Taehyung bukan termasuk murid yang terlalu pintar, itu salah satu alasan kenapa dirinya tidak mau terlambat pergi ke sekolah. Dia benci ketika ditatap rendah oleh guru yang sedang mengajar. Seperti saat ini.
"Masih ingat sekolah? " Guru paruh baya itu menatapnya sinis ketika dirinya semakin menunduk. Dia malu, tentu saja. Teman-teman sekelasnya bahkan berbisik-bisik dibelakangnya. Dan dalam sekali tarikan nafas, guru paruh baya itu menyuruhnya berdiri di luar kelas.
Dan disinilah Taehyung, berdiri di koridor ketika pelajaran tengah berlangsung. Kakinya pegal, dia ingin kabur, tapi Taehyung bukan tipe orang seperti itu. "Hahhh... "
"Hei." Seseorang menepuk bahunya.
"Woahhh..." Taehyung reflek mundur, merapat pada tembok dibelakangnya dan memandang orang yang menepuk bahunya, dia tidak menyadari jika ada orang yang berjalan dikoridor ini sebelumnya.
"Haha... Wajahmu lucu,"
"Benarkan kook? " Orang itu terkekeh sembari meminta persetujuan pada orang dibelakangnya.
Sedetik kemudian, mata Taehyung membola, tubuhnya yang merapat pada tembok mendadak kaku, dia bahkan tidak bisa menutup mulutnya yang tengah menganga, ketika menyadari Jungkook berdiri dibelakang pemuda yang tadi menepuk bahunya.
Jungkook memandangnya sekilas kemudian menarik pemuda yang tadi menepuk bahu Taehyung untuk pergi dari sana. Meninggalkan Taehyung yang masih setia dengan posisinya.
"Taehyung, aku menyuruhmu berdiri bukan memperkosa tembok." Wajah Taehyung memerah ketika guru paruh baya itu keluar dari kelas dan mendapati dirinya merapat pada tembok. Dia tidak tahu kenapa guru itu mengganti kata merapat dengan kata memperkosa, tapi yang terpenting, itu tadi Jungkook. Memandangnya.
Memandangnya.
Meskipun hanya sekilas sih.