3. Andre Hadir

61 1 2
                                    

Aku melangkahkan kakiku jenjangku menuruni satu persatu dari anak tangga yang menghubungkan langsung dengan ruang makan. Dengan langkah yang sangat lambat Aku berjalan menuju ruang makan. Mataku langsung tak sengaja menangkap sosok tubuh tegap yang sedang duduk membelakangiku. Siapa lagi kalau bukan Daniel! Pria yang selalu menghantuiku kemanapun Aku pergi.

"Pagi Indah. Sarapan dulu nak"sapa mamaku sambil mengoleskan selai coklat kesukaanku di atas roti tawar milikku kemudian menuangkan susu kedalam gelas kosongku. Aku sedikit melirik Daniel dari ekor mataku. Ia terlihat sangat lahap menatap sarapannya! Aku sangat jengah karenanya. Selera makanku kini telah hilang ketika ia mengalihkan pandangannya ke arahku. Aku langsung membuang mukaku ke arah sepiring roti dan segelas susu putih dihadapanku. Aku mulai memotong kecil-kecil roti yang berada dihadapanku kemudian melahapnya.

"Emm.. Maaah.. Yoland mana ya? Kok belum keluar-keluar"tanyaku yang masih setia mengunyah roti didalam mulutku.

"Kalau makan itu jangan suka berepotan kayak anak kecil"ucap Daniel sambil membersihkan sisa roti disudut bibirku menggunakan ibu jarinya.

"Sok romantis!"desis ku sambil memutarkan bola mataku.

Mamaku hanya bisa terkekeh geli melihat kelakuan Daniel padaku. Aku tahu, pasti Mama sedang berfikiran bahwa Daniel itu Pria yang romantis, yang penyayang, dan yang perhatian. Oh tidak! Aku tak ingin Mamaku satu-satunya ini di tipudayakan dengan kelakuan manis Daniel didepannya. Tidak! Tidak! Aku tidak ingin hal itu terjadi.

"Adekmu sekarang ada dikamarnya, dia udah turun sarapan dari tadi. Kamunya aja yang masih betah dikamar sayang"ucap Mamaku penuh arti. Aku hanya bisa memutar bola mataku 'lagi' Daniel yang mendengar perkataan Mamaku hanya bisa terkekeh sendiri.

"Emm.. Daniel. Sekarang kamu jadi pulangnya ke bogor?"tanya Mamaku sambil menatap ke arah menantunya--"

"Iya Mah.. Hari ini rencanya Daniel mau kebogor Mah.. Sekalian ngajakin Indah buat tinggal disana sama Daniel"jawab Daniel mantap penuh dengan percaya diri.

"APAAA??!! In-- indah.. Indah bakalan tinggal dibogor sama Daniel Mah? Please Mah.. Mamah jangan becanda. Nggk lucu" Aku langsung sedikit shock ketika mendengar ucapan Daniel barusan. Yang benar saja aku harus tinggal bersama dengannya di bogor? Berarti Aku tidak akan bisa melihat Andre lagi. Ohh shiitt!!

"In-- indah pasti akan merindukan Mamah. In-- indah juga pasti bakalan merindukan Papah, Yolanda, dan juga Aden Maahh"rengekku. Hanya rengekkan layaknya anak kecil yang bisa aku lakukan sekarang.

"Kan Indah bisa nelpon kapann aja ke Mamah kalau Indah kangen"ucap Mamahku lembut.

"Ta-- tapii Maahh.. In-- ini bedaa Maahh.. Indaah-- ind---" belum sempat Aku melanjutkan perkataanku, Mamaku dengan langsung mendahului perkataanku.

"Mamah nggk pernah ngajarin kamu kayak gini Ndah! Kamu itu sekarang sudah menjadi Istri sahnya Daniel! Jadi Mamah harap kamu bisa berbakti dan bisa menghormati Daniel, karena Daniel sekarang adalah Suamimu!"tegas Mamaku sambil beranjak meninggalkan kami. Aku hanya bisa mematung mendengarkan perkataan Mamahku.

"Apakah kau ingin ikut bersamaku ke bandara untuk memesan tiket pesawat?"tawarnya.

"Kan bisa lewat online mesennya"jawabku acuh tak acuh. Sungguh Aku tak ingin menatapnya saat ini. Hatiku kini sangatlah kacau. Mamah benar! Aku sekarang adalah Istri sahnya Daniel. Arrgghh!!

"Aku sengaja. Agar kita bisa pergi berdua"jawabnya sambil mencoba melenyapkan amarahnya.

"Ogah!! Pergi aja sendiri! Aku pengen ketemu sama Yoland"ucapku sambil beranjak pergi meninggalkannya. Dengan cepat ia mencengkal pergelangan tanganku dan dengan cepat pula Aku langsung menepisnya kemudian berjalan mendahuluinya. Aku dapat melihat dengan jelas dari ekor mataku bahwa ia kini sedang menggempalkan kedua tangannya. Aku tak peduli!!

***

Kini Aku sudah berada didalam kamar Yolanda. Aku memang tak pernah mengetuk kamarnya ketika Aku ingin masuk. Aku melihatnya ia sedang asik bergulat dengan leptopnya. Jari-jari lentiknya menari dengan indah diatas keyboard leptopnya. Ia mulai mengalihkan pandangannya dari leptopnya ketika ia merasakan kehadiranku.

"Kaakk... Kemari"serunya. Aku terkejut. Ahh.. Aku selalu melamun. Akupun langsung menghampirinya.

"Tadi malam ia datang kemarin kak"ucap Yoland dengan ekspresi yang sangat sulit sitebak! Yoland merupakan perempuan yang tak akan menunjukkan ekspresi serius kecuali memang ada yang sangat penting menurutnya.

"Diii-- dia? Dii-- diaaa siapa?" tanyaku tak mengerti dengan ucapannya.

"Bodoh!!"umpatnya sambil menjitak kepalaku. Aku meringis kesakitan karena ulahnya. Dasar Adek Durhaka!!

"Kalau ngomong itu yang bener dong. Jangan setengah-setengah"ucapku jengkel. Ia menarik nafasnya dalam-dalam kemudian menghembuskannya ke segala arah.

"Andre! Andre tadi malam datang kemari. Datang diacara pernikahan lo! Gue sempat ngelihat matanya, kayaknya tatapannya itu memancarkan luka yang sangat amat dalam deh pas elo sama kak Daniel bersanding di atas pelaminan tadi malam"jelasnya.

'Deg'

Sumpah demi apapun? Aku merasa jantungku bekerja tidak seperti biasanya. Aku juga merasakan ada jutaan kupu-kupu yang hinggap dan menari didalam perutku. Apakah benar yang dikatakan bocah ingusan ini? Atau dia hanya ingin membuatku merasakan kebahagiaan sesaat?.

"Aku sedang tidak ulang tahun Yolanda. Jadi kamu jangan mengada-ngadakan cerita"ucapku.

"Aku serius bodoh! Yolanda serius!. Kak Andre kemarin malam datang kesini menggunakan motor ninja yang sering ia gunakan untuk menjemputmu!"

Aku cukup tercengang mendengar perkataan Yolanda. Aku masih tak percaya dengan ucapannya. Tapi? Tadi malam juga Aku merasakan kehadirannya. Dia datang ke acara pernikahan yang tak ingin Aku inginkan. Aarrrgghhh!! Aku masih mencintaimu Andre.
.
.
.
.
.
.


Typo everywhere guys! Hati-hati

Forced MarriageTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang