ICE ANGEL. [H.I.A.T.U.S]

002

Hamparan awan yang mengembang indah di atas langit yang senja nan sejuk

Terdapat 7 tingkatan langit yang amat jauh dan luas.

Salah satunya langit ke 3, di mana seorang gadis berparas imut, tutur katanya lembut, dengan kulit seputih salju tinggal di tempat itu.

Tempat yang sangat jauh dari dunia manusia

Sangat indah, bak negeri dongeng.

Kebanyakan dari mereka adalah malaikat terkecuali Anastasya Ezelyn. Nama gadis yang berhasil lolos dari persembahan Raja Iblis, Bahamot.

Tak ada yang tau tentang dirinya selain Dorian. Sang malaikat penjaga anak-anak.

Sebagian dari mereka yang mengetahui dari mana dia berasal, atas perintah Dorian mereka harus tutup mulut agar sang gadis itu tidak lagi sedih dan terluka.

Dorian pun sangat sedih atas nasib yang sudah tertulis sebelum dia lahir ke dunia.

Gadis itu tengah duduk sendirian sembari membaca buku pemberian dari Malaikat itu.

Di tengah taman indah dengan hamparan bunga Mawar, Lily, Dan juga tulip yang berwarna-warni.

Gadis berambut hitam bagaikan malam, bola mata hitam besar serta bibirnya yang merah seperti darah menambah ke anggunan sang gadis di antara para malaikat lainnya.

Dia menjadi manusia pertama penghuni langit 3 itu.

Gadis itu tetaplah seorang manusia, umurnya baru 14 tahun. Saat umurnya sudah 16 dia baru di perbolehkan menjadi malaikat.

Di tengah sunyinya langit senja, datanglah seorang malaikat laki-laki yang kini menghampiri dirinya

"Ah...Putri Anastasya.. Ternyata kau ada disini rupanya, saya mencari anda di Istana tapi anda tidak berada di sana,"

sapa seorang malaikat laki-laki dengan sayap putih sebersih bulu angsa mendekati sang putri yang asik membaca buku sendirian.

"Ternayata kau... Ace, ada apa kau mencariku? Apa ada sesuatu hal yang penting?"

jawab sang putri panjang lebar.

"Bukan... Putri.. Atas perintah yang mulia Dorian. Saya harus membawa anda kembali ke istana karna saat langit akan mulai gelap, "

Ace menjelaskan alasannya datang menjemput Sang putri.

"Maafkan aku yang suka lupa waktu, Ace. Pasti Ibu sangat mencemaskanku,"
dengan raut wajah sedih atas kelalaiannya yang suka lupa waktu

"Yang Mulia pasti mengerti, Tuan Putri,"

"Baiklah, kita pulang sekarang . dimana kendaraanku, Ace"

"Saya sudah membawa Paula untuk menjemput anda juga, Putri,"