Stuck

45 7 0
                                    

Suara denduman musik keras keluar dari speker besar di tengah ruangan. Orang - orang perlahan turun kelantai dansa untuk menikmati musik mereka. Lampu disko berpijar semestinya. Menenangkan sekaligus memabukkan. Kau tak harus terus menatapnya jika kau tidak ingin pusing saat melihat potongan - potongan kaca yang menampilkan mimpi terburukmu.

Namanya juga pesta. Tapi itu bukan pesta jika tidak ada alkohol. Setidaknya untuk seorang pemuda dengan rambut pirang berantakan yang sedang bertos ria dengan teman-temannya lantaran salah satu dari mereka berhasil menarik seorang gadis dari lantai dansa untuk menjadi miliknya. Kau tahu, kau bisa menarik siapapun. Ini Club, kau bebas untuk berbuat apapun di dalamnya, tentunya jika kau sudah cukup umur

"Rekor! Luke mengencani 5 wanita berbeda dalam satu malam!" Seorang dengan rambut pirang pendeknya menganggkat tinggi gelas nya. Seakan ia sedang meperlihatkan sebuah medali kemenangan pada orang di seluruh dunia. Mungkin dunia mereka lebih tepatnya.

Gelas-gelas lain tersusul menganggkat ke atas. Dengan segala kemeriahannya. Gelas saling berdecit, berusaha menjaga cairan mematikan di dalamnya agar tidak tumpah.

"Oh, ayo terus minum, aku akan traktir gelas berikutnya." Seorang dengan rambut kriting yang panjang berusaha menopang badannya sendiri di bangku untuk sekedar menjadi perhatian dan berteriak. Tak perlu hiraukan, dia mabuk. Dan ini memang tempat untuk orang mabuk.

"Oh, man. Kita tahu kau rajanya." Seorang lagi di sampingnya yang hampir mabuk juga masih terus menuangkan cairan penuh dosa pada gelasnya. Lalu ia menangkatnya lagi tinggi - tinggi. "Untuk prince Harry yang tak pernah kekurangan."

Mereka mengakat lagi tinggi-tinggi gelas mereka untuk bersulang. Dan setelah itu terdengar suara tawa yang menggema dan tak tahu arah. Tawa orang mabuk, yang mereka sendiri tak mengerti. Tak lama kemudian sebagian dari kelompok mereka yang sedari tadi hanya bersulang dan minum sudah mulai tumbang di tempat masing-masing. Beruntung mereka hanya sedang duduk-duduk dan tidak sedang meluncur di lantai dansa. Kalau tidak jika mereka tumbang tiba-tiba seperti tadi di lantai dansa maka mereka akan terinjak hak-hak hina dari para pelacur yang sedang menarik perhatian mangsanya.

. . .

3 orang wanita cantik yang sedang duduk bergerombol di pojok ruangan tersenyum puas melihat mangsanya yang mulai tumbang. Mereka saling melirik satu sama lain kemudian salah satu dari mereka yang berambut pirang panjang mengangguk seakan memberi aba - aba dan mereka beranjak dari sana. Bukan hanya sekadar berjalan tapi mereka mulai mengeluarkan berbagai barang dari tas kecil mereka masing -masing dan mulai memasangkannya pada diri mereka sendiri.

Seorang wanita paling kanan, memasangkan berbagai gelang di kedua tangannya dengan lihai lalu dengan cepat memasangkan anting di telinga kanannya. Tapi ternyata itu bukan anting, melainkan sebuah alat telepon atau kau bisa bilang headset atau apapun yang langsung terhubung dengan telinga dan tanpa kabel yang terbelit-belit. Ia kemudian membebaskan rambut ikal coklatnya yang tertahan di belakang telinga untuk menutupi barang yang baru saja ia pakai.

Sedangkan seorang wanita paling kiri memasang sarung tangan karet hitam ketat ke kedua tangannya dengan cepat. Sarung tangan hitam nya yang panjang sampai ke siku nampak cocok dengan gaun pendek tanpa lengan dan sepatu hak tingginya yang berwarna sama. Tak lupa rambut panjangnya yang di ikat ponytail tinggi. Seperti Cat woman tanpa topeng.

Lain lagi dengan wanita berambut pirang yang berjalan di tengah tengah mereka, dia mulai menurunkan sedikit gaun pendek tanpa lengannya. Dan menampilkan sesuatu berharga yang bisa membuat para pria kewalahan. Dia tersenyum licik saat beberapa ekor kucing mabuk mulai melihatnya dari berbagai arah. Dibenarkan lagi rambut pirang panjangnya kebelakang agar tampak sempurna. Tangannya dengan lihai mengeluarkan lipstick mahal dari tasnya. Di pakainya lipstick merah mahalnya untuk menambah kekesempurnaan. Ia tak langsung memasukkan lagi lipstick itu. Ia hanya menggenggamya bersamaan dengan tas tangan miliknya. Tangannya yang bebas menyentuh pinggangnya yang dililit ikat pinggang mewah sewarna dengan gaun putih susu. Ia tampak memeriksa sesuatu. Ia memegang lagi hiasan bunga - bunga hitam yang mengelilingi pingangannya di bawah ikat pinggang putihnya. Jika kau mengamatinya lebih dekat lagi. Ternyata itu bukan bunga yang menempel di gaun sebagai hiasan. Itu seperti tali gulung yang selalu menempel pada ikat pinggang anak pramuka. Dan benar, itu adalah tali. Dan jumlahnya banyak, mengelilingi pinggang ramping si rambut pirang.

StuckTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang