Karena senyuman pertamamu

17 3 0
                                    

{Playlist 》A Little Too Much - Shawn Mendes}

⭕⭕⭕💞⭕⭕⭕

"And you don't have to be afraid because we're all the same. And we know that sometimes it all gets a little too much."

⭕⭕⭕💞⭕⭕⭕

4 years ago

Azriel menutup kedua telinganya denga kedua tangannya. Ia memejamkan mata berharap yang sedang terjadi adalah mimpi yang menjadi bunga tidur. Berharap saat matanya terbuka ia berada didalam kamarnya dengan tenang. Berharap saat matanya terbuka ia sedang tertawa bahagia bersama keluarganya.

Namun saat matanya terbuka, yang dilihatnya adalah ibunya yang sedang terkapar dengan tubuh yang berlumur darah. Ia semakin berusaha menutup kedua telinganya agar tak bisa mendengar suara tembakan yang menggema di Villa milik keluarganya ini.

Yang Azriel tahu, ayahnya baru saja pergi beberapa menit yang lalu dan tak lama kemudian beberapa orang datang dan langsung menghabisi ibunya.


"AZRIEL!!" seruan dari seseorang membuyarkan lamunan Azriel tentang kejadian beberapa bulan yang lalu.

"Ada apa? Kau terlihat sedih," ucap anak yang berbeda 2 tahun dibawahnya.

"Bukan urusanmu," balas Azriel dingin.

Gadis kecil itu cemberut dan duduk dihadapan Azriel agar dapat menatap Azriel.

"Kau dingin sekali. Ada apa sih? Jangan membuatku bingung."

"Anak kecil sepertimu tak perlu tau," ucap Azriel dengan nada ketus.

"Heh, anak kecil katamu? Memangnya kau sudah besar, ha? Kau baru saja masuk SMP. Jangan bangga seperti itu ya!" Gadis kecil itu berdiri dan menatap Azriel sebal.

"Kau memang masih kecil, Ana. Kau tak seharusnya tau tentang masalahku ini," Azriel berkata dengan nada yang sedikit lebih tenang dibanding yang sebelumnya.

"Memangnya kenapa? 2 tahun lagi aku juga akan masuk SMP. Kau bisa memberitahuku sekarang."

"Akan ku beritahu nanti saat kau masuk SMP."

"Hei, kau harus menepati janjimu itu ya! Jangan sampai kau ingkari," gadis kecil itu mengacungkan jari telunjuknya didepan wajah Azriel.

Azriel menurunkan jari telunjuk milik Ana dan menggenggam tangan mungil itu erat.

"Tidak sopan menunjuk orang yang lebih tua darimu dengan jarimu, Ana," ucap Azriel lembut.

"Dan sekarang kau terdengar seperti seorang bapak tua yang sedang menasehati anaknya."

"Bukan, aku adalah kakak lelaki yang sedang mengajarkan adiknya tentang sopan santun."

Adik? Mungkin Ana harus belajar untuk berhenti sekarang. Saat dewasa nanti, akan ada lelaki yang dapat mencintainya dengan tulus daripada ia harus terus-terusan berharap pada Azriel.

⭕⭕⭕💞⭕⭕⭕

Azriel memasuki cafe kecil bernuansa cokelat itu dengan langkah gusar. Ayahnya baru saja memberitahu bahwa besok ia akan dipindahkan ke Jakarta. Dan melanjutkan SMAnya di Jakarta. Yang Azriel tau, disini terlalu banyak kenangan yang membuatnya berat untuk meninggalkan tempat ini.

"Ayah..." nada lirih dari seorang gadis membuat Azriel terhenti sejenak.

Azriel menatap seorang gadis yang sedang menggenggam erat selembar foto dan berusaha menahan tangisnya.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Apr 29, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

PindahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang