KISAH SERAM DI TEMPAT NENEK

18K 525 31
                                    

KISAH SERAM DI TEMPAT NENEK

Menghabiskan waktu libur semester kuliah memang sering aku lakukan di rumah nenek di Cianjur. Aku suka berlibur ke sana karena suasana rumah nenek yang sejuk dan sangat nyaman sekali. Terbebas dari pusingnya tugas kuliah dan masa ujian semester genap, langsung saja jadwal liburan kali ini kuatur. Bahkan, daftar barang yang harus aku bawa ke rumah nenek sudah aku buat listnya. Terutama perlengkapan musim hujan yang dingin dan sejuk, seperti jaket tebal, shall, sweater dan lainnya. Dan yang paling terpenting adalah kue bakpia kesukaan nenek.

Tapi kali ini aku menyiapkan sesuatu yang khusus dan lebih beda dari biasanya. Dan ini pun sesuatu yang sangat spesial. Ya, sebenarnya kali ini aku punya alasan lain dalam liburan ke rumah nenek. Karena aku memang dari kecil tinggal di rumah nenek, dan besar pun juga masih suka berkunjung ke sana. Sedikit banyaknya aku sudah mengenal daerah di tempat nenek, begitu pun dengan warga desa.

Yang membuat aku selalu tidak sabar menunggu musim liburan adalah karena Keke. Ya, dia seorang warga di desa nenek yang membuat aku tergila-tergila, dan dia merupakan cinta pertamaku. Aku sudah memulainya semenjak beberapa tahun belakangan ini. Aku pun sudah menyiapkan sebuah kalung berbentuk hati yang nantinya akan kuberikan pada ulang tahun Keke yang tinggal seminggu lagi, dan sekalian aku ingin mengutarakan isi hatiku ke Keke. Aku sebenarnya sudah kenal Keke sejak lama, bahkan ketika aku masih kecil pun sudah mengenalnya. Karena kebetulan di depan rumah Keke terdapat warung yang dijaga oleh ibunya, dan aku sering membeli jajan di warung ibu Keke tersebut.

Tak lama menunggu, waktu liburan pun tiba. Aku sudah memesan tiket kereta api dan siap untuk berangkat. Hanya beberapa jam saja aku sampai di rumah nenek. Setelah melepas kangen kepada nenek, aku sudah tidak sabar ingin cepat bertemu Keke. Sebelum aku sampai ke rumah Keke, aku menjumpainya sedang berjalan kaki, dan aku berhenti menghampirinya.

“Keke...”, panggilku.

“Iya kak Andi”, sahutnya.

Aku sangat gerogi dan belum berani untuk memberikan hadiah kecilku kepada Keke. Hanya menanyakan kabar dan kegiatan yang dilakukan. Keke langsung berpamitan karena buru-buru membelikan obat untuk ibunya, yang kebetulan lagi sakit.

“Permisi ya kak Andi, ini Keke lagi buru-buru mau belikan obat untuk ibu. Ibu lagi demam kak”, kata Keke.

“Oh iya Ke. Kakak antar ya?”, tawarku.

“Tidak usah kak, dekat kok!”, jawab Keke.

“Bener gak mau diantar?”, tanyaku kembali.

“Tidak usah kak! Lagian nanti aku juga mau mampir ke tempatnya Bu Marni buat minta mijitin ibu”, kata Keke.

“Kalau gitu hati-hati ya Ke!”, kataku.

“Iya kak”, jawab Keke.

Setelah Keke pergi, aku pun tetap menuju rumah Keke, sekalian ingin menjenguk ibu Keke. Ternyata benar, ibu Keke lagi sakit.

“Oh iya bu, tadi aku ketemu Keke di jalan, katanya mau membelikan obat. Dia lalu ke rumahnya Bu Marni buat minta mijitin ibu”, kataku.

Ibu Keke langsung duduk dan menatapku penuh keheranan.

“Nak Andi benar bertemu Keke?”, tanyanya, tampak tidak percaya.

“Benar bu!”, jawabku.

“Itu tidak mungkin! Keke lima bulan yang lalu sudah meninggal”, kata ibu Keke sedih.

Aku lalu terdiam. Ibu Keke tampak menangis sedih. Aku tidak bisa berkata apa-apa karena masih tidak percaya dengan apa yang telah terjadi. Ini benar-benar cerita horror, tapi aku ingin kembali untuk bisa melihat Keke, walau hanya sekejap.

HANTU ITU ADA (GHOST STORY)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang