Chapter 6 - pov Al

285 26 3
                                    

Sebenarnya aku menolak perjodohan ini tapi melihat kondisi papa kian memburuk, menolak perjodohanpun tak bisa. Sekarang aku di kenalkan sama anak temannya papa namanya Clarissa menurutku lumayan cantik dan lumayan manis tapi mau gimana lagi orang aku gak cinta sama dia, sebenarnya tanpa sepengetahuan papa aku menjalanin sebuah hubungan dengan perempuan namanya Nisa so mau gimana lagi jadinya aku memberi surat perjanjian bermaterai itu kepada Rissa tadi pagi. Tiba-tiba pintu ruang kerjaku di ketuk

Tok

Tok 

"ya silakan masuk" aku kembali duduk di tempat kerjaku.

"Sayang" Hm ternyata Nisa

"Ada apa sayang?" Aku mendekati dia dan memeluk erat pinggangnya

"Apa bener kamu di jodohkan sama cewek lain" Deer sebuah petir menyambar pikiranku bagaiman bisa Nisa tau bahwa aku di jodohkan dengan wanita pilihan papaku.

"Kamu tau dari mana sayang" Ntah mungkin perkataanku menyakitin Nisa, Nisa pun nangis.

Hiks

Hiks

"Kamu Cinta sama cewek itu, kamu udah gak sayang lagi sama aku Al.. hiks..hiks" Aku bingung mau jawab apa bikin frustasi.

"Aku sayang sama kamu sungguh, perjodohan ini hanya sandiwara kok sayang gak beneran" Aku meyakinkan dia bahwa ini murni memang perjodohan sandiwara.

"Hiks... kalau boleh tau siapa nama cewek itu?"

"Namanya Clarissa"

"What Clarissa" Ntah kenapa Nisa tiba-tiba kaget dan raut wajahnya cemas seperti apakah Nisa sudah kenal Rissa sejak lama sebelum aku.

"Kenapa sayang?"

"Em gak apa-apa kok sayang,aku balik ke rumah dulu ya ada yang kelupaan ini"

"Oh gitu yasudah,apa mau aku anterin sampai rumahmu?"

"Tidak tidak sayang aku bisa pulang naik taxi sendiri kok, yasudah sayang bye" Sekilas iya mencium pipi kiriku dan ia keluar tempat kerjaku.

Kenapa Nisa kaget seperti itu kalau aku bilang Rissa apa mereka berdua sudah saling kenal.

Jam pukul 13.25 wib saatnya makan siang ,aku keluar dari tempat kerjaku menuju kantin kantorku, melihat sosok wanita yang tidak asing dari jarak jauh dari tempat ini kayaknya aku kenal cewek itu Clarissa terlintas di pikiranku sama cewek dan cowok itu kan Ardi sepupu aku kenapa dia ngobrol dengan Rissa sambil ketawa ringan gitu. Aku balik badan dan mengurungkan niatku buat makan siang di kantin, mending aku makan di luar aja.

Aku menuju lobby di mana mobilku terparkir anteng di sana. Setiap perjalanan aku selalu kipikiran Rissa begitu akrabnya sama abang Ardi, kenapa coba gila aku lama-lama kayak gini mikiran gak penting. Lebih baik aku telp abang Ardi aja kenapa dia bisa pulang dari Jerman gak bilang-bilang lagi sama aku. Aku mengambil hp iphone6 ku dan mencari nama abang Ardi.

Menyambung dan

Hallo

"Abang ardi sudah balik ke Indonesia?"

"Iya Al,maaf belum Kasih tau keluarga lo"

"Sekarang abang Ardi dimana?"

"Oh tadi gue nungguin lo di kantor lo, tapi lo gk nongol-nongol juga yasuah gue balik lagi ke apartemen gue lah masih perjalanan sih" Oh abang Ardi sudah gak di kantorku bearti Clarissa juga dong.

"Hallo lo kok diam sih"

"Eh iya abang, ntar malam gak kerumah ta,pasti di kangenin sama papa n mama gue"

"Ok gue ntar malam kesana tapi lo juga ada ya"

"Ok" ku tutup telpnya

Aku menepikan mobilku di parkiran salah satu restaurant seafood, aku menuju tempat kursi dimana biasanya aku tempatin kalau makan disini. Pelayan menghampiriku dan memberika menu yang ada di restaurant ini.

"Mau pesan apa pak"

"Saya pesen udang lobster bakar dan minumnya aku pesen dua orange jus dan coffee latte"

"Iya pak silakan tunggu"

Butuh 45 menit hidangan yang aku pesanpun datang. Memakan pelan-pelan hidangan makanan ini

Tiba-tiba hp iPhone6 ku berbunyi terlulis di layar mama

Hallo

"Hallo anakku kamu sibuk gak" terdengar suara paniknya mama dan sekelilingnya ramai sekali

"Em tidak mam ada apa kok suara mama panik gini?"

"Ini papamu penyakit jantungnya kumat nak cepet pulang mama sudang telp ambulance kamu langsung ke rumah sakit biasanya ya dan papa langsung di bawa keruangan icu, kalau pulang hati-hati mama tutup dulu telp ya assalamualaikum"

"Waalaikum..." Di tutup lah telp dari mama

Khwatir ku muncul dengan keadaan papa astaga papa, aku bergegas membayar yang aku makan tadi dan berlari menuju mobilku. Dan menelpon sekertarisku untuk di undur semua meeting yang akan aku adakan habis ini. 

"Hallo Hana saya tidak bisa ikut meeting sekarang bisa kamu undur dan mengubah hari jadwalnya yang saya bisa, saya harus ke rumah sakit pak wildson kumat lagi sakitnya bisa kamu hendel kan semuanya"

"Bisa pak Al, baik nanti saya atur lagi jadwalnya pak"

"Terimakasih" aku tutup telpnya dan mencap gas menuju rumah sakit. 

Setelah sampai di lobby rumah sakit aku bergegas menuju ruangan icu dan disana sudah ada mama dan keluarga wijaya group dan juga cewek itu.

"Mam bagaimana keadaan papa" mama menangis ke pelukan ku dan aku membelai punggung mama biar bisa diam.

"Mama tidak tau Al dokter belum keluar hiks..hiks"

"Sudah mah jangan nangis semua akan baik-baik saja percaya sama Al ma"

Setelah butuh 1 jam akhirnya dokter keluar dari ruangan icu dan dokter menyatakan bahwa papa baik-baik saja syukurlah, sekarang papa di pindahkan di tempat rawat inap rumah sakit. keluarga pak alex sudah pulang waktu di jemput kak Adit kecuali Clarissa dia masih bertahan disini karena mama masih butuh rissa disini.

"Sekarang sudah malam Al lebih baik kamu anter nih Rissanya pulang ya nak"

"Baiklah ma nanti aku kesini lagi bawa perlengkapan mama sama papa"

"Iya nak hati-hati"

Aku berjalan duluan menuju ke lobby dan Rissa di belakang membuntuti ku,di sepanjang perjalanan hanya sebuah keheningan saja tak ada yang mewakili pembicaraan antara aku dan dia Bagus sekali posisi tepat kan kita sandiwara. Dan akhir sampai di komplek perumahan rissa dan dia turun di depan rumahnya. Ia hanya mengucapkan terimakasih dan hati-hati di jalan.

###
Akhirnya selesai juga chapter 6 semoga readres suka ya sama cerita ini ..

###
Jangan lupa vote n commentnya ya 😊

My Lovely ClarissaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang