Love Thief

180 15 1
                                    

Kamu jangan terlalu naif, marguerite. 

Aku hanya bisa tertangkap kalau aku memutuskan untuk menyerahkan diri padamu. Kurasa itu mustahil, tapi mungkin tidak juga, kamu membuatku tertarik. Sifat riang, naif, dan polosmu itu membuatku semakin ingin melarikan diri darimu, memancingmu agar kamu cepat-cepat  memborgolku dan mengurungku di penjara, berdua bersamamu... di ranjangnya yang sudah berderit.
Kau belum tau aku jago main sulap?
Borgol yang mengikat tanganku akan kulepaskan dan kuikat tanganmu dengan salah satu tiang ranjang disana, tentu saja agar akhirnya kamulah yang tidak bisa lari dariku.

Tidak buruk juga kalau situasinya seperti sekarang ini. Kau kehujanan tapi tetap memaksakan diri datang ke hotel.

Aku sedang bersembunyi, hei. 

Kenapa kamu bisa dengan mudahnya menemukan tempat persembunyianku?

Kehujanan. Wajah, rambut, badanmu basah semua. Bahkan aku bisa melihat pakaian dalammu dari sini.

"A-apa yang kau lihat?" Tanyamu menggertak, suaramu menggigil kedinginan. Aku tidak bisa menyembunyikan senyum (mesum)ku.

"Hnn... entahlah. Mungkin kau harus ganti baju supaya aku tidak usah melihat bra biru muda dibalik situ"

Pekikkan kecilmu terdengar menggemaskan. Jangan salahkan aku kalau aku tiba-tiba mendorongmu ke tempat tidur. Kamulah yang minta diserang.

"Pakai ini" kusodorkan baju kering_punyaku tentu saja_ dan juga celana panjang yang kekecilan bagiku. Masih dengan tangan pucatmu yang menggigil, kamu mengambilnya. Senyuman tersungging mengurungkan niatku menggodamu lebih jauh. Kau nampak tidak berdaya sekarang ini, defenseless...

"Kamu datang sendirian?" Tanyaku memastikan. Berharap kamu tidak datang sendirian kesini.

Karena datang sendirian adalah jawaban yang kupastikan akan keluar dari mulutmu.

Tolong, sedikit kuharap kamu tidak datang sendirian kesini.

Aku berbahaya.

"Yap! Shan masih ada urusan di markas." Jawabmu. Menyebutkan nama yang entah itu siapa. Yang kutahu hanya namamu sebenarnya.

Kupijit keningku, mencoba menahan hasratku.

Kamu menggodaku?

Kamu datang sendirian kesini, ke tempatku, ke tempat orang yang seharusnya kamu hadapi dengan polisi-polisi lain.

Kamu datang sendirian ke tempatku?

"Aku... boleh numpang mandi?" Kamu menggigil. Kuanggukkan kepala kecil. Semenit kamu belum masuk ke kamar mandi tadi, mungkin aku sendiri yang akan melepaskan baju basahmu dan menghangatkannya dengan kulitku.

Setidaknya, selama kamu hanya ingin mengobrol denganku malam ini, aku akan tahan sebisa mungkin.

Padahal, kapan pun aku mau, kau sudah bisa menjadi milikku. Malam ini.

Tapi, untuk jaga-jaga...

Pintu kamar mandi terbuka, bersamaan dengannya kepulan asap panas dan badan kecilmu keluar. Kelihatan lebih manusiawi sekarang, kulit pucatmu sudah mendapatkan rona-nya kembali.

"Kebesaraaan..." katamu memperlihatkan tanganmu yang tidak bisa membalap lengan bajuku. Tentu saja. Itu bajuku.

Aku hanya tersenyum merespon. Kadang aku bingung bersikap di hadapanmu. Kau polisi, aku penjahatnya. Aku tidak seharusnya tertangkap olehmu, tapi aku ingin diborgol bersamamu.

Katakan aku masochist karena semua ini, tapi menyerahkan diri padanya menurutku bukanlah hal yang mustahil.

Mungkin aku akan tergoyah saat kau bilang sayang padaku.

Short Scene Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang