Tiga

62 6 3
                                    

Satu bulan berlalu kini Dika semakin terang-terangan mendekati Dwita. Ia sudah tidak menghiraukan lagi perasaan kakaknya. Di sisi lain Rendi belum bisa melupakan perasaannnya untuk Dwita begitupun dengan Dwita yang masih belum bisa menerima kenyataan jika hubungannya dengan Rendi telah berakhir. Untuk melupakan perasaannya kini keduanya saling menghindari.

Dwita dan Riko tengah berjalan di barisan kelas XII menuju perpustakaan untuk mengerjakan tugas Biologi. Mereka berpapasan dengan Rendi yang tengah berjalan menuju kantin bersama Citra.

Tatapan mata Dwita dan Rendi bertemu namun segera Dwita melemparkan pandangannya ke arah lain. Ia memutuskan untuk bersikap seolah olah tidak mengenal Rendi sebelumnya.

♥♥♥

Hari sabtu seperti biasa Dika latihan basket. Gedung olahraga masih kosong karena anggota yang lain masih berada di dalam kelas. Ia menyimpan tas kemudian mengambil bola yang berada di dalam sebuah box dan memulai berlatih. Ia mendrible  kemudian menshoot  bola ke dalam ring. Namun permainannya terhenti ketika seseorang memanggilnya.

"Dika" Dika menoleh ke arah sumber suara. Ia mendapati Rendi yang tengah berjalan mendekatinya.

"Ada apa?"

"Lo menang. Sekarang gue udah rela ngelepasin Dwita buat lo" Ucap Rendi diiringi senyuman tipis.

"Thanks. Tapi se-izin atau tanpa izin dari Lo gue bakal tetep berusaha dapetin Dwita" Jawab Dika dengan angkuh.

"Gue cuma ingin jadi kakak yang baik buat lo" Rendi menepuk bahu Riko.

"Maksud lo?"

"Gue sadar lo udah banyak berkorban buat Bunda. Lo udah berusaha buat bahagiain Bunda dengan cara lo sementara gue selalu dapet kebahagiaan berupa materi dari Ayah. Seharusnya sebagai kakak gue juga jaga lo.  Dan sekarang gue sadar sebenernya Lo yang Dwita butuhkan bukan gue" Rendi menghela nafas berat.

"Selama ini gue udah ngerebut semua kebahagiaan Lo sekaligus juga dua orang kesayangan Lo. Pertama Ayah dan kedua Dwita. Seharusnya dulu gue ga ikut Ayah dan dukung dia buat menikah lagi cuma karena gue gamau hidup susah. Sekarang gue gak mungkin bisa balikin Ayah sama Bunda oleh karena itu sekarang gue nyerahin Dwita sama Lo. Gue tahu Lo lebih membutuhkan keluarga yang utuh tapi seengganya dengan Gue merelakan Dwita buat Lo Gue ga termasuk orang serakah yang mengambil kedua sumber kebahagiaan Lo" Dika terdiam mendengar penuturan Rendi.

Kakaknya memang benar selama ini hidupnya bersama Ayah yang overprotektif  dan keras kepala telah merenggut kebebasan dan kebahagiaannya. Riko menatap intens manik mata kakaknya dan ia sama sekali tidak melihat kebohongan.

"Gue rela" Ucap Rendi sekali lagi. Keduanya pun tersenyum kemudian saling memeluk satu sama lain. Ini pelukan pertamanya setelah orangtuanya berpisah sekitar lima tahun yang lalu.

♥♥♥

Drrr... Drrr... Drrr...

Ponsel Dwita bergetar menandakan ada pesan masuk.

From : Riko

Gue mau ngajak lo dinner malam ini. Harus mau tanpa ada alasan! Gue jemput jam 7.

"Riko? Tumben dia ngajak dinner " gumam Dwita. Ia pun mengetikkan jarinya membalas pesan Riko.

To : Riko

Itu ajakan atau paksaan?

Ia mengirim pesan tersebut. Sudah 10 menit namun pesannya tidak di balas oleh Riko. Akhirnya ia pun menyiapkan diri untuk pergi bersama Riko satu jam kemudian.

Always Love You (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang