SENJA

156 13 4
                                    


Sesuai namanya, Senja Alexander Nugraha adalah seorang anak yang lahir dalam hangatnya senja, waktu dimana matahari sedang menuju peraduannya untuk sejenak mengistirahatkan diri.
Entah berhubungan atau tidak, Senja pun sangat membenci hawa dingin, ia mengidap alergi yang cukup aneh. Seluruh badannya akan berubah memerah, bengkak, dan nafasnya sesak seketika saat diterpa dingin.

Embun Kusuma Atmaja, wanita periang yang sangat suka pada tetesan air yang berada diujung dedaunan dipagi hari, ia tidak suka dengan cahaya matahari karena ia alergi dengan panas dan ia juga sebal karena matahari dapat menghilangkan saudaranya -ia menganggap embun yang menempel didaun adalah saudaranya. Yap, embun akan menghilang ketika matahari mulai bersinar.

Meskipun mereka berdua sangat berbeda, tapi mereka adalah sahabat yang sangat setia. Bahkan saat keluarga Senja pindah rumah, Senja memilih kamar dilantai tiga yang balkonnya berhadap-hadapan dengan balkon kamar Embun. Mereka sering berteriak dari balkon masing-masing hanya untuk membicarakan hal tidak penting semacam acara tv favorit mereka yaitu ChalkZone.

Hingga tak terasa persahabatan mereka sudah berlanjut hingga ke tingkat SMA.

Senja sebenarnya memendam perasaan suka pada Embun, tapi ia tak dapat mengutarakan perasaannya karena ia takut jika Embun menolaknya, hubungan persahabatan mereka lah yang terancam. Tidak! Senja tidak mau persahabatannya hancur hanya karena hal sepele.

Berkali-kali Senja menahan sakit ketika Embun bercerita bahwa ia sedang dekat dengan laki-laki. Dan yang terakhir adalah Embun berpacaran dengan Bintang, teman sekelasnya.

Senja hanya bisa memberikan senyum miris ketika Embun mengajaknya untuk ikut liburan dipuncak bersamanya dan juga Bintang. Ia tidak mungkin menolak ajakan sahabatnya itu tapi disisi lain ia juga tak sanggup menahan sakit yang akan ia rasakan ketika diterpa hawa dingin dan juga melihat Embun bermesraan dengan Bintang.

Dengan berat hati, ia pun memutuskan untuk ikut liburan itu, ia rela membahayakan dirinya sendiri hanya untuk menjaga Embun karena ia tak mau sesuatu yang buruk menimpa Embun yang selama ini selalu bersamanya.

Dalam setiap kesempatan, Senja selalu berusaha dekat dengan Embun yang membuat Bintang tak suka.

"Eh Senja, gue kasih tau ya kalo Embun itu pacar gue, lo gausah sok jagain dia. Gue tau, lo ada rasa kan sama dia? Hah! Kalo lo berani deketin dia lagi, gua gak akan segan buat bikin dia menderita!" Ancam Bintang. Ternyata selama ini Embun salah menilai orang ini, ternyata dia tidak sebaik apa yang selalu dia tampilkan didepan Embun.

"Maksud lo apaan? Dia itu sahabat gue. Awas aja kalo lo berani sakitin dia sedikit aja, lo bakal berurusan sama gue!"

"Tenang aja, selama lo jauhin Embun, dia bakal aman. Tapi kalo lo deketin dia lagi, jangan harap lo bisa liat senyum didirinya. Inget itu"

Senja sangat tersentak. Ia dilema. Ia sangat ingin melindungi Embun tapi ia tak bisa membahayakan keselamatan Embun. Akhirnya ia memutuskan untuk langsung pulang menuju Jakarta tanpa pamit terlebih dahulu dengan Embun. Tapi karena hari sudah larut, tidak ada kendaraan yang menuju Jakarta. Akhirnya ia mengurungkan niat dan kembali menuju penginapan.
Saat berbalik, ia melihat Bintang yang tersenyum sinis padanya.

"Kenapa lo balik lagi hah?" Teriak Bintang.

"Tenang aja gua gaakan deketin Embun, dan gue bakal balik besok"

"Ck! Lo bakal balik sekarang juga Senja! Lo bakal balik kerumah Tuhan!" Teriak Bintang lagi yang seketika itu langsung berlari menerjang Senja. Tubuhnya yang lebih besar dari Senja memudahkannya menumbangkan Senja. Dengan beberapa kali tinju di wajah dan perut akhirnya Senja pun pingsan.

"Lo payah Senja! Lo berlagak sok pahlawan mau lindungin Embun. Sama udara dingin aja lo bisa mati!"

Satu persatu pakaian hangat Senja dilepas oleh Bintang dan sekarang hanya mengenakan kaos tipis dan celana boxer, Senja masih tergeletak dalam keadaan pingsan.

SENJA [One Shot]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang