Prolog

10 0 0
                                    

Bagai sinar mentari yang menembus kegelapan hutan pinus , menyinari semua kegelapan , keraguan , dan memperlihatkan semua yang ada dalam bayang-bayang. Bahagia adalah kata asing yang sudah lama hilang dalam peredaran hidup ku , sungguh sebuah kata yang singkat dan terlihat mudah namun semu untuk dijangkau. Menjalani hidup dalam kelam , membuat ku menjadi bagian hitam putih klise kehidupan , memaksaku menjadi kelabu.

Berbalut kekelaman , menjadikanku tak mengenal kata sayang dan ketulusan . Lupa akan hangatnya sebuah cinta yang di berikan dari orang terkasih. Lama jemari ini tak ada yang menggenggamnya , yang kini dibiarkan terlihat pucat dan dingin.

Pernah ku percaya pada seorang pemuda , seorang yang gigih mengajari ku semua rasa cinta , kasih sayang , dan pemuda itu memberikannya secara tulus. Butuh proses tentunya , untuk membuat ku mengerti sebuah cinta yang dianggap tabu dan kasih sayang yang dianggapnya tak kentara. Tiga tahun lamanya , barulah saat itu aku mulai luluh untuk memberinya kepercayaan akan cinta dan kasih sayang ,pada pemuda yang tiada lelah dan jenuh untuk sabar menungguku.

Saat-saat menyenangkan bukanlah unjungnya, seperti buku dongeng yang sering diceritakan berakhir bahagia , bukan juga kotak musik yang akan memberi keindahan hingga nada terakhir. Ini kenyataan dimana hidup tidak selalu manis, saat-saat menyenangkan itu hilang bersamaan dengan hilangnya pemuda itu dari peredaran hidupku, meninggalkanku membuat ku merasa bodoh.

Seperti orang linglung , aku mencari pemuda tersebut dan yang kudapat hanyalah alamat sebuah komplek pemakaman yang sepi , jauh dari hirup pikuk dunia , dan terasa dingin. Kini perasaan jengah terhadap sandiwara kehidupan , lelah menjadi pemeran tak kentara dari diorama yang kelam.

Saat kelabu mewarnai kehidupan ku menjadi seperti dulu , monoton bagai bayangan tak bertuan. Tersadar aku yang kini berada dibagian dunia yang terang , jemari ini terasa hangat walau tak ada yang menggenggam. Lelah menjadi transparan mebuat ku memberanikan diri , untuk berpijak ke tempat yang lebih terlihat.

Kehidupan ku yang setenang sungai kini telah mencapai hulunya dan mulai menimbulkan ombak dilaut lepas.

Never EndingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang