1

163 4 0
                                    


Seperti biasa. Aku hanya sendiri dikelas. Aku menulis di buku harianku. Menceritakan keluh kesahku. Menceritakan isi hatiku tentang dia. Tentang hidupku. Mungkin terlihat aneh. Satu tahun aku bersekolah disini. Aku tidak punya teman. Lebih tepatnya aku menutup diri.

Aku tidak ingin hal yang sama terulang lagi. Aku takut. Saat SMP aku ceria, aku berusaha menutupi semua sakit yang kurasa. Aku ingin merasakan cinta dan kasih sayang lagi. Walaupun semuanya semu. Ternyata aku mendapatkan sakit yang lebih banyak lagi. Sejak saat itu aku memutuskan berubah jika SMA nanti aku tidak banyak berhubungan dengan orang lain. Aku takut. Tapi, aku masih berinteraksi dengan mereka. Seperti tersenyum, menanyakan Tugas, mengerjakan Tugas bersama. Hanya itu, aku tidak ingin lebih. Aku suka ketenangan.

Namaku Raita Adreena. Aku anak tunggal. Bahkan bukan hanya itu, aku juga anggota tunggal keluargaku yang dulu bahagia. Entah kemana kebahagiaan itu. Saat ayahku pergi dari rumah, semuanya berubah. Ibuku menjadi pendiam. Sangat sangat diam. Sampai beliau juga pergi, dia memutuskan untuk tinggal di LA. Entah apa yang mereka pikirkan, sampai sampai hanya aku yang bertahan. Sendirian.

Aku menutup buku harian

"hufft, hari ini aku lupa beli sesuatu untuknya." gumamku

Untuk pertama kalinya, hari ini sepertinya aku absen untuk mengirim sesuatu kepadanya. Gak, aku gak boleh absen. Tapi apa yang harus aku kirim? Ahh, otakku lagi lemot atau gimana ini. Ohh mungkin aku laper. hehe.

Aku membuka kotak bekal ku, yang berisi sandwich buatan bibi. Tiba tiba satu ide muncul diotakku. Gimana kalau bekal ini aku kirim untuk dia? Walaupun aku tau, ini bakalan gak dimakan. Tapi setidaknya hari ini aku tidak absen untuk mengirimnya sesuatu.

Aku segera menulis note, seperti biasanya.

'Hari ini aku kirim bekalku yaa. Mau dibuang juga gak apa apa:)

Your Secret Admirer'

Aku keluar kelas dengan santai. Koridor pasti sepi karena teman teman lagi di kantin. Tapi sebentar lagi waktu istirahat akan habis. Jadi aku jangan santai santai.

Aku menuju ruang loker. Aku rasa tempat ini juga sepi, kecuali jam istirahat telah habis. Mereka juga pasti pergi ke ruangan ini.

Aku berhenti tepat di depan loker yang bernama Rhaka Adry Gracio. Seperti biasa juga, loker ini bisa kubuka dengan mudah karena aku memiliki kunci cadangannya. Jangan bilang kalau aku mencurinya. Aku menemukannya, karena Rhaka menjatuhkannya tepat di depan ruangan ini. Saat itu aku melihatnya, aku ingin mengembalikannya. Tapi setiap aku ingin bertemu dengannya, aku takut disangka kegenitan kepadanya. Apalagi pacarnya ketua osis. Mana aku berani coba?

Aku membuka loker ini dengan hati hati. Karena aku takut ada yang tiba tiba datang.

Saat aku sedang meletakkan kotak bekalku, tiba tiba ada suara sepatu mendekat. Bagaimana ini? Aku tau aku lancang ke ruang loker kelas lain. Apalagi nanti aku kepergok sedang membuka loker Rhaka. Ohh tuhan tolong aku.

Suara sepatu itu berhenti. Tapi aku yakin, karena orang itu sudah disini. Melihatku sedang membuka loker Rhaka.

"Siapa lo?" aku tersentak. Aku yakin dia bicara kepadaku. Aku tidak berani untuk menunjukkan wajahku. Aku hanya menunduk seraya menutup pintu loker.

Aku hanya diam seraya menunduk.

"Heh? Lo mau mencuri ya?" Aku membulatkan mataku dan langsung menatapnya. Oh tuhan, aku tau dia adalah temannya Rhaka. Devin. Hancurlah aku.

"eng--gak kok" ucapku dengan terbata bata dan menahan tangis.

"Trus ngapain lo buka lokernya Rhaka?" Dia mengecilkan volume suaranya, kenapa dia? bukannya dia ingin membuatku ketahuan satu sekolah?

"Akuu--"

"Jangan bilang lu secret admirernya Rhaka? yang selama ini mengirimnya semua barang barang?" tanyanya setengah berbisik. Aku merasakan pipi ku basah.

Aku menangis.

"Ehh, ehh kok lo nangis sih? Gue gak bakalan ngapa ngapain lo kok. Tenang aja."

"aku mohon. jangan kasih tau siapa siapa," aku masih menangis. aku memohon kepadanya dengan badanku yang dibungkukkan.

"iyaa, tenang aja. lo gak usah takut gitu. lagian gue gak bakalan ngancurin cinta indah lo itu kok," ucapnya dengan tulus. semoga ini tidak bohong. "rahasia lo aman sama gue. besok besok kalo mau ngirim, pagi pagi aja. kalo istirahat gini, nanti lo kepergok lagi. gue udah pernah lihat lo lagi masuk ruang ini lho," aku membulatkan mataku mendengar pengakuannya.

"serius?" aku sangat sangat malu kali ini. Aku sangat ceroboh. Padahal aku sudah sangat yakin kalo aku selalu teliti dan hati hati.

"iyaa, bahkan 2 kali. Kali ini gue udah penasaran. makanya gue pergokin"

bel berbunyi 3 kali. tanda istirahat berakhir.

"aku duluan yaa. tolong jangan bilang ke siapa siapa. pliss" aku masih memohon padanya.

"tenang aja. lain kali gue mau lo jelasin kenapa lo suka sama dia"
aku mengangguk pelan. sekarang rahasia ku terbongkar. terbongkar dengan sahabatnya sendiri.

Aku pergi dengan mengendap endap. Sekarang teman teman sedang menuju ruang loker. Aku pura pura masuk ke ruang loker kelasku. Setidaknya aku belum kepergok teman teman yang lain. Aku harus percaya kepada Devin. Harus.

Secret AdmirerTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang