Tiga- Start here

777 99 34
                                    


Yoona membanting setir mobilnya, dan menepi kejalan. Dia menumpahkan seluruh air matanya di sana, terisak. "Dasar brengsek. Kau bahkan tak pernah mengunjungi makam Seul Gi."

"Kau bahkan tak pernah mengatakan bahwa kau menyesal." Kata yoona di tengah isakannya.

"Kau bahkan tak pernah tahu, bagaimana ketakutan yg aku alami, kau tidak tahu ketika Seul Gi mengunjungiku di setiap malam."

"Kau tidak tahu itu Choi Seung hyun. Kau tidak tahu." Yoona terisak, sesaat kemudian dia menjalankan mobilnya dengan kecepatan tinggi.

Mobil itu tiba di sebuah area pemakaman, dengan isak tangisnya, Yoona berjalan memasuki ruangan. Langkah kakinya semakin terasa berat ketika dia sampai di depan makam Seul Gi. Dan saat itu dia terkejut, banyak barang di sana, bouquet bunga mawar yg telah mengering-Yoona melihat tulisan yang tertera disana, 'Maafkan Appa, kau tahu, appa sangat mencintaimu.'

Isak tangis Yoona bertambah, tangannya menuju kesebuah toples kaca berisi permen. Lalu sebuah post it yg bertuliskan 'jika aku telah menikah dengan eommamu, aku akan meletakkan fotonya di sini. Aku berjanji.'

Kaki Yoona kelu, dia tersungkur sambil meremas post it itu, kemudian merogoh sakunya dan mengeluarkan hp. "Aku mencintaimu, bodoh." Kata yoona sambil menekan tuts hpnya dan mengirimkan sebuah sms.

.

.

Seung hyun meraih hpnya ketika sebuah sms masuk.

'Aku telah memikirkannya, bahwa aku sangat mencintaimu. Jangan pernah melepaskanku. Aku mohon'

Seung hyun tersenyum. Dan membalas sms itu.

'Appamu, dia akan datang dalam rapat investor besok. Berdoalah semoga aku bisa menaklukkan hatinya. Aku mencintaimu.'

Setelah menghela nafas berat Seung hyun meraih jas dan kunci mobil. Dia selalu memikirkan kata kata 'aku mencintaimu' yg tak pernah sekalipun terucap dari mulutnya, atau Yoona. Kata kata itu hanya muncul saat mrk sedang berkirim pesan singkat. Ya, aku tahu, baik aku maupun kau, Im Yoona, kita adalah pengecut.

***

"Im Yoona Foundation?" Kata sebuah suara yg terdengar renyah, Seung hyun menoleh dan tersenyum ketika melihat seorang wanita berparas cantik datang tiba tiba dan ikut membaca web yg dia buka melalui iPad nya. Wanita itu menarik kursi di depan Seung hyun.

"Yoona memiliki yayasan di bidang kemanusian, seperti anak trauma korban bencana, perang, juga perlindungan wanita dan anak di bawah umur. Dan juga rehabilitasi para pecandu narkotika..." Tanpa sadar, Seung hyun seperti bernostalgia sejenak.

"Dan saat itu kau bertemu dengannya?" Tanya wanita itu.

"Kau mau pesan apa?" Seung hyun tak tertarik menjawab pertanyaan itu, lalu memberikan dafatr menu. Wanita itu hanya menatap Seung hyun sambil memangku dagunya. Matanya lekat menatap laki laki itu.

"Kau, bagaimana kau bisa mengundangku kesini? Kau menolak lamaran Appaku, dan memilih berkencan dengan wanita yg telah memiliki tunangan. Semua tidak sesederhana itu Choi Seung hyun." Wanita itu tersenyum.

"Aku tahu itu, Yoon Bora. Aku mengundangmu karena kau adalah teman Yoona..."

"Itu dulu. Dan kami tak lagi berteman saat ini. Setidaknya ruang dan waktu telah berbeda. Kau menolak lamaran Appaku, berkencan dengan Yoona, sedangkan kita bertiga memiliki perusahaan, dan tentu saja, jika bukan kerjasama, maka kita akan saling menjatuhkan." Potong Bora.

"Jangan lekas percaya pada siapapun termasuk aku. Bisa saja aku berkeinginan menjatuhkanmu, atau Yoona." Lagi lagi wanita itu tersenyum, menunjukkan parasnya yg manis. Rambut ikalnya yg hitam legam membuatnya semakin sempurna.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jul 20, 2016 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Romeo And JulietTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang