Hanakaze (2)

52 13 9
                                    

Yuki menatap kearah jam tangan miliknya. Jam 07:33. Hari ini ia datang lebih awal untuk kelasnya yang dimulai jam 08:00. Masih ada beberapa menit yang dimiliki Yuki dan ia memutuskan untuk sekadar mengelilingi bangunan kampus.

"Harawaki." Yuki menoleh kearah sumber suara yang memanggilnya.

"Tanaka sensei, ohayo," ucap Yuki begitu mengetahui sosok yang memanggilnya itu. Tanaka sensei-yang banyak diidolakan oleh para mahasiswi di universitas ini.

"Kau tidak lupa apa yang sudah saya sampaikan padamu 3 minggu yang lalu kan? Pastikan kau tak melakukan sesuatu yang ceroboh atau bodoh," ujar Tanaka sensei menasehati gadis itu lalu segera pergi karena harus menyiapkan materi untuk kelas mata kuliah.

Yuki berjalan menuju tangga yang menuntunnya menuju atap bangunan kampusnya. Ia mengeluarkan salah satu buku yang kemarin kemarin dipinjamnya dan mulai membacanya seraya menyandarkan punggungnya pada pagar yang dipasang di sekitar atap.

Selembar demi selembar lembaran buku itu dibaliknya. Hingga tiba-tiba seseorang mengambil bukunya dari belakang dan membuatnya kaget. Ternyata orang tersebut adalah Han Sang Hyuk. Sang Hyuk hanya memasang cengiran khasnya saat berhasil mengambil buku itu dan membaca sedikit isi buku itu sambil membelakangi Yuki.

Namun, tiba-tiba cengirannya itu luntur seketika begitu ia melihat judul buku yang direbutnya. Sepasang mata Sang Hyuk menatap kearah gadis tersebut. Yuki segera mengambil buku pinjamannya yang direbut oleh Sang Hyuk. Sementara lelaki itu berusaha mengganti ekspresi wajahnya.

"Hahaha, aku hanya iseng kok," ucap lelaki bermarga Han itu seraya tertawa hambar.

"Ah, ya." Yuki yang tak tahu harus mengucapkan apa, pada akhirnya hanya mengucapkan kalimat pendek itu.

Sang Hyuk membalikkan badannya membelakangi Yuki. Matanya memandangi langit yang cerah dan pemandangan yang indah, persis seperti hari kemarin. Namun, jauh di dalam hatinya ia bisa merasakan rasa perih yang perlahan semakin terasa menyayat. Matanya hampir meneteskan air mata jika ia tak ingat bahwa tak seharusnya pria menangis di dekat wanita. Maka Sang Hyuk hanya menghela nafas berat dan membiarkan Yuki yang perlahan meninggalkannya sendiri di atap bangunan kampus.

******

Yuki kembali mendatangi cafe langganannya itu. Hanya saja kali ini ia kebetulan datang sendiri karena Kasumi sedang sakit. Sedangkan Akari masih berada di kelasnya karena pelajaran mata kuliahnya belum selesai.

Begitu ia duduk, Jae Hwan si barista menghampirinya. Lagi-lagi Yuki hanya memesan cappuccino seperti kemarin. Beberapa menit kemudian Jae Hwan meletakkan segelas cappuccino. Yuki yang sebelumnya fokus membaca buku yang dipegangnya langsung menoleh dan menatap kearah minuman pesanannya. Sebuah latte art berbentuk Menara Eiffel menghiasi cappuccino miliknya. Bibirnya menyunggingkan sebuah senyum.

"Arigatou gozaimasu. Kau tahu aku suka hal-hal berbau Perancis ya?" Jae Hwan terdiam mendengar pertanyaan Yuki.

"Ah, itu ... hanya kreasi baruku," jawab Jae Hwan seraya menggeleng pelan. Lalu ia segera melesat pergi. Satu hal yang jelas, ia tak dapat memberi tahu Yuki jika pâtissier cafe berambut hitam itulah yang memberitahunya.

Yuki hanya menyesap minumannya seraya membaca buku itu dengan fokus. Itulah hal yang ia lakukan dan membuatnya tak sadar bahwa ia sudah menghabiskan waktu lebih dari 2 jam lamanya. Hingga telinganya menangkap bunyi rintik hujan yang dengan cepat menjadi keras. Kedua mata Yuki melotot tatkala menatap kearah jam tangannya.

"Ah, aku bisa-bisa tak punya waktu untuk pergi ke perpustakaan," keluh Yuki lalu buru-buru memasukkan buku yang dibacanya ke dalam tas miliknya.

Setelah menghabiskan sisa cappuccino miliknya, ia segera menuju kasir dan membayar. Namun, begitu ia keluar dari cafe tersebut, hujan masih saja turun dengan derasnya. Yuki menghela nafas. Tidak mungkin ia berlari menerobos hujan menuju parkiran kampus.

Hanakaze [VIXX-Fin]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang