01;; Dia

392 16 9
                                    

Wild - Troye Sivan

_____

Hari ini adalah hari dimana Aruna telah resmi menjadi murid SMA. Ia telah diperbolehkan memakai seragam putih abu-abu. Masa orientasi siswa telah selesai kemarin. Betapa senangnya ia sekarang. Ah bukan hanya Aruna yang senang, tapi semua murid baru merasakannya.

Aruna menelusuri koridor kelas sepuluh untuk mencari kelasnya. Aruna masih asing sebenarnya dengan sekolah ini, begitu besar dan luas.

Sesampainya di kelas yang diatas pintunya diberi papan nama kelas X Ipa 1, Aruna langsung memasuki ruang kelas itu.

Ternyata kelas sudah penuh. Semua murid yang berada di dalam kelas memandang gadis dengan rambut panjang sepinggang yang baru memasuki kelas itu. Aruna lantas menunduk. Ia tipe cewek pemalu. Sampai ada suara seseorang yang memanggil namanya.

"Aruna!!!"

Ternyata itu adalah Zara teman SMP Aruna. Tidak disangka Aruna bisa sekelas lagi dengannya.

Zara menepuk-nepuk kursi kosong disebelahnya, menandakan supaya Aruna duduk disitu.

"Makasih ya, Zar." Ucap Aruna sambil menaruh tas nya.

"Iya sama-sama. Lagian gue udah tau kalo kita sekelas, dan udah gue tebak lo pasti bakal datang telat, jadi gue sisain kursi buat lo. Baik kan gue? Hehe," kata Zara sambil terkekeh.

"Iya in aja deh biar seneng."

Sebenarnya pembelajaran hari ini belum efektif. Dikelas, Aruna sudah mengenal banyak teman. Bukan Aruna yang minta kenalan, tidak mungkin, karena Aruna pemalu. Tapi yang meminta kenalan adalah teman-temannya. Dan dengan senang hati Aruna menerimanya.

Sekarang Aruna dan Zara sedang berada dikantin. Ohiya jangan lupa juga dengan Raya dan Rachel teman barunya yang ikut bergabung.

"DEMI APA?! GUE DI CHAT KAKAK KELAS!!!" Teriak Zara heboh.

Untung saja teriakkannya tidak terdengar oleh anak-anak lain.

"Seriusan lo, Zar? Siapa, siapa?" Tanya  Raya sambil melihat ponsel Zara.

"Keren lo, Zar! Baru aja masuk udah ada kakak kelas yang nge chat." Puji Rachel.

Sedangkan Aruna menghiraukan itu. Ia tetap fokus terhadap makanannya.

Orlando PP : zara

Orlando PP : P

Orlando PP : P

Orlando PP : P

"Wah gue bales apa nih? Bantuin dong elah." Rengek Zara.

"Bales ya bales aja susah amat dah," timpal Rachel.

"Duh, suka grogi gini kalo dichat cogan, hm."

Zara pun membalas chat dari Orlan.

Zara Padantya : iya kak?

Orlando PP : enggk hehe, cma mau blng kalo lo minat ekskul basket, lo bisa daftar ke gue, atau nanti pulang sekolah kumpul dikelas 11 ips 2

Orlando PP : katanya kan lo jago basket ya pas smp? Ayolah gabung.. buat harumin nama sekolah kitaa 😚

Orlando PP : Eehg salah emot, harusnya gini: 😉

Selesai membacanya Rachel langsung tertawa ngakak. "HAHAHAHAHAHA! Anjir gue ngakak ya Allah. Itu sih dia nawarin ekskul!"

"Lo kepedean Zara!!!! Anjir wkwk," Raya pun tak kalah ngakak dari Rachel.

"Ihhh kan kirain ada apa gitu," Zara menutup mukanya yang sudah memerah karena malu.

"Udah gak usah malu gitu kali, Zar! Kalo sama kita gak usah malu-malu! Asal jangan malu-maluin, wkwk." Ucap Raya sambil tertawa.

"Au ah kalian! Harusnya kaya Aruna dong. Dia gak ngetawain gue," Zara mengerucutkan bibirnya dan melirik ke arah Aruna.

"Kata siapa? Justru Aruna yang pertama kali ngakak wkwkwk," Rachel menimpali.

Aruna memang sudah tertawa terpingkal tadi. Inilah yang harus di hindari saat jadi anak baru disekolah. Kalau dichat oleh kakak kelas, jangan keduluan geer, toh dia cuma mau nawarin ekskul.

"Tapi, kok lo kenal sama kak Orlando sih? Dia kan bukan osis." Tanya Raya. Raya tidak tahu Orlando itu yang mana. Dia kan anak baru, paling yang ia tahu hanya anak-anak osis yang kemarin membimbing mos. Dan mengapa Zara bisa mengetahui Orlando?

"Oh itu! Soalnya salah satu dari geng kak Orlan itu kakak kelas gue waktu SMP. Siapa ya nama nya eumm ... lupa lagi. Nah gue kemarin nyapa dia, sksd aja gitu, pedahal gue lupa namanya, wkwk. Terus gue mintain id line mereka satu-satu, karena gue tau mereka itu famous disekolah ini. Apalagi kakak kelas gue yang waktu SMP itu. Gue juga gak nyangka bisa satu sekolah lagi sama dia." Jawab Zara.

Aruna yang mendengar kata 'Kakak kelas gue waktu SMP' yang baru saja di ucapkan oleh Zara, seketika ia terhenti dari kegiatannya.

"Kakak kelas waktu SMP? Siapa, Zar?" Tanya Aruna hati-hati.

"Ya itu gue lupa! Yang itu loh, Na! Yang famous banget waktu di SMP! Yang tinggi-tinggi itu! Terus rambutnya suka dijambul! Yang kelas sembilannya didepan kelas kita pas kelas delapan! Aduhh gue lupa namanya! Tapi gue inget mukanya," deskripsi Zara.

"Siapa? Lo kok pikunan gitu. Setau gue di SMP banyak banget yang famous," kata Aruna sambil berfikir.

Setau Aruna kakak kelas nya waktu SMP yang famous itu banyak. Salah satunya adalah dia. Dia yang selama ini belum pernah menghilang dari pikiran Aruna. Dia yang selama tiga tahun ini membuat hati Aruna bertumpuan. Dia yang satu tahun belakangan ini tidak pernah Aruna temui. Apakah orang yang dimaksud Zara adalah dia?

"Nah! Itu orang nya, Na! Itu tuh kak Orlan yang lagi minum teh poci! Yang disebelahnya itu kan kakak kelas kita waktu SMP! Anjir!!!! Makin bangsat aja tuh si kakak!" Tunjuk Zara.

Kak Ariq?! Pekik Aruna dalam hati. Jantung nya saat ini serasa akan jatuh ke perut. Melihat seseorang yang sudah satu tahun tidak ia temui.

Ternyata rasanya masih sama ketika aku melihat kakak, dari dulu sampai sekarang. Perasaan itu masih ada. Dan tidak akan pernah hilang. Sebuah keajaiban aku bisa melihat kakak lagi. Terima kasih tuhan.

Si PemaluTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang