadar jika mereka sudah sampai di parkiran sekolah.

"Nyampe kapan mau duduk dimotor?" Suara Rizky membuat Reva mendongak mengedarkan pandangannya. Ternyata benar mereka sudah sampai di SMA Cendrawasi. Reva turun dari motor Rizky dengan senyum sumringan yang memunculkan lubang yang ada di ke dua pipinya kepada Rizky. Ia melepas helm yang dikenakannya dan memberikannya kepada Rizky.

Setelah menitipkan helm kepada pak Acep-Satpam sekolah. Reva dan Rizky berjalan beriringan melewati koridoqg dengan tangan Rizky menggenggam mesra tangan Reva. Mengundang perhatian banyak pasang mata. Ada yang menatap mereka dengan tatapan kagum akan kecocokan mereka berdua, dan ada juga yang menata mereka dengan tatapan iri, walaupun jumlah tatapan kagum lebih banyak dari tatapan iri.

"Re. Kamu kelas duluan aja, aku mau ke ruang Osis dulu. Ada rapat." Rizky melonggarkan jarinya yang terpaut dengan jari Reva.

"Tumben rapatnya pagi?" Tanya Reva polos.

"Biasa rapat dadakan. Anak-anaknya banyak yang ga bisa hadir kalo rapatnya siang." Jelas Rizky. Reva hanya ber-oh ria setelah mendengar penjelasan Rizky. Rizky melepas tautan jari di antara mereka berdua. Rizky mengacak-ngacak poni Reva sebelum melangkah pergi meninggalkan Reva. Reva mendengus kesal karena harus menata poninya kembali.

Siapa sangka ini adalah salah satu rencana Reva?

*****

Sesampainya Rizky di ruang Osis. Ia mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru ruang Osis.

Aneh. Tumben jam segini belum ada yang dateng. - Batin Rizky. Karena biasanya setengah jam sebelum rapat di mulai, ruangan ini sudah hampir penuh dengan anggota-anggota Osis. Tapi tidak untuk hari ini.

Rizky memutuskan untuk menunggu. Ia berjalan mendekati meja khusus untuk ketua Osis. Dan menduduki kursi yang menjadi pasangan meja itu. Rizky melirik jam tangan yang tergantung di tangannya. Sudah hampir setengah jam Rizky menunggu, tapi tak kunjung satu orangpun datang. Rizky bangkit dan menggebrak meja. Tidak seharusnya anggota Osis tidak datang ke rapat Osis.

Dan siapa sangka juga bahwa ini juga menjadi salah satu rencana Reva?

*****

"Reva." Merasa namanya di panggil Reva menghentikan jalannya dan membalikan badannya. Gadis yang memanggil Reva pun berlari ketempat di mana Reva menapakan kakinya dan berusaha mensejajarkan posisinya dengan Reva.

Ngos-ngosan.

Itulah yang gadis itu rasakan setelah mengejar Reva. Reva hanya tersenyum menanggapi kelakuan gadis yang kini tengah ngos-ngosan setelah mengejarnya.

"Masih hobi lari nih ceritanya?"
Kekeh Reva dan di balas dengan tatapan tajam dari gadis yang tengah mengatur nafasnya.

"Rizhh khyy huhh huhh." Ucap gadis itu dengan nafas tersegal-segal. Membuat tawa Reva meledak saat itu juga.

"Tenang Na, atur nafas dulu. Tarik Buang. Tarik Buang. Tarik Buang." Ucap Reva disisa-sisa tawanya. Reva menaik turunkan kedua tangannya bersamaan dengan hidungnya yang sedang menarik dan membuang nafas. Gadis yang di ketahui bernama Annaira Azzalia Putri atau yang biasa di panggil Anna. Mengikuti gerakan yang di praktekan oleh Reva. Setelah merasa nafasnya sudah teratur dengan normal, Anna mulai melanjutkan omongannya yang tertunda.

"Tadi gue udah ngeliat Rizky masuk keruang Osis. Gimana? Lanjut ke rencana berikutnya nona?" Anna menaik turunkan alisnya. Reva yang mendengar itu pun tersenyum dan mengangguk sempurna. Mereka berjalan beriringan menuju kelas dengan gurauan-gurauan kecil.

"Woi Awas!!"

*****

Tbc.

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang