Sore yang tenang di Ibu kota Jepang, lebih mudahnya sebut saja Tokyo. Seminggu ini hanya sedikit saja kejahatan yang terjadi yang berhasil dikonfirmasi, sebagiannya merupakan kecelakaan yang tidak disengaja dan masih terjaga kemisteriusannya.
"Paman, kumohon cari Ibuku. Ibuku hilang." Kata seorang anak kecil berumur sekitar tujuh tahun saat mengunjungi kantor kepolisian pusat tanpa ditemani siapapun. "Bisakah Paman mencarinya? Aku punya fotonya." Lanjutnya sembari menyerahkan foto Ibunya itu pada polisi yang dia ajak bicara.
"Hey, bukannya itu anak detektif yang terkenal itu?" Tanya salah seorang polisi wanita yang berdiri tidak jauh dari anak tersebut.
"Ya." Jawab orang kedua yang sepertinya senior dari kedua temannya yang bersamanya sekarang.
"Memangnya siapa Ibunya?" Tanya orang ketiga yang tidak banyak tahu tentang anak itu.
"Kau tidak tahu? Ah, aku lupa kalau kau baru dipindahkan ke sini. Ibunya itu pembunuh yang dulunya mendapat julukan The White Moon, kau ingat?" Jelas orang kedua dengan menekankan kata di akhir kalimat.
"Benarkah?" Sepertinya dia kaget saat mendengar penjelasan dari seniornya itu.
"Ya, mereka menikah tujuh tahun yang lalu. Kudengar dari seniorku kalau dia dulu hamil diluar nikah, sampai sekarang kabarnya mereka sudah bercerai. Tapi Tuan Hayami masih ditahan sebagai jaminan." Jelas senior itu lagi, masih berbisik-bisik seperti sebelumnya.
"Jaminan?" Tanya orang pertama yang tampak bingung.
"Ada kabar kalau Tuan Hayami membantu kejahatan yang Istrinya lakukan, tapi semua itu tidak bisa dibuktikan sampai sekarang."
"Oh iya, kamu yang bertugas menjaga seseorang di pengasingan 'kan? Kudengar dia dibawa ke sini sebulan sekali, tapi aku tak pernah melihatnya." Tanya orang ketiga pada orang kedua.
"Itu dia Ibu anak ini. Dari pada mencari resiko, Inspektur memperbolehkan mereka bertemu asal hanya sekali dalam sebulan."
"Jadi kenapa mereka bercerai kalau masih sering bertemu?"
"Waktu itu mereka bertengkar hebat, aku tak tahu apa yang mereka perdebatkan karena senior dilarang membicarakannya."
"Tapi mereka tidak terlihat begitu saat bertemu."
"Kau melihatnya?"
"Ya, karena aku yang mengawasi mereka setiap kali dipertemukan."
"Jadi memang hanya gosip ya? Soalnya kalau mereka bercerai, Tuan Hayami akan dibebaskan dan Istrinya akan dipenjara."
"Tapi kasihan ya mereka."
"Kenapa kau harus mengasihaninya, Istrinya itu pembunuh."
"Tapi coba kalian berpikir, sejak bertemu bukankah mereka selalu menderita? Istrinya dipaksa membunuh dengan sandera adiknya, dan Tuan Hayami dipaksa menangkap Istrinya."
"Kau benar juga."
"Tapi rencananya mereka akan dibebaskan setelah lima belas tahun kasus ini dimulai."
"Jadi, delapan tahun lagi?"
"Hey, siapa nama Ibumu?" Tanya seorang polisi yang sejak tadi bicara dengan anak itu.
"Hayami Narumi, namaku Kaito. Tolong carilah Ibuku Paman."
"Iya, kami akan berusaha mencari Ibumu. Tunggu saja di rumah ya." Ucap polisi itu dengan mengusap kepala anak yang bernama Kaito itu.
"Iya, terimakasih. . ." Jawab Kaito polos.
"Hey, Narumi itu---"
"The White Moon."
• ❄ •
Jeruji besi. Lantai dingin. Dinding tebal. Kasur dan sepasang bantal. Komputer dan suara ketikan. Pesan dan kode rahasia.
Ruangan terpencil yang entah berada dimana ini begitu sunyi, kau hanya bisa mendengar suara ketikan yang keluar dari ketukan jari ke tuts-tuts keyboard yang dipakai seorang pria saat mengoprasikan komputernya. Mungkin jika kau lebih teliti, helaan napas teratur pria itu dapat kau dengar dari jarak setengah meter kurang lebihnya.
'Segera jalankan rencanaku.'
Begitulah isi pesan yang diketik lalu dikirim oleh pria itu pada seorang yang tak ada namanya pada e-mail tersebut. Hanya tertulis sebuah huruf dan beberapa angka yang kemungkinan adalah kode itu. Tak lama kemudian seseorang yang dikirimi e-mail tadi pun membalas singkat.
'Laksanakan!'
Mendapat balasan seperti itu sepertinya membuat pria itu sedikit lega, tapi sebelum mendapat kepastian dia belum bisa tenang. Untuk saat ini yang bisa dia lakukan adalah menghapus seluruh pesan yang diterimanya demi menjaga privasi, dan dia yakin orang di seberang sana pun melakukan hal yang sama dengannya.
• ❄ •
Pemandangan malam hari dari sebuah balkon hotel lagi-lagi tidak membuatnya terkesan. Belakangan ini karena dia sering saja melamun, Suaminya selalu mengajaknya keluar negeri untuk menenangkan pikirannya. Tapi rencana itu sepertinya sama sekali tidak berhasil.
"Kau masih memikirkannya?" Tanya seorang pria saat memeluk wanita yang sejak lama telah menjadi Istrinya dari belakang.
"Aku mengkhawatirkan adikku." Katanya lemah.
"Dia pasti baik-baik saja." Ucap pria itu, mencoba menenangkan hati Istrinya.
"Aku tahu kalau dia kuat, tapi dia tetap perempuan. Hatinya lemah, sudah lima tahun berlalu, dan aku---"
"Pergilah."
"Tapi, bagaimana denganmu?"
"Aku akan segera menyusulmu jika tak ada masalah, tenang saja. Mereka tahu apa yang harus mereka lakukan." Kata pria tersebut sambil tersenyum, dia mengecup puncak kepala Istrinya. "Tidurlah, aku akan memesankanmu tiket dan kau bisa berangkat besok."
"Terimakasih." Wanita itu membalas senyuman Suaminya dan memeluknya, begitu bersyukur mempunyai Suami yang pengertian sepertinya.
To be continued • • •
Hanya memberanikan mem-posting original fiction di Wattpad. Sepertinya aku akan bicara panjang lebar tentang fiction ini nih, siapkan mata untuk membaca ya.
The White Moon project dibuat mulai tahun 2012, sampai saat ini telah ada 3 season yg dibuat. Dan fiction yg kalian baca mulai saat ini sampai selesai nanti adalah S3-nya. Kenapa aku ng' upload dari S1? Karena file S2 terhapus. Seperti yg pernah aku bilang, aku malas ngurusin proyek lama. S3 ini saja mulai dibuat tahun 2014 dan belum selesai, hahaha.
Lagi pula aku sudah janji pada Len-chan untuk mem-posting S3 fiction The White Moon ini, jadi kuberanikan diri melakukannya.
Bagi yg belum pernah baca S1 dan S2 fiction ini (aku pernah upload di FB-ku yg namanya Aika Licth Youichi, tapi FB-nya udah terblokir) Tenang saja, aku akan jelaskan pelan² bagian pentingnya di cerita kok.
Butuh Vomment untuk apresiasi kalian. ( • ̀ω•́ )✧
KAMU SEDANG MEMBACA
The White Moon { Yuki Hime }
Fiksi RemajaBercerita tentang sepasang Suami Istri yang mencoba meraih kebebasan mereka. Hayami Mikura X Hayami Narumi © Cover by Angstlicious