Bagai sinar mentari yang menembus kegelapan hutan pinus , menyinari semua kegelapan , keraguan , dan memperlihatkan semua yang ada dalam bayang-bayang. Bahagia adalah kata asing yang sudah lama hilang dalam peredaran hidup ku , sungguh sebuah kata yang singkat dan terlihat mudah namun semu untuk dijangkau. Menjalani hidup dalam kelam , membuat ku menjadi bagian hitam putih klise kehidupan , memaksaku menjadi kelabu.
Berbalut kekelaman , menjadikanku tak mengenal kata sayang dan ketulusan . Lupa akan hangatnya sebuah cinta yang di berikan dari orang terkasih. Lama jemari ini tak ada yang menggenggamnya , yang kini dibiarkan terlihat pucat dan dingin.
Pernah ku percaya pada seorang pemuda , seorang yang gigih mengajari ku semua rasa cinta , kasih sayang , dan pemuda itu memberikannya secara tulus. Butuh proses tentunya , untuk membuat ku mengerti sebuah cinta yang dianggap tabu dan kasih sayang yang dianggapnya tak kentara. Tiga tahun lamanya , barulah saat itu aku mulai luluh untuk memberinya kepercayaan akan cinta dan kasih sayang ,pada pemuda yang tiada lelah dan jenuh untuk sabar menungguku.
Saat-saat menyenangkan bukanlah unjungnya, seperti buku dongeng yang sering diceritakan berakhir bahagia , bukan juga kotak musik yang akan memberi keindahan hingga nada terakhir. Ini kenyataan dimana hidup tidak selalu manis, saat-saat menyenangkan itu hilang bersamaan dengan hilangnya pemuda itu dari peredaran hidupku, meninggalkanku membuat ku merasa bodoh.
Seperti orang linglung , aku mencari pemuda tersebut dan yang kudapat hanyalah alamat sebuah komplek pemakaman yang sepi , jauh dari hirup pikuk dunia , dan terasa dingin. Kini perasaan jengah terhadap sandiwara kehidupan , lelah menjadi pemeran tak kentara dari diorama yang kelam.
Saat kelabu mewarnai kehidupan ku menjadi seperti dulu , monoton bagai bayangan tak bertuan. Tersadar aku yang kini berada dibagian dunia yang terang , jemari ini terasa hangat walau tak ada yang menggenggam. Lelah menjadi transparan mebuat ku memberanikan diri , untuk berpijak ke tempat yang lebih terlihat.
Kehidupan ku yang setenang sungai kini telah mencapai hulunya dan mulai menimbulkan ombak dilaut lepas.
KAMU SEDANG MEMBACA
Never Ending
Romanceketika aku bertemu dengan mu dalam kabut hayal ku .. ketika Bulan ada pada puncak peraduannya .. ketika sebuah doa terucap dibawah langit malam sebagai altarnya.. dan semua menjadi nyata.. -Widitya Amalia- Saat aku tertarik padamu.. Saat merasa m...