Wildan // Berharap kau tak sendirian

21 4 0
                                    

{Playlist 》Dear God - Avenged Sevenfold}

WARNING!!! Part ini banyak narasinya. Mudah-mudahan kalian nggak bosan deh yaa

⭕⭕⭕💞⭕⭕⭕

Author's Pov

2 minggu telah usai setelah obrolan singkat antara Wildan dan Zalfa. Kini sekolah seakan tenang karena tak ada lagi acara saling bentak yang setiap harinya terjadi antara Wildan dan Zalfa. Memang semenjak putus mereka bagai tak saling mengenal satu sama lain.

Aksi saling bentak pertama kali dimulai oleh Zalfa yang tak suka dengan tingkah Wildan yang selalu menegurnya akan ini dan itu. Mereka sudah putus dan itu artinya Wildan tak lagi memiliki hak sepenuhnya atas Zalfa.

Zalfa selalu menghindari Wildan. Karena setiap menatap mata tajam milik Wildan, ia selalu menangkap tatapan Wildan yang sangat ia benci. Tatapan penuh penyesalan dan kesedihan. Namun diwaktu bersamaan ia menangkap tatapan marah dan kesal dari mata Wildan.

"Zal!" Seru seorang lelaki. Zalfa mempercepat langkahnya menghindari lelaki tersebut.

Wildan menoleh keasal suara. Ia menatap Zalfa yang terlihat sedang menghindari lelaki yang tadi menyerukan namanya.

"Zal, tunggu," lelaki itu berhasil menyusul Zalfa lalu menahan lengannya.

"Ck, apaan sih, Azriel?!" Tanya Zalfa kesal.

"Panggil gue El, Zal. Azriel kepanjangan," ucap Azriel santai menghadapi Zalfa yang sedang kesal.

"Ck, gue nggak peduli. Lagian lo ngapain sih manggil-manggil gue?" Tanya Zalfa lagi.

Melihat El yang hanya terdiam membuat Zalfa berdecak lalu berjalan menjauhi El.

"Kasih gue satu kesempatan, Zal," perkataan pelan El membuat langkah Zalfa berhenti seketika.

"Hah?" Zalfa berbalik lalu menatap El dengan penuh tanda tanya.

El maju beberapa langkah menghapus jarak yang tadi memisahkan mereka.

"Kasih gue kesempatan, Zal. Biarin gue bantu lo membangun kembali hati lo yang dulu hancur. Gue-- gue serius sayang sama lo," Zalfa mengerjap masih tak bisa berfikir jernih. Ia menatap manik mata El.

El mengangkat tangannya menuju puncak kepala Zalfa lalu mengelus rambut Zalfa dengan penuh kasih sayang.

"Maaf, Zal. Gue bukan cowok romantis yang bisa bikin lo percaya sama gue. Tapi tolong, kasih gue kesempatan buat bikin hati lo kembali merasakan getaran yang sama saat dulu lo bersama Wildan. Tapi, kali ini hati lo akan merasakan getaran itu dengan nama gue yang tertulis disitu," ucap El lalu tersenyum kemudian berbalik meninggalkan Zalfa yang masih terpaku berusaha mencerna kata-kata El.

Wildan yang tak sengaja mendengar percakapan antara El dan Zalfa pun ikut terpaku ditempatnya. Ada sesuati yang mengganjal dihatinya.

Hatinya berdetak kencang lalu berdenyut seakan tertusuk benda tajam. Sebagian dirinya ingin menarik Zalfa agar tak berdekatan dengan El, lelaki yang sangat gencar mendekati Zalfa sejak hari pertama MOS.

Namun Wildan juga tak bisa melakukan hal itu. Hati Zalfa pernah terluka karenanya, hati Zalfa pernah hancur akibat ulahnya, hati Zalfa juga tak pernah terbuka kembali sejak hari yang ia kacaukan dulu.

Wildan menunduk sebentar lalu pergi menuju kelasnya. IPA 1. Namun, Wildan merasa aneh hari ini. Tak biasanya Zalfa datang ke sekolah jam segini. Biasanya gadis itu akan datang kesekolah 1 atau 2 menit sebelum bel masuk berbunyi.

Entahlah, mungkin semalam insomnia yang biasa dialami Zalfa tiap malah tak muncul. Jadi Zalfa bisa bangun lebih pagi.

"Wess, itu muka apa baju belum disetrika? Kusut amat," ejek Arfan saat melihat penampilan Wildan yang bisa dikatakan sedikit betantakan.

PindahTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang