Awal bekerja

69 9 1
                                    

"Raena! Tolong teh-nya!" pagi itu berawal dengan suara tuan rumah. "Raena, dimana kau?! Cepat kemari!"

"Baik, nyonya" tak ada pilihan lain. Aku terpaksa melayani semua orang di rumah besar megah ini. "Astaga" gumamku. Dapur rumah ini besarnya sama seperti garasi dua mobil.

Pelayan lama rumah ini datang dihadapanku "Raena, ini dapur rumah ini. Kompor ada di sana, oven disebelah kulkas. Peralatan makan didekat wastafel pencuci piring. Jadi, sekarang tolong buatkan teh dan omelet untuk tuan muda," sambungnya

"Tuan muda?"tanyaku
" Ya,dia putra dari tuan rumah ini. Selain itu, dia yang memegang tahta kekayaan tuan rumah" jawabnya
"Baiklah. Dimana dia?" tanyaku lagi
"Di meja makan. Dan satu lagi, jangan panggil tuan muda dengan sebutan 'dia' panggil dia tuan muda"
"Baiklah"

::::::::::::::::::::::::::::::::::::::***::::::::::::::::::::::::::::::::::::::

Ya Ampun, lihat lah. Pelaratan rumah ini sebagian dari perak dan emas. Ukurannya pun lebih besar.

"Dimana teh-nya?" bisikku. Dapur ini sangat sepi. Hanya ada aku di dapur ini. "Nah, ini dia. Tunggu, tuan muda ingin yang pakai gula atau bagaimana?"

Aku berbalik badan. Alangkah terkejutnya aku saat melihat seseorang di hadapanku. Dia, tuan muda."hei, dimana teh dan ome-" dia bengong saat melihatku.

Aku menyapanya "selamat pagi, tuan muda" senyum manisku mengambang di wajahku.

"Tunggu dulu. Kau pelayan baru?!" tanyanya sambil menunjukku."Kenapa ayah tak bilang kepadaku?"

Awalnya aku menunduk. Saat memberi salam, aku membungkuk. Lalu melihat wajahnya. Astaga, dia sangat tampan dan rapi. "Iya, tuan muda. Saya pelayan baru dirumah ini"

Dia memperbaiki dasi-nya yang miring. "Berarti, kau juga pelayan tempur-ku,ya?"

Tunggu, pelayan tempur?! Saking senang nya hati-ku, aku tak sempat membaca tuntas surat membutuhkan pelayan itu. Astaga, apa yang akan kulakukan sekarang?

"Halo," tuan muda itu melambaikan tangannya di wajah-ku.

Aku tertegun. "Ah, tuan muda. Iya, aku adalah pelayan tempur mu" jawabku ragu-ragu.

"Baiklah. To the point, dimana teh dan omelet ku? Oh,ya. Aku ingin teh dengan gula tiga sendok teh" katanya sambil meninggalkan dapur.

"Baik, tuan muda"

A.N: aku lagi malez nulis jd to the point saja. Jika suka cerita ini jgn lupa vote dan commentnya. Baca epsod tiga ya..

Akabane_Haru ;3


RAENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang