" ibu dengar tugasmu selalu terlambat dikumpulkan, dan beberapa kali kamu kesiangan. Ada apa aira? Sebelumnya kamu murid yang disiplinkan" ini kali kedua aku dipanggil menghadap wali kelas, aku hanya duduk terdiam tak balas menjawab pertanyaan bu yunimar.
" kalau kamu ada masalah, kamu bisa cerita sama saya. Atau kamu bisa mendatangi guru BP, mungkin kamu akan lebih nyaman." ucap bu yunimar sekali lagi.
"Saya baik bu, maaf besaok saya akan lebih disiplin dan tepat waktu".
-*-*-
Lorong sekolah sepi. Tapi sebentar lagi jam pelajaran terakhir selesai, aku diizinkan untuk pulang lebih awal oleh bu yunimar.
"Mungkin aku perlu ketoko buku sebentar" gumamku sendiri, aku tau apa yang saat ini kubutuhkan untuk hiburan. Komik.
-*-*-
*Aku pernah bertanya kepada ayah,"Bagaimana menjadi wanita yang baik yah?" "Lihatlah ibumu" ucap ayah.*
Kutipan novel yang kubaca itu entah mengapa menggetarkan hatiku.
Ayah juga dulu selalu mengatakannya, " jadilah anak yang baik seperti ibumu".Belakangan aku selalu memikirkan ayah, sudah dua bulan tanpa kabar dari ayah lagi. Aku tahu sebelumnya aku selalu mengacuhkannya, mungkin dia lelah, atau mungkin dia fikir anak sulungnya sudah menjadi monster menakutkan.
Aku kembali menuju jejeran komik yang sedang kucari, dan menemukan dengan mudah apa yang kuinginkan.
Lima menit kemudian aku sudah keluar toko buku dengan menentang plastik ukuran kecil ditanganku."Hari ini cukup dua komik saja, aku harus banyak berhemat" gumamku dalam hati.
-*-*-
"Assalamuakaikum" ku buka pintu kamar dan bergegas ke kamar, sepertinya ibu sedang memasak didapur.
Baru beberapa langkah sebelum masuk kekamar terdengan teriakan ibu dari dapur.
"Aira, sudah pulang? Cepat ganti pakaian dan makan nak."
"Baik bu".
Ibu sudah mulai melakukan aktivitasnya lagi, tapi raut wajahnya masih tetap dipenuhi kesedihan.
Ibukulah yang saat ini menjadi tulang punggung keluarga, aku tau cepat atau lambat ibu akan bangkit demi kedua anaknya.

KAMU SEDANG MEMBACA
Memori Tentang Ayah
Non-FictionAku rindu, aku rindu ayah yang selalu lucu, aku rindu ayah yang selalu melengos saat dimarahi mama dan memasang wajah kocaknya ^^ seperti anak kesal yang diomelin guru. Aku rindu ayah yang saat tertidur kucabuti bulu kakinya. Dan kita tertawa, aku r...