05

3.5K 495 26
                                    

I dont want you to go even if you're tellin' me

You've gotten over me boy

Cause lately I realized without you

I can't live another day

  "Karena orang yang paling banyak tersenyum adalah orang yang paling banyak terluka"

PART 5.

London, 2 tahun kemudian.

TOK TOK TOK.

  "Masuk"

CKLEK.

Namja tampan itu melirik ke arah pintu dan kembali menyibukkan diri dengan pekerjaannya. Tidak mengacuhkan Go Ahra yang berjalan anggun menghampiri dirinya. Gadis cantik itu tersenyum tipis. Ia sudah terbiasa tidak dipedulikan oleh namja tampan itu.

  "Apa maumu?" Tanya Yunho dingin.

Ahra hanya tersenyum tipis. Gadis berambut hitam itu duduk bersandar di kursi yang tersedia tepat di seberang meja Yunho. Ia bersidekap hingga membuat rambutnya terjatuh ke belakang dan membuat bahunya yang cantik terlihat jelas.

  "Aku ingin makan malam bersama denganmu" Ujar gadis cantik itu lembut.

  "Tidak" Sahut Yunho tak acuh.

Ahra memutar bola matanya jengah. Ia berdehem dan menyilangkan kaki jenjangnya yang berbalut sepatu tinggi berwarna putih—seperti gaun selututnya yang indah.

  "Ibumu yang mengaturnya, Yunho, kau tidak bisa menolak"

  "Keluar dari ruanganku"

  "Yunho—"

  "Keluar sebelum aku mencekikmu, nona muda"

Ck.

Gadis cantik itu berdecih melupakan kesopanannya. Ia berdiri dan menghentakkan kakinya kesal seraya menggebrak meja kerja Yunho hingga namja tampan itu refleks berhenti menggerakkan tangannya.

  "Siwon akan mencambuk tanganmu karena sudah begitu lancang menggangguku" Ujar Yunho kejam.

Ahra terkejut. Dalam sekejap ia segera menarik kembali tangannya dan menggigit bibir bawahnya erat. Gadis cantik itu berjalan mundur secara perlahan dan menggeleng pelan. Menatap tidak terima kepada namja tampan itu.

  "Kau tidak bisa melakukan ini kepadaku, Jung Yunho! Appaku akan tahu!" Jerit gadis cantik itu ketakutan.

  "Oh, ya? Ayahmu yang mana? Pria brengsek yang sedang berkeliling dunia bersama para pelacurnya?" Balas Yunho menyeringai.

Gadis berambut hitam itu menggertakkan giginya. Menatap Yunho dengan kedua matanya yang sudah berkaca-kaca. Namja tampan itu bersidekap seraya mengucapkan sesuatu melalui earphone-nya. Dan beberapa detik kemudian Choi Siwon masuk ke dalam ruangan bersama sebuah tali tipis berbulu yang terbuat dari kulit.

Wajah Ahra mulai pucat. Sementara Yunho hanya menyunggingkan senyuman mengejek dan kembali fokus pada pekerjaannya.

  "No! Dont touch me, you bastard!" Jerit Ahra meronta.

Tapi Siwon tidak peduli. Baginya perintah Yunho adalah mutlak. Namja berlesung pipi itu mendorong Ahra menghadap dinding dan menarik kedua tangannya ke belakang—mencengkramnya erat dan dalam hitungan detik jeritan gadis cantik itu terdengar lantang.

Tetesan darah berjatuhan membasahi hambal berbulu yang menghiasi lantai marmer ruangan Yunho. Tapi namja tampan itu masih melakukan pekerjaannya dengan santai. Seolah-olah jeritan Ahra adalah lagu sehari-harinya. Setelah memastikan telapak tangan gadis cantik itu tersayat dengan lebar, Siwon segera mengundurkan diri.

SLIPPIN AWAYTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang