Hanakaze (1)

88 10 8
                                    

Author P.O.V

Yuki terburu-buru memarkirkan sepeda miliknya di tempat parkir yang disediakan. Lalu ia mengunci sepedanya dan segera berlari menuju bangunan kampus. Matanya menatap kearah jam tangan yang masih melingkar setia di pergelangan tangan kirinya. Jam 08:10 pagi. Matanya semakin membulat, ia telat 10 menit. Kotaro sensei yang terkenal disiplin bisa-bisa memarahinya habis-habisan seperti yang dialami temannya-Yamada Kasumi.

Ah, itu pintunya! -serunya dalam hati lalu berhenti tepat di dekat pintu belakang kelas mata kuliahnya. Ia memastikan nafasnya teratur dan map di tangannya tak jatuh.

Setelah nafasnya teratur, ia membuka pelan pintu ruangan tempat guru mata kuliahnya kini sedang mengajar. Ketika ia membuka pintu, semua pasang mata milik seluruh temannya menatap kearahnya. Yah, meskipun bunyi pintu yang terbuka itu pelan, tetapi suasana di kelas itu sedang sunyi. Jadi tak heran mereka dapat mendengarnya. Yuki menelan ludah gugup. Ia melangkahkan kakinya masuk kedalam kelas. Kotaro sensei sudah menghadiahinya tatapan tajam di depan kelas.

"Harawaki!" Kotaro sensei menyerukan nama keluarga gadis itu.

Yuki sekarang bisa merasakan punggungnya mulai basah oleh keringat dingin. Sebisa mungkin ia mengatur ekspresi wajahnya agar tak tampak terlalu takut.

"Kau telat hari ini!" Sambung sang guru itu. "Tapi karena ini kali pertama kau telat, kau boleh ikut kelasku." Yuki menghela nafas pelan lega.

"Arigatou gozaimasu, sensei," ucap Yuki berterima kasih lalu membungkukkan badannya sedikit. Kemudian gadis itu memilih untuk duduk di salah satu tempat yang kosong di baris kedua.

Baru saja gadis itu duduk, Kotaro sensei mengambil tongkat miliknya yang sedari tadi beliau biarkan menganggur dan mengarahkannya pada seseorang yang duduk di tempat paling belakang pojok dekat jendela. Semua mata beralih sibuk memandang sosok lelaki yang kini sedang nyengir karena tertangkap basah sedari tadi menatap Yuki.

"Han Sang Hyuk!"

******

Jam 11:34. Kelas mata kuliah Yuki sudah berakhir. Ia memutuskan untuk pergi keluar dari bangunan kampus ditemani dua sahabatnya, Kasumi dan Akari. Mereka pergi menuju cafe favorit yang letaknya tak jauh dari kampus, sehingga Yuki memutuskan untuk meninggalkan sepedanya di parkiran.

Kring

Bunyi lonceng kecil yang selalu berbunyi setiap ada pelanggan yang memasuki cafe tersebut menyambut mereka. Ditambah pemandangan cafe dengan nuansa Perancis dan Italia yang cukup kental. Serta beberapa perabotan di dalam cafe ini yang merupakan lambang ciri khas negara Eiffel dan Menara Pisa tersebut. Meskipun dekorasi cafe yang indah serta lokasinya yang strategis, cafe ini lebih sering sepi pengunjung. Tapi, itu tak menjadi masalah bagi Yuki yang memang memilih cafe ini karena suasananya yang tenang.

Tanpa menunggu lama, Kasumi dan Akari sudah duduk di tempat yang biasa mereka tempati, sedangkan Yuki menutup pintu cafe yang masih terbuka lebar. Seorang barista laki-laki berambut cokelat muda pendek yang sedang duduk santai di kursinya diam-diam tersenyum padanya. Entah karena Yuki yang telah berbaik hati menutup pintu cafe itu atau karena apa. Namun, ia buru-buru tersadar untuk menghampiri meja Yuki dkk. karena ia merupakan barista sekaligus pelayan di cafe tersebut.

Begitu lelaki itu menghampiri mereka, ketiga wanita itu segera menyebutkan pesanan masing-masing. Sebenarnya tanpa bertanya lelaki itu tahu bahwa ketiga wanita di dekatnya ini belakangan selalu memesan menu yang sama belakangan ini. Begitu pula hari ini. Namun, sebagai bentuk sikap sopan ia mendengarkan pesanan mereka seraya mencatatnya. Lalu barista tersebut kembali ke tempatnya sebelumnya dan menyerahkan kertas pesanan lewat jendela kecil yang menghubungkan tempat barista tersebut dengan dapur.

Hanakaze [VIXX-Fin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang