Fighting!!

93 8 3
                                    

Namanya, Nicholas. Tuan muda pemegang tahta kekayaan dirumah istana ini. Bagiku, aku sangat beruntung dapat bekerja di rumah istana ini. Sangat besar dan megah.

'Apa tadi katanya? Pelatihan?' Gumamku dalam hati. Pelatihan apa? 'Ah,ya. Mulai sekarang aku'kan pelayan tempurnya. Pelayan tempur itu apa?'

Aku menuju kamarku. Bukan kamar seorang pelayan biasanya, kamar pelayan biasanya gudang atau kamar yang lebih kecil lainnya. Tapi ini tidak. Kamar yang cukup luas bagi seorang pelayan rumah.

'Kalau kamarku seluas ini, bagaimana kamar tuan rumah? Pasti lebih besar!'

"Raena!! Kemana kau?! Ayo, cepat ke halaman belakang! Jangan lupa janjimu!" Ucap seseorang dari halaman belakang.

Itu pasti tuan muda. "Ah, iya, tuan! Sebentar lagi saya akan kesana!"

Aku memutuskan untuk berlari menuju Halaman belakang yang luasnya sama dengan taman kota(bercanda, mana ada halaman belakang rumah sebesar itu #ada aja kok. Kalo dibuat. Ah, diam lu #maaf thor,)

"Eeeh,, Raena rupanya. Mau kemana? Kok buru-buru?" Kata seorang perempuan centil berada didepanku dengan bermaksud menghalangiku.

"S-saya mau ke Halaman bela-

"Ngapain?! Cepat bantuin merapikan perpustakaan rumah! Kasian pelayan yang lain, kan?" Dia adalah Charolite sepupu tuan muda.

"Tapi, Tuan Nicho-

"Hei! Kau membantah perintahku?! Kau hanya seorang pelayan kumuh disini! Dan, jangan seenalnya memanggil nama Nicholas dirumah ini kau tau?!"

"Tapi-

"Cepat pergi kau, pelayan miskin!"

Kepalan tanganku menguat. Ingin rasanya aku menjambak rambut yang dari tadi dia kipas dengan maksud memamerkan rambut payahnya.

Aku berjalan santai menuju perpustakaan. Disitu sudah ramai pelayan yang membersihkan. Untuk apa aku disini? Kan, banyak juga pelayan yang merapikan tempat ini. Astaga, perempuan centil itu membohongiku.

"Hei, kau! Kenapa kau kemari?!" Kata seseorang dibelakangku.

Aku membalikan badan. Rupanya, "T-Tuan muda..."

"Aku sudah bilang untuk pergi ke halaman belakang dab kau tak muncul-muncul juga! Astaga kau ini!" Dia adalah tuan muda.

"M-maaf, tuan. Aku disini karena nona Charolite yang-

"Ada apa dengan Charolite?"

"Dia yang menyuruhku, tuan." Jelasku ragu-ragu.

Tuan muda itu memukul jidatnya pelan. "Ya sudah. Ikut aku!"

Aku hanya mengganguk. Kami berjalan menuju halaman belakang. Di sana, sudah tersusun rapi peralatan karate.

Tunggu...karate??

Tanpa kusadari, Charolite. Perempuam centil itu membuntuti

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 24, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

RAENATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang