Siapa yang tidak bosan saat jam pelajaran? mungkin hanya sebagian orang yang menikmatinya. Beberapa diantara mereka ada yang mendengarkan, bercanda bersama teman, bahkan yang lebih parahnya lagi adalah tidur.
Thamara Mia, aku seorang pelajar yang saat ini duduk di bangku SMA tingkat senior. Berarti sebentar lagi aku akan melaksanakan ujian nasional.
Kayla Sarahani adalah sahabatku sejak kelas pertama SMP. Pertama kali kami bertemu adalah disaat masa orientasi siswa. Perempuan yang berdiri di sudut dinding koridor memiliki rambut hitam legam, berkulit putih ala Asia Tenggara, dan mata yang tidak amat sipit itu terlihat sedikit gelisah. Aku pun juga begitu.
Ku ingin sekali mencari teman baru namun gengsi mengalahkan niatku. Tetapi sepertinya ia mendapati diriku merasa gelisah juga dan pada akhirnya menghampiriku.
"Hai, nama mu siapa?" tanyanya. Dengan sedikit terkejut aku pun membalas,
"Oh! Thamara hehe.. panggil aja Mia".
Kehenigan pun terjadi. Aku hanya bisa memasang senyum kecut dan memaling-malingkan pandanganku karena aku tidak ingin menatap matanya.
"Hmm gue Kayla. Eh! Jangan kaku gitu dong, liat deh kaka OSIS nya ganteng-ganteng ya" balas Kayla dengan nada bercanda.
Disitulah kami bertemu dan sampai sekarang tetap bersama. Hari yang ku lewati bersamanya memiliki pengalaman yang cukup seru. Sesampai-sampainya kami mempunyai tempat persembunyian rahasia yang tidak boleh diketahui siapapun.
"Pulang nanti, gue mau nunjukkin lu sesuatu di tempat 'biasa' ya" bisik Kayla saat pelajaran IPS.
"Apaan tuh? disini aja" jawab ku dengan malas.
"Udahlah pokoknya ini spesial dan cuman lu yang boleh tau" kata Kayla yang membuatku mulai penasaran.
BAMMM!
Hampir saja jantungku berhenti berdetak. Bu Sri, guru killer, kelas kami ini memang peka terhadap lingkungannya. Walaupun berbisik dengan sangat pelan, ia bisa mendengar apapun yang menimbulkan suara di sekelilingnya. Karena itulah Kami memanggilnya dengan sebutan 'Mad Ninja'.
"Kamu! udah tau nilai kamu turun masih aja mau ngobrol, bukannya peratiin!" bentak bu Sri.
"Maaf bu tapi tadi.." Kayla hendak membela dirinya namun bu Sri menyelaknya.
"Liat nilai kamu aja kemarin 50! jangan sok-sok ngobrol berdua deh, kamu juga seharusnya diemin aja tuh samping kamu."
Bu Sri membalikkan badannya kemudian menggerutu kesal. Ia berjalan ala-ala madam yang terkenal akan kesombongannya. Kayla pun menyikut-nyikut tangannya padaku seperti memberi kode.
"Apee sih?!" bisikku. Wajah Kayla dibuat-buat seperti monyet dan berpura-pura marah seperti bu Sri yang telah ia lakukan pada kami. Aku pun tidak sanggup melihat wajahnya lagi.
"BHAH HAH HA Ah ah ah ah" aku tertawa lepas.
Sampai disinilah bu Sri menoleh kepada kami dengan wajah merah padam. Ia berjalan kembali ke meja kami seakan-akan dalam 2 detik kepala kami siap dipenggal.
"Semoga besok gue masih bisa liat kalian ya" bisik Jono, si kutu buku, yang duduk tidak jauh di sampingku.
"KELUAR KALIANNNN!" bentak bu Sri kebengisan.
***
"Lu sih pake ngobrol pas jam segini" jengkelku pada Kayla sambil berdiri di depan pintu kelas.
"Kok jadi gue sih, you know lah Bu Sri kayak gimana. Buku jatoh dikit langsung protes"
"Ah! kalo lu nggak gaya kayak monyet gitu, gue juga nggak bakal bengek kali. Hah~" lelahku.
"Jadi tadi lu mau ngasih tau gue apaan? mumpung disini" tanyaku.
"Kan udah dibilang. Di tempat biasa, Thamara Mia" Ucap Sarah sambil menghela nafas.
Tak banyak yang kami lakukan di luar kelas. Sekolah kami tidak menyediakan fasilitas bangku untuk koridor. Sebagian murid mengeluh karena tidak ada tempat untuk menaruh barang jika mereka merasa pegal. Terutama yang ransel kami. Jadi kami memutuskan untuk duduk di lantai.
"Ke kantin yuk" Ucap Kayla memecahkan keheningan.
"Lu emang gila ya? baru aja dihukum malah nyari mati lagi" kataku. "lebih tepatnya nyari kuburan".
"Alah nanti juga nggak bakal ketahuan, laper nih" Sebenarnya aku juga merasa lapar. Berhubung aku belum sarapan pagi, aku memutuskan untuk menyerah dan pergi ke kantin bersamanya.
***
Sesampai di kantin, aku memesan nasi goreng langgananku dan air putih biasa. Sementara Kayla memesan batagor dan jus jeruk. Aroma nasi goreng langsung membuat perut ku berbicara. Aku bisa melihat wajah Kayla yang penuh bahagia hanya karena melihat batagornya.
"Eh lu udah tau belom? katanya nanti ada anak baru lho" Ujar Kayla.
"Lho? kan bentar lagi mau ujian" kataku bingung.
"Ya emangnya kenapa? kita baru aja naik kelas 9. Nggak ada salahnya kan? katanya sih cowo, gue jadi penasaran tuh cakep nggak ya" Tanya Kayla selagi mulutnya penuh dengan batagor.
"Yah elah princess penaksir cowok mulai lagi deh" sindirku.
"Gue pernah sekilas liat mukanya lewat foto dan namanya itu..." seketika Sarah berhenti berbicara. Ia terlihat panik seperti telah melihat hantu dihadapannya.
"Ada apa?" tanyaku. Kayla menunjuk ke belakangku dan aku pun melihat seseorang menghampiri kami berdua.
KAMU SEDANG MEMBACA
Air, Bintang, dan Ketenangan
Teen FictionPerempuan bernama Mia mengetahui kalau ayahnya telah didiagnosis mengalami kanker otak. Tak lama kemudian, ayahnya pergi meninggalkannya. Namun sebelum itu ia diberi pesan untuk melanjutkan hal yang ayahnya tidak sempat lakukan. Yaitu Air, Bintang...