Satu- fate?

559 97 18
                                    

"Sial." Laki laki itu mengumpat. Dia menendang mobilnya yg tak kunjung mau berjalan. Bukan masalah jika mobilnya mogok di jalanan kota besar, hingga dengan mudah dia bisa memanggil bantuan, atau setidaknya dia bisa menelefon taxi dan begitu saja pulang. Tetapi, tempat ini, dia bahkan tak mengenalnya, tebing yg menjulang, di kanan-kiri hutan dan jalanan yg berkabut.

Sesosok wanita keluar dari mobil dan bejalan mendekat ke arah laki laki itu.

"Bukan kah aku sudah mengatakan padamu, jika kita tidak menolong nenek tua itu, kita pasti sudah sampai, dan mobilku tak akan mogok seperti ini."

Wanita itu tersenyum, dia berjalan mendekat dan meraih pipi laki laki itu, menariknya dan mencium bibirnya cepat. Tanganya beralih ke dada bidang laki laki itu dan mengelusnya lembut, kemudian memeluknya.

"Kau sedang merayuku?" Ujar laki laki itu yg kehabisan akal, kata katanya melunak dan kemarahanya mencair.

"Aku tahu kau lelah, karena itu aku memberimu energi." Perempuan itu mendongak dan tersenyum manis.

Laki laki itu menyerah, dia menatap lekat wajah wanita itu. Dan menciumnya dalam. Hingga wanita itu yg menakhiri.

"Kenapa?" Tanya laki laki itu yg tidak mengerti saat kekasihnya mengakhiri ciuman yg baru saja dia mulai.

"Kita harus segera sampai, besok sore aku harus ke London." Wanita itu berkilah, dan kembali masuk ke mobil. "Aku akan membantumu menyalakan mobil."

Laki laki itu hanya tersenyum tipis, meski hatinya sedikit kecewa, dia berusaha memahami. Baginya, cinta tak semudah kisah roman yg di ceritakan. Semakin dia merajut cinta, semakin dia merajut luka. Dia dan wanita itu memiliki luka, dia dan wanita itu menciptakan luka.

Sesaat kemudian mobil kembali menyala, laki laki itu masuk dengan mukanya yg tertekuk. Wanita itu meraih tangan laki laki itu.

"Aku akan menginap di apartemenmu malam ini." Ujar wanita itu membuatnya menoleh. Hampir dua tahun hubungan mereka, dan semenjak luka itu, wanita itu bahkan tak pernah lagi mau berkunjung ke apartemennya, entah mengapa. Dan perkataannya malam ini membuatnya tertegun.

"Nek, apakah rumah anda masih jauh?" Kata wanita itu tersenyum tulus kepada seorang nenek tua yg duduk di bangku belakang. Seorang nenek tua berumur 80 tahun yg mereka temui saat perjalanan, mereka bertemu nenek tua itu sedang duduk di pinggiran jalan dan wanita itu bersikeras ingin mengantar nenek itu ke rumahnya.

Laki laki itu melihat wajah teduh wanitanya, kemudian tersenyum. Kau memang seorang malaikat.

.

.

Dua jam kemudian, mereka sampai di depan sebuah rumah kayu. Wanita itu mengantar nenek itu turun, mereka berhenti tak jauh dari pagar kayu rumah itu.

"Terimakasih banyak. Namamu siapa?" Ujar nenek tua itu, sambil meraih tangan wanita yg sedang tersenyum, di depannya.

"Yoona." Jawabnya, tangannya membalas tangan nenek itu.

"Maafkan laki laki itu jika sikapnya tidak baik, sebenarnya hatinya tidak seperti itu."

Nenek itu mengangguk, matanya menatap mata Yoona, kemudian beralih kepada laki laki yg berada jauh di dalam mobil. "Aku tahu, kalian saling mencintai. Tapi, sepertinya cinta itu akan memisahkan kalian..."

Yoona tersenyum mendengar perkataan nenek itu.

"..... tetapi, meskipun begitu, cinta kalian tetap akan bersatu."

Yoona hanya bisa tersenyum. Apa yg dikatakan nenek itu, entah dia harus percaya atau tidak, dia bahkan tak pernah tau. "Baiklah nek, aku pulang dulu." Kata Yoona kemudian berjalan dan melambaikan tangan sebagai tanda perpisahan.

Sementara nenek itu tersenyum, dan menatap punggung Yoona yg perlahan menjauh. Tetapi saat Yoona tak lagi terlihat, senyuman itu memudar. Senyum itu berganti dengan tatapan yg tak dapat diartikan.

...........

Hallo, aku amesora, penulis baru di wattpad, sebelum nya udh pernah nulis di blog pribadi, tp karena suatu urusan blognya aku apus. Dan Karena tiba tiba masih pengen nulis, jd nulis lah di sini. Semua murni pemikiran pribadi, jd jgn copy paste tanpa ijin. Makasi udah baca, like dan komen..

Romeo And JulietTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang