Luka yang menganga
Bagai getir tak bertepi
Kau berada di hadapan mata
Namun tak dapat ku raih meski se-inciSungguh, dekap yang ku rindu
Senyum yang ku damba
Sebuah muara tempatku selalu berlabuh
Bisakah kau berpaling sekadar menyapa?Pelangi yang meninggalkan langit setelah ia menangis
Kau harus belajar mengerti langit yang berusaha tetap cerah
Ia tak sepenuhnya bahagia
Bagaimana bisa, sedangkan pujaannya tak lagi adaAdalah aku langit itu
Dan kaulah pelangi yang ku rindu
YOU ARE READING
NAFAS SAJAK
PoetryKumpulan Puisi Kau akan temukan dirimu yang tak pernah pergi dari manik mataku Senantiasa bersarang di benak ku Yang kerap mengisi segala mimpi besarku Mencintaimu seindah lantunan sajak-sajak puisi bertinta darah segar