Kegugupan

22 0 3
                                    

"Iya kamu bener."

"Itukan usulan dari gue." Cibir Anna

"Hai kawan-kawan ku sekalian! PR kimia dari Pak kumis udah selesai belum?" Tanya Randi teman sebangku Rizky yang tiba-tiba datang langsung menduduki bangku yang ada di sebelah Rizky. Tawa Anna pecah detik itu juga suara tawanya menggelegar kesepenjuru kelas. Membuat teman sebangku Rizky yang bernama Azka memincingkan matanya

"Apa lagi yang lo lakuin sama gue?" Tanya Azka penuh selidik.

"Apa sih Ka, gue ga ngelakuin apa-apa." Ucap Anna dengan tawanya yang masih menggelegar. Azka masih menatap Anna penuh selidik.

"Woi! Pak Kumis dateng woi!" Teriak Bobi teman sekelas mereka.

Pak Agus datang dengan kumisnya yang tebal dan penggaris kayu panjang. Pak Agus adalah guru kimia yang terkenal dengan kumis dan penggaris panjangnya. Semuanya mengawali pelajaran dengan doa sesuai kepercayaan masing-masing.

"Tugas yang saya berikan kumpulkan sekarang juga di meja saya!" Ucap pak Agus
"Dan yang belum mengerjakan maju kedepan!"

"Maju lo Ka!" Rizky mendorong bahu Azka. Sehingga Azka terhuyung maju ke depan.

"Bangke lo!" Umpat Azka

"Kalian yang tidak mengerjakan tugas dari saya! Lari keliling lapangan sepuluh kali!" Teriak pak Agus. Semua siswa yang tidak mengerjakan tugas dari pak Agus pergi kelapangan menjalankan hukuman dari pak Agus.

Pelajaran kimia berlangsung dengan sangat lama. Pak Agus menerangkan dengan sangat detail tapi tidak dengan tanggapan Anna dan teman-teman sekelasnya, kecuali Reva dan Rizky. Menurut mereka pak Agus bukan menerangkan, tapi berbicara dengan bahasa aliennya yang sama sekali tidak mereka mengerti. Berbalik dengan tanggapan Reva dan Rizky.

Pelajaran pak Agus telah usai. Di sambut meriah di sertai teriakan-teriakan dari wurid-murid kelas IPA II.urid-murid berhamburan keluar kelas.

Anna, Reva dan Rizky berjalan beriringan menuju kantin. Ralat, Anna tidak termasuk ke dalam kalimat berjalan beriringan. Hanya Reva dan Rizky yang berjalan beriringan dangan tawa dan canda. Tapi tidak dengan Anna, gadis itu berada di belakang mereka seolah-olah dia adalah pengawal mereka yang selalu melindungi mereka dari godaan-godaan syetan nirojim.
Mereka menduduki meja yang tersedia.

"Mau pesen apa Re?" Tanya Rizky

"Aku bakso aja sama es teh." Jawab Reva.

"Gue samain kayak Reva aja." Ucap Anna tiba-tiba.

"Siapa yang nanya lo mau mesen apa?!" Ledek Rizky berlalu dari hadapan kedua gadis itu.

"Tai lo!" Teriak Anna.

"Pelan-pelan bego ngomongnya!"
Reva menjitak keras kepala Anna.

"Sakit bego!"

"Ngomongnya jangan keras-keras! Cewe juga!" Anna merasa ada yang menjitak kepalanya lebih keras dari jitakan Reva tadi.

"Siapa sih yang ngejitak gue?!"

"Gue. Kenapa?" Azka datang dengan kancing seragam atasnya yang sengaja ia buka, memperlihatkan kaus putihnya. Rambut yang acak-acakan, keringat yang bercucuran menandakan bahwa ia habis melakukan sesuatu yang melelahkan. Dan hal itu membuat banyak siswi berteriak histeris. Menurut mereka Randi terlihat makin keren. Tapi tidak dengan Anna. Menurut Anna, Randi terlihat jorok dan sok cool.

"Jorok lo! Elap tuh keringet!" Omel Anna.

"Elapin dong." Goda Azka, ia mengedipkan sebelah matanya pada Anna.

"Makanan datang!" Rizky datang membawa makanan yang di pesankan Anna dan Reva padanya, dengan dirinya juga tentunya.

"Punya gue?" Tanya Azka dengan wajah memelasnya

"Beli sendiri!" Rizky mengambil tempat duduk di sebelah Reva.

Tanpa di sangka-sangka Azka merebut makanan Anna.
"Punya gue Azka!" Ucap Anna antusias merebut baksonya kembali.

"Pelit lo!"

"Beli sendiri! Tampang lo doang ganteng! Beli bakso aja uang ga ada!"

"Lo bilang apa? Gue ganteng? Emang udah dari dulu gue ganteng." Ucap Azka

Entah karena angin apa pipi Anna merona karena ucapan Azka. Secara tidak langsung dia mengatakan bahwa Azka ganteng bukan?
Azka berlalu dari hadapan mereka bertiga.

Reva dan Rizky sudah biasa dengan pertengkaran Anna dan Azka. Mereka pernah membuat rencana agar Anna dan Azka tidak terus-terusan bertengkar, tapi usaha itu sia-sia. Mereka masih saja bertengkar sampai detik ini juga.

"Re, nanti aku mau rapat Osis dulu. Kamu tunggu aku sebentar bisa?" Tanya Rizky

"Bisa-bisa." Reva menatap Anna yang juga sedang menatapnya. Seolah-olah mereka sedang bertelepati. Hal itu membuat Rizky memincingkan mata curiga pada Anna dan Reva.

"Kenapa?" Tanya Rizky penasaran.

"Adrian." Ucap Anna. Ia melihat Adrian dan teman-temannya memasuki area kantin. Semua tatapan pasang mata tertuju pada mereka lebih tepatnya Adrian.

"Adrian?" Tanya Reva dan Rizky seremapak. Azka datang menduduki bangku yang ada di sebelah Anna. Melihat gadis yang ada di sebelahnya hanya diam dengan tatapan tertuju pada satu titik fokus.

Azka mengikuti arah tatapan Anna. Ia menemukan sosok Adrian dan teman-temannya.

"Woi bengong aja!" Ucap Azka mengagetkan Anna.

"Tau lo! Bengong aja!" Sambar Rizky.

"Na lo suka sama Adrian?" Tanya Reva membuat semua perhatian yang ada di meja pojok kantin, tepatnya yang sedang mereka duduki. Kecuali Azka yang asik sendiri dengan makanannya

"A-apaan sih! Ya eng-engga lah." Bantah Anna. Suara Anna dan tingkah lakunya terlihat salah tingkah di mata Reva dan Rizky.

"Terus kenapa salting gitu?" Tanya Rizky. Ia dan Reva memincingkan matanya melihat ada sedikit ke gugupan di mata Anna.

"Engg─"

Kringg

Bel yang menandakan jam istirahat telah usai dan di gantikan oleh jam pelajaran kembali, menyelamatkan Anna dari semua pertanyaan-pertanyaan yang mematikan.

"Eh udah bel! Ayo masuk kelas!" Ucap Anna yang langsung lari meninggalkan kantin. Melihat Anna yang salah tingkah dan gugup saat di beri pertanyaan tentang suka atau tidaknya dia kepada seorang Adrian. Membuat Randi yang dari tadi hanya diam merasa sedikit sakit hati.

Merasa cemburu?

*****

Tbc.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 17, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

DestinyTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang