Irina & Samuel

61 7 2
                                    


"Irina, percaya sama aku. Dia nggak pantas buat kamu," sautku sambil mengenggam tangan perempuan cantik itu.

"Kamu tau apa tentang hubungan aku sama Dallas?" saut Irina dengan suara tercekat.

"Aku tau dia suka mukulin kamu, kan? Aku tau, you have so many scars on your back," sautku sambil menatap matanya. Mata yang selalu bisa membuatku merasa tenang. Mata yang sekarang meneteskan bulir-bulir kesedihan.

"Aku nggak bohong, Irina. He's not the one for you," sautku sambil meninggalkannya, merenung.


I won't lie to you

I know he's just not right for you


"Sam, asal kamu tahu, aku bahagia sama Dallas! Cuma Dallas yang aku mau!" saut Irina disela-sela tangisnya.

Aku hanya bisa menatapnya dan tersenyum nanar, "Cobalah untuk jujur pada diri sendiri, Irina. Mimik muka mu tidak menggambarkan apa yang kau katakan," sautku sambil menatapnya sekali lagi dan beranjak pergi.


And you can tell me if I'm off

But I see it on your face

When you say that he's the one that you want


Irina. Perempuan yang selama 2 tahun ini sangat berarti untuk ku. Namun tiba-tiba memutuskan hubungan dan menjalin hubungan dengan lelaki bajingan seperti Dallas. Mengapa ia masih saja mengelak bahwa ia masih menyayangiku? Mengapa ia lebih memuja keparat itu, laki-laki yang selalu membuatnya tersiksa.

"Aku dengar, Irina ingin mengakhiri hubungannya dengan Dallas,"

"Tak mungkin. Irina sangat menyayangi Dallas, kau tahu,"

"Irina sangat bodoh jika ia ingin putus dengan Dallas,"

"Dengar-dengar, Irina tidak tahan dengan segala perlakuan kasar dari Dallas,"

Pembicaraan itu selalu terngiang di telingaku. Dari awal aku memang yakin, bahwa kau tidak bisa menjalani hubungan dengan Dallas tapi kau masih memaksa.


And you're spending all your time

In this wrong situation

And anytime you want it to stop


"Irina, apa kamu tidak ingin memberiku kesempatan terakhir? Untukku?" tanyaku. Aku rela bolos pelajaran astronomi hanya untuk berbicara dengan nya. Dengan Irina.

"Kesempatan? Untuk apa?" saut Irina, mencoba untuk mengacuhkanku.

"Kau tau, aku bisa memperlakukan mu lebih baik daripada Dallas," sautku dengan lantang, membuat Irina menghentikan kegiatan menulisnya beberapa detik. Tapi tetap saja, ia mengacuhkanku.

"Irina, you hear me," sautku memperingatkannya. Ia hanya menggeleng, dan aku tau bahwa Irina sedang menahan airmatanya.

"Irina, kau tidak membutuhkan laki-laki macam Dallas. Irina, you deserve a gentleman, not fuck boy like Dallas!"


I know I can treat you better than he can

And any girl like you deserves a gentleman


"Sekarang katakan padaku, kenapa kita disini membuang-buang waktu hanya untuk tangisan mu? Seharusnya kau bisa bahagia bersamaku sekarang, Irina," sautku lirih. Irina tetap diam.


Tell me why are we wasting time

On all your wasted crying

When you should be with me instead


"Sekarang ku serahkan semua keputusan padamu, Irina. I've told you, aku bisa memperlakukan mu lebih baik darinya. Dari Dallas," sautku, seraya mengelus rambutnya dan mengenggam tangannya.


I know I can treat you better

Better than he can


"Sam, you have to know one thing. Orangtua ku menjodohkan aku dengan Dallas, and there's nothing I can do about it," kata Irina, yang membuat hatiku mencelos setelah mendengarnya. 


***


HAIIIII GUA BARU LIAT MV NYA AA SHAWN YAAMFUN trs tbtb jd dpt inspirasi buat nulis oneshot.

mksh y aa'

q syng amu.

HAPPY READINGGGGGG n dont forget to vomments ok

bye

love u

treat you better { 1/1 }Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang