01

7.1K 607 25
                                    

I dont want you to go even if you're tellin' me

You've gotten over me boy

Cause lately I realized without you

I can't live another day

"Karena orang yang paling banyak tersenyum adalah orang yang paling banyak terluka"

PART 1.

Namja cantik bernama Kim Jaejoong itu sedang mengayuh sepedanya menembus pagi yang dingin. Kakinya mengayuh dengan cepat sementara tangannya terus melemparkan koran-koran ke balik pintu pagar rumah-rumah yang dilaluinya. Jaejoong bisa merasakan tengkuknya merinding setiap kali asap tebal keluar seiring dengan hembusan nafasnya.

Seoul sedang memasuki musim dingin. Dan Jaejoong benci itu.

Namja cantik itu mengayuh sepeda berkeranjangnya kembali ke tempat di mana ia mengambil koran. Mengembalikan benda berpedal dua itu dan mengambil tas sekolahnya yang selalu ia titipkan di sana setiap kali ia akan mengantar koran. Jaejoong mengangguk sopan kepada pria paruh baya yang menjadi atasannya di sana. Ia tersenyum dan segera berlari menuju halte bus.

  "Kasihan sekali, ya? Kecelakaan yang mengerikan"

Jaejoong berjengit. Ia mengangkat wajahnya melirik dua gadis yang berseragam sama sepertinya sedang membaca berita di koran pagi.

  "Padahal kejadian ini sudah lewat seminggu yang lalu, tapi orang-orang masih membicarakannya"

  "Soalnya tragis sekali sih, persaingan bisnis memang mengerikan, siapa yang menyangka kalau direktur besar perusahaan tersohor di Korea Selatan akan mati dengan cara seperti itu"

  "Polisi kan masih mengusut kasusnya, belum jelas itu pembunuhan atau hanya kecelakaan biasa"

  "Kabarnya perusahaan yang diperbincangkan itu bangkrut total, semua investor menarik saham mereka secara gila-gilaan"

Jaejoong menahan nafasnya. Ia terus menatap tajam kedua gadis cantik itu.

  "Kau tahu desas-desus tentang putra tunggal pemilik perusahaan itu tidak? Beruntung sekali ya Hangeng Kim menyembunyikan dirinya rapat-rapat sejak lahir, kalau tidak ia pasti tidak akan bisa hidup tenang karena wartawan dan polisi"

  "Beruntung? Menurutku malah menyedihkan sekali. Ayahnya mati karena kecelakaan lalu lintas yang sepertinya sudah direncanakan dan ibunya bunuh diri karena perusahaan yang bangkrut dalam sekejap, kira-kira seperti apa yang hidupnya sekarang?"

  "Oh! Busnya sudah sampai!"

Pintu bus terbuka. Dan beberapa siswa berseragam segera turun menginjak halte. Termasuk namja cantik berambut almond itu. Jaejoong merapikan jas seragamnya. Ia menghembuskan nafas panjang dan berjalan jauh-jauh dari kedua gadis penggosip tadi. Dahinya mengernyit. Kemudian ia melangkah dengan cepat.

  "Selamat pagi!"

Mata besar Jaejoong bergerak, memperhatikan beberapa siswa yang saling menyapa. Tapi tidak satupun sapaan itu ditujukan kepadanya. Jaejoong tersenyum tipis.

Tentu saja tidak ada yang menyapanya. Ia berani bertaruh tidak ada satupun anak-anak kaya di sini yang mengenal dirinya. Ia selalu menyembunyikan dirinya dari semua orang. Tidak pernah bersuara di dalam kelas dan menjauhkan diri dari organisasi apapun. Kim Jaejoong seolah hanya sekedar bayangan tipis yang berlalu-lalang di lingkungan sekolah.

Tapi tidak masalah, Jaejoong sudah terbiasa dengan keadaan seperti ini. Ayahnya selalu berusaha untuk membuat ia tidak dikenali orang-orang. Tapi sepertinya tidak untuk hari ini. Jaejoong mendapatkan kelasnya dalam kedaaan bising ketika ia memasuki ruang kelas tersebut.

SLIPPIN AWAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang